Viral, Karena Alkohol, Aksi Spontan Sekelompok Pemuda di Kota Baubau Anarkis

Viral, Karena Alkohol, Aksi Spontan Sekelompok Pemuda di Kota Baubau Anarkis
Kapolres dan Dandim Kota Baubau bersama Walikota dan sejumlah pekabat kota Baubau FOTO: X

tegas.co., BAUBAU, SULTRA – Jumat 30 Maret 2018 sekitar pukul 16.30 wita di seputaran Jembatan Gantung Kelurahan Nganganaumala Kecamatan, Batupoaro Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) terjadi aksi spontanitas kelompok pemuda Kelurahan, Wameo.

Aksi spontanitas tersebut terjadi setelah pemakaman  Muhammad Ridwan, korban tindak pidana penganiayaan menggunakan senjata tajam yang mengakibatkan meninggal dunia pada Jumat 30 Maret pukul 02.00 wita di Jl. Hayam Wuruk Kelurahan, Wameo Kecamatan Batupoaro Kota Baubau.

Iklan KPU Sultra

Kronologis kejadian itu pada pukul, 16.30 wita di jembatan gantung kelompok pemuda Kelurahan Wameo seusai pemakaman korban M Ridwan spontanitas secara bersama-sama mencoba untuk berbuat anarkis yang terdeteksi sebagian besar mereka dibawah pengaruh minuman beralkohol dan membawa senjata tajam berupa parang dan busur.

Namun aksi tersebut dapat dihalau oleh pihak Polres Baubau dan Personil Kodim 1413 Buton yang dipimpin langsung oleh Kapolres Baubau AKBP DANIEL WIDYA MUCHARAM, SIK, M.PA bersama Dandim 1413 Buton LETKOL INF. DAVY DARMA PUTRA serta BKO dari Polres Buton dan Brimobda Batauga.

Dalam rangka menghalau aksi tersebut Personel yang diturunkan dalam mengamankan situasi, Polres Baubau 60 orang, Polres Buton 30 orang, Brimob 22 orang, Kodim 20 orang, Posal 5 orang.

“Kami sampaikan bahwa kondisi Kota Baubau hingga saat ini dalam keadaan kondusif dan dihimbau kepada masyarakat agar tidak mempercayai isu-isu yang menyesatkan, khususnya di media-media sosial dan tidak ikut-ikutan menyebarkan berita-berita hoax tentang situasi kota Baubau yang rawan, kami tegaskan Kota Baubau dalam keadaan Kondusif,”tegas Kapolres.

Dilansir dari salah satu media online, Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra), Brigjen Pol Iriyanto, meminta pelaku penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia MR, warga Kelurahan Wameo, Kota Baubau beberapa waktu lalu agar segera menyerahkan diri. Perwira tinggi ini juga mengimbau kepada masyarakat agar menahan diri dan tidak terprovokasi.

Menanggapi aksi warga yang sempat ricuh, Jumat (30/3/18), menurut Brigjen Iriyanto merupakan aksi spontanitas, empati dan belasungkawa yang mendalam sehinga timbulnya kejadian tersebut. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau agar kekerasan dan penganiayaan jangan sampai terjadi lagi. Apalagi masyarakat Baubau dianggap sebagai masyarakat religius.

“Jelas itu merupakan suatu pelanggaran hukum penganiayaan berat yang mengakibatkan meninggal dunia, itu pelakunya harus di hukum. Kami harapkan kepada tersangka agar menyerahkan diri, jelas polisi akan bertindak keras dan tegas kalau tidak menyerahkan diri. Kami juga masih dalam pendalaman kasus ini. Indikasi sudah didalami,” tegas Brigjen Pol Iriyanto kepada wartawan di Polres Baubau, Sabtu (31/3/18).

Untuk menjaga keamanan dan stabilitas, Kapolda yang belum lama dilantik ini mengimbau kepada masyarakat agar sekiranya dapat meningalkan budaya minum-minuman keras dan kebiasaan membawa senjata tajam, sebab hal seperti itu yang dapat membuat overconfident (terlalu percaya diri) dan melangar hukum.

“Kalau membawa sajam sesuai peruntukkannya lah, razia sajam menjadi suatu kewajiban untuk menjaga keamanan di Kota Baubau ini,” katanya.

Menurut Kapolda, masyarakat Kota Baubau harus bisa menahan diri, tidak boleh terprovokasi terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan perpechan. “Masyarakat harus menahan diri dan jangan terprovokasi karena masyarakat Baubau merupakan masyarakat religius,” imbau Brigjen Pol Iriyanto.

Untuk diketahui, sebagai rasa simpatik, Kapolda Sultra juga ikut melayat di rumah duka di Kelurahan Wameo

SUMBER

MAS’UD

Komentar