Bidik Varietas Lokal Unggulan, Karanganyar Gelar Festival Durian

tegas.co., KARANGANYAR, JATENG – Keberadaan durian di Kabupaten Karangnyar, Solo, Jawa Tengah (JATENG), yang melimpah menjadi potensi tersendiri untuk mengembangkan bibit unggul lokal yang berkualitas. Salah satu cara yang dilakukan Karanganyar  untuk mencari durian lokal yang unggul dengan menggelar festival durian 2017.

Bidik Varietas Lokal Unggulan, Karanganyar Gelar Festival Duria
Bidik Varietas Lokal Unggulan, Karanganyar Gelar Festival Duria FOTO: BISMA

Tak kurang dari 5000 buah durian dari berbagai petani yang tersebar di Bumi Intanpari dihadirkan di Terminal Mbangun Mahkutoromo, Karangpandan, untuk ikut kontes menjadi durian lokal yang terbaik. Faktor ketebalan daging, rasa, tekstur serta bentuk yang menarik menjadi prioritas dalam penilaian dewan juri.

Iklan KPU Sultra

“KIta beruntung, tahun ini bisa menggelar festival durian, setelah dua tahun berturut-turut gagal panen durian karena cuaca. Durian lokal Karanganyar yang melimpah diberbagai kecamatan harus dioptimalkan, dan menjadi produk unggulan Kabupaten,”  ucap Wakil Bupati Karanganyar Rohadi Widodo saat memberikan sambutan di festival durian, Kamis (4/1/2018).

Lebih lanjut Rohadi menjelaskan, tujuan festival durian yang hanya menghadirkan durian lokal Karanganyar itu tak lain untuk mencari varietas terbaik. Setelah muncul juara, durian lokal  lereng lawu ini diharapkan mampu dikembangkan untuk menjadi produk unggulan, sehingga bisa mewakili Karanganyar maju ke tingkat provinsi maupun nasional.

“Saya harap, dari dinas pertanian bisa mengecek tanaman durian lokal yang jadi juara. Bagamana varietas durian lokal juara di Karanganyar  nanti bisa dikembangkan dan menjadi produk unggul,”urainya.

Sarjana Pertanian itu mengungkapkan, penelitian durian lokal untuk mencetak varietas unggulan ini  dapat dilakukan dengan melakukan observasi kultur jaringan. Yakni penelitian kualitas duriang lokal masing-masing.

“Seperti mana durian yang dagingnya tebal, pulen, rasa manis dan pahitnya kuat, serta durian yang ponggenya kecil dan dagingnya tebal. Kalau masing-masing itu bisa digabungkan dalam satu buah, tentu akan menjadi durian lokal varietas unggulan,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Karanganyar Supramnaryo menambahkan,  festival durian 2017 diikuti 26 petani durian lokal asli Karanganyar, yang ditunjukkan dengan identitas serta foto pohon durian yang dilombakan. Festival Durian Karanganyar menghadirkan 3 dewan juri yang sudah memiliki pengalaman dalam penilian durian.

Selain untuk memunculkan durian lokal unggul, festival durian juga untuk menggeliatkan ekonomi, terutama petani durian. Sebab, durian yang selama ini dikenal sebagai raja buah, memiliki daya tarik yang kuat. “Meski harganya yang cukup mahal, durian tetap memiliki penikmat tersendiri. Pecinta durian pasti mau membeli harga berapapun, asalkan rasa yang didapatkan sebanding dengan uang yang dikeluarkan,” katanya.

Bagi pengunjung, selain dapat menyaksikan langsung festival durian dan penilian dewan juri, panitia menyediakan lelang durian. Durian yang dilelang  juga merupakan produk durian lokal Karanganyar, yang sebagian besar diantaranya menjadi peserta festival durian. “Lelang durian ini kita hadirkan untuk mewadai pecinta durian yang ingin langsung menyantap di lokasi festival durian. Satu tenggok berisi 10 buah durian dilelang mulai harga Rp 650.000 sampai penawar tertinggi,” imbuhnya.

Ditambahkan, festival durian lokal Karanganyar  memutuskan, Wando, warga RT 03/RW I, Dusun Garet, Desa Pendem, Mojogedang, menjadi h juara I dan berhak mendapatkan uang pembinaan Rp 2 juta. Sedangkan juara II diraih Wardoyo warga Pablengan, Matesih,  yang berhak  Rp 1,5 juta.  Untuk juara III diraih Paino, warga Genengan, Jumantono, yang membawa hadiah Rp 1 juta.

“Masing-mising juara selain mendapatkan uang pembinaan, juga mendapatkan piala dan piagam perhargaan. Kedepan, ketiga durian juara ini akan dilakukan penelitian lebiih lanjut untuk melahirkan varietes durian lokal yang unggulan,” pungkasnya.

REPORTER: BISMA S KURNIAWAN

PUBLISHER: MAS’UD

Komentar