Telan Anggaran Milyaran Pembangunan Irigasi di Butur Belum Berfungsi

tegas.co., BUTUR, SULTRA – Harapan petani Kabupaten Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk menikmati saluran irigasi sebagai sarana penunjang dalam upaya peningkatan hasil produksi hingga saat ini belum dinikmati.  pasalnya saluran irigasi tersebut tidak dapat dimanfaatkan.

Aplikasi tegasco
DOWNLOAD DISINI APLIKASI tegasco,gratis (Klik saja gambar tegasco

Sebut saja irigasi Desa Wa Ode Angkalo dan Desa Gunung Sari Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara,  pembangunan irigasi kedua desa ini telah menelan anggaran milyaran rupiah namun sayangnya irigasi yang dibangun dan telah menggalami beberapa kali peningkatan pembangunan tersebut sama sekali tidak berfungsi.

Iklan ARS

Menurut Sunarto toko Pemuda Bonegunu menjelaskan beberapa tahun sebelumnya di kedua desa ini telah di bangun irigasi dengan sistem pompa lorendz, dengan mengandalkan sumber air dari sungai kemudian disedot ke bak penampung air yang diteruskan ke saluran pipa pembagi menuju areal persawahan.

Namun niat baik pemerintah dalam upaya meningkatkan hasil tani dan taraf hidup petani kandas, irigasi sitem pompa lorendz tersebut gagal.

“Pembangunan irigasi ini mubazir hanya habiskan anggaran saja tapi tidak berfungsi.  Kalau saya tidak salah tiga kalimi ini di anggarkan,  tapi yang saya ingat betul tahun 2014 dianggarkan 1 Milyar lebih,  habis itu tahun lalu (2017) di angkalo Rp.  800 juta dan Gunung Sari Rp.  1,8 Milyar tapi sampai sekarang tidak berfungsi juga,”terang Sunarto.

Tahun 2017 lalu pemerintah Kabupaten Buton Utara kembali menggelontorkan dana peningkatan irigasi kedua desa tersebut. Tak tanggung-tanggung pemerintah mengalokasikan dana milyaran rupiah.

Desa Wa Ode Angkalo peningkatan irigasi mendapat alokasi anggaran sekitar rp.  800 juta dan Desa Gunung Sari sebesar rp. 1,8 Milyar.  Namun lagi-lagi peningkatan saluran irigasi kedua desa tersebut hingga saat ini belum selesai, meski telah menyeberang tahun. Lanjut Sunarto.

Pembangunan peningkatan irigasi kedua desa tersebut yang di anggarkan tahun lalu telah diadukan kepihak penegak hukum atas dugaan kesalahan konstruksi dan masih dalam tahap penyelidikan.

Kaslan seorang petani menjelaskan sebelumnya rencana pembangunan peningkatan irigasi kedua desa tersebut dengan sitem pompanisasi ini telah mendapat penolakan warga setempat,  karena dinilai hanya menghabiskan anggaran.

Penolakan warga ini bukan tanpa alasan, karena irigasi dengan sitem pompanisasi ini sebelumnya telah dilakukan namun tidak dapat difungsikan.

Meski mendapat penolakan keras dari warga pemerintah tetap melanjutkan rencana pembangunan peningkatan irigasi tersebut dan pada kenyataanya irigasi tersebut belum bisa dimanfaatkan.

“Dari awal perencanaan irigasi ini kami sudah tolak,  sistemnya sama dengan yang dibangun sebelumnya tidak berfungsi juga makanya kita tolak.  Masih ada arsip penolakan kami ditanda tangani kelompok tani diketahui kepala desa dan kami tembuskan lansung ke Bupati,”jelas Kaslan.

REPORTER: MIRDAT

PUBLISHER: MAS’UD