tegas.co., KENDARI, SULTRA – Pasangan suami istri (Pasutri) Yayasrin (23) dan Silvina Dewi (19), warga jalan Balai Kota II, kelurahan Pondambea, kecamatan Kadia, kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) melahirkan bayi kembar siam berjenis kelamin perempuan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari. dimana kondisi bayi lengket dari dada hingga perut, Senin (12/3/2018).
Kondisi kedua bayi sehat setelah menjalani persalinan dan memiliki berat 5 kilo gram, dengan panjang 37 centi meter, namun malangnya karena mengalami kembar siam.
Kedua bayi ini harus dirujuk ke Rumah Sakit Dokter Sutomo, Surabaya untuk dilakukan oprasi pemisahan.
Orang tua bayi yang kesehariannya bekerja sebagai sopir tembak tak memiliki dana untuk biaya transportasi yang besarannya mencapai 30 juta rupiah.
Bayi embar siam ini mendapatkan perawatan di ruang perinatologi, gedung teratai, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.
Kedua bayi malang yang berlum memiliki nama tersebut, lahir dengan dada hingga perut melengket, sehingga keduanya berada dalam satu tabung incubator yang di bantu dengan alat pernapasan.
Pihak rumah sakit telah melakukan penanganan medis, dengan melakukan perawatan insentif terhadap bayi kembar siam tersebut, namun untuk melakan oprasi pemisahan, pihak Rumah Sakit Daerah Kota Kendari tak memiliki dokter ahli dan peralatan lengkap, sehingga ke dua bayi tersebut harus di rujuk ke rumah sakit dokter Sutomo Surabaya.
Tonton videonya disini
Kondisi bayi kembar siam berjenis kelamin perempuan hingga kini dalam keadaan sehat dan memiliki berat 40 kilogram dengan panjang 37 centi meter,”Selanjutnya pihak rumah sakit menunggu kesiapan pihak keluarga bayi kembar siam untuk segera dirujuk,”terang Asridah Mukkadim selaku Direktur Rumah Sakit Umu Daerah Kota Kendari.
Sementara itu, ayah bayi kembar siam, Yayasin yang keseharianya bekerja sebagai sopir tembak mengaku tidak memiliki biaya transportasi dan akomodasi untuk merujuk kedua buah hatinya tersebut, karena membutuhkan biaya mencapai 30 juta rupiah lebih.
“Untuk sampai ke Rumah Sakit dokter Sutomo Surabaya, bayi kembar ini memerlukan 4 tabung oksigen yang akan digunakan di atas pesawat, hingga saat melakukan transit,”imbuhnya.
Yayasin menambahkan, untuk biaya operasi pemisahan semua ditanggung oleh BPJS, namun untuk biaya transportasi dan tiket perawat selama di perjalanan, pihak keluarga sama sekali tidak memiliki uang, sehingga pihak keluarga masih bingung untuk mencari pinjaman.
Bayi kembar siam pasangan Yayasin dan Silvina Dewi merupakan anak pertama yang dilahirkan oleh pasangan pasutri ini.
REPORTER: FT
PUBLISHER: MAS’UD