Dispar Konsel Gelar Workshop Penguatan Pengrajin Limbah Kayu

Dispar Konsel Gelar Workshop Penguatan Pengrajin Limbah Kayu
Suasana Workshop Penguatan Kelembagaan Pengrajin Limbah Kayu Yang Digelar Oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Konsel FOTO: HUMAS PEMDA KONSEL

tegas.co. KONSEL, SULTRA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Pariwisata (Dispar) menggelar kegiatan Workshop penguatan kelembagaan bagi pengrajin limbah kayu yang berada di daerah itu , bertempat di Green Hotel Potoro, Senin (26/3/2018).

Workshop ini pula dilaksanakan pasca ditetapkannya Kabupaten Konsel sebagai kabupaten/kota kreatif, dengan pemanfaatan limbah kayu oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) RI Tahun 2017.

Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Konsel, Mahar Buburanda Imran, SH MH melalui Kepala Bidang Ekonomi Kreatif, Suartin, S.Pd MM menyampaikan bahwa, kegiatan workshop ini merupakan upaya untuk memperkuat dan membina kelembagaan pengrajin kayu yang ada di wilayah Konawe Selatan.

“Jadi, sejak tahun 2016 kami bersama Bekraf RI telah melakukan pembinaan kepada 5 kelompok pengrajin limbah kayu yang berada di Desa Pangan Jaya dan Desa Iwoi Mendoro.  Alhamdulillah respon pihak Bekraf sangat positif terhadap potensi bahan baku dan sumberdaya yang ada di Kabupaten Konsel,” ujar Suartin.

Pada Tahun 2017, lanjutnya, pengrajin Konsel telah mendapat bantuan peralatan kerajinan limbah kayu dari Bekraf RI.

Selain itu, sambung dia, Konsel juga telah membuat Brand untuk produk-produk yang dihasilkan oleh kelompok pengrajin binaan Bekraf Konsel dengan nama “anoart”. Dan produk-produk tersebut telah dipasarkan ke sejumlah daerah di Indonesia seperti Jogyakarta,  Jakarta,  dan daerah-daerah lain.

“Diantara produk produk yang banyak di pesan adalah alat peraga edukatif bagi Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD), juga aksesoris-aksesoris untuk souvenir,” terangnya.

Lebih jauh, Suartin menjelaskan bahwa Workshop kali ini turut di hadiri oleh pengrajin pemula dari Desa Puuasana, Watumerembe dan Desa Namu, serta organisasi pemerhati ekonomi kreatif diantaranya, Twins Artwork dan 2yu laver.

“Kami berharap terjadinya pertukaran dan sharing ilmu pengetahuan, terkait dengan pembuatan produk kreatif berbahan dasar limbah kayu menjadi produk berdaya saing,” harapnya.

Sementara itu, salah seorang pengrajin limbah kayu, Abd Rasyid mengaku telah banyak merasakan dampak dari pembinaan yang dilakukan badan ekonomi kreatif Indonesia dan Dinas Pariwisata Kabupaten Konawe Selatan.

“Saya sangat terbantu dengan pembinaan ini, saya dan teman-teman pengrajin banyak mendapatkan pengetahuan dan wawasan dalam membuat berbagai desain yang dibutuhkan masyarakat,  karena selama ini kami tidak memperhatikan pemanfaatan dari limbah kayu,” tandasnya.

REPORTER: MAHIDIN

PUBLISHER: MAS’UD

Komentar