Dua Warga Tewas Disambar Petir

tegas.co., KOLTIM, SULTRA – Dua warga tewas seketika akibat disambar petir di desa Lowa, kecamatan Lambandia, Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra), sekitar pukul 13.00 wita Senin (8/1/2018) kemarin.

Dua Warga Tewas Disambar Petir
Korban petir, Muhammad Arya Ramadhan FOTO: ISTIMEWA

Keduanya berada dalam gubuk dipersawahaan, bernaung karena hujan deras yang disertai petir.

Diketahui kedua warga itu bernama Juma (33), warga desa Nelombu, kecamatan Mowewe dan Muhammad Arya Ramadhan (8), warga Desa Penanggo, Kecamatan Lambandia, Kolaka Timur Sultra.

Peristiwa itu bermula saat Juma menggarap sawah milik kakaknya bernama Baharuddin di desa Lowa, Koltim.

Korban Juma menghubungi kakaknya untuk diantarkan makan siangnya. Baharuddin kemudian mengajak istri dan anaknya, Muhammad Arya Ramadhan untuk mengantarkan makanan tersebut.

Dalam perjalanan Baharuddin dan istrinya singgah bernaung di salah satu tempat akibat hujan deras sebelum sampai ke tempat korban Juma menggarap sawah.

Meski hujan deras, Baharuddin kemudian menyuruh anaknya, Muhammad Arya Ramadhan untuk mengantarkan makanan ke tempat korban Juma menggarap sawah.

Di persawahan tersebut terdapat gubuk, Juma dan Arya Ramadhan pun bernaung untuk makan siang. Namun tak disangka, keduanya tewas setelah disambar petir.

Mengetahui Juma dan Arya Ramadhan tewas disambar petir, keluarga tak mampu manahan kesedihan. Isak tangis mengiringi kepergian orang yang dicintainya.

Kasat Reskrim Polres Kolaka, Sultra AKP I Gede Pranata W yang dikonfirmasi wartawan tegas.co menjelaskan, kedua korban pertama kali ditemukan oleh ayah Arya Ramadhan bernama Baharuddin.

Kedua korban mengalami seperti luka bakar bagian pundak, leher dan dada.

“Jadi korban ditemukan oleh Baharuddin Kakak Juma atau ayah dari Arya Ramadhan,” jelas I Gede Pranata.

Kini kedua korban dikebumikan pihak keluarga di pemakaman umum, desa Penanggo, kecamatan Lambandia, Koltim secara berdampingan pada Selasa (9/1/2018) siang ini.

REPORTER: ASDAR LANTORO

PUBLISHER: MAS’UD

Komentar