tegas.co., MUNA, SULTRA – Girman (35) seorang nelayan Warga desa Lagasa, Kecamatan Duruka, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), yang hilang pada saat melaut diperairan selat buton sejak 16, Mei 2018, memiliki istri bernama Jumiati (32) mereka menjalin hubungan sepasang suami istri sudah delapan tahun lebih dan dikaruniai 3 orang anak.
Anak pertamanya bernama Putri, berumur 7 tahun yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Anak kedua bernama Cinta yang masih duduk juga di bangku SD, berusia 6 tahun, sementra itu Anak Bungusunya laki-laki bernama Boi Sugirman yang baru berusia 2 setengah tahun.
Keluarga kecil ini untuk kehidupan sehari-harinya hanya menggantungkan diri dari penghasilan Girman sebagai nelayan.
Saat ditemui oleh tegas.co, Sabtu 19 mei 2018, sekitar pukul 18.30 wita di rumahnya, istri korban Jumiati menjelasakan, sambil dengan beban kesidihan menceritakan krnologis ketika suaminya meninggalkan rumah untuk memukat ikan tidak ada firasat kalau suaminya akan terjadi sesuatu.
“Pada saat itu kita sementara baca-baca puasa kita sambil nonton sidang isbat dalam televisi itu ternyata tidak jadi puasa, jadi dia bilang belikan dulu saya solar, kalau ada temanku, saya besok mau pukat tapi kalau tidak ada saya tidak jadi saya berangkat, Pas paginya saya liat ada temanya dua orang yang mau melaut pergi memukat juga terpaksa suami saya ikut bersama mereka temannya dengan gunakan perahu masing-masing, setelah sampai di tempat mereka memukat, suami saya dia minta ijin sama temanya mau pulang deluan pada saat itu, setelah pulang temanya dari melaut sekitar jam 9 saya langsung tanyakan suamiku sama mereka, mereka jawab katanya suamimu sudah pulang deluan dari tadi, setelah saya dengar informasi itu saya kaget dan tidak enak perasaanku, sekitar setengah 10 kemudian saya bersama iparku memutuskan untuk mencari dan menelusuri di tempat dia pukat dan sampai jam 1 siang kita cari tapi tidak dapat,” Kata istri korban.
Kemudian istri korban Girman langsung pulang ke rumahnya dan memeberi tahu ibunya kalau Girman tidak kelihatan di laut.
“Setelah saya sudah sampai di rumah saya langsung kasih tau mama saya, kemudian dia kasih tau langsung sodaraku dan mereka langsung pergi cari, sekitar jam 5 saya kembali turun cari yang kedua kalinya dalam perjalanan di laut saya dapat lampu kilat perahunya terapung sekitar magrib jam 6. Besoknya, hari kedua saya tidak ikutmi, banyakmi warga yang pergi cari, hari ke empat saya kembali ikut pergi cari dan kita menyisir sampe di bagian pesisir, setelah saya kasih keliling mataku saya liat ember-ember cat yang besar yang biasa digunakan tempat ikanya kalau dia dapat ikan, barangnya terdampar dipesisir kita dapat dibawa pohon kelapa di pasir-pasir tentangan lambiku dengan bonea,” ungkapnya.
Selain itu, istri korban atas kejadian tersebut ia berharap besar suaminya masih hidup dan dapat ditemukan secepatnya.
Tonton videonya disini
“Harapan saya suami saya masih ada, saya yakin dia masih ada saya dan saya ingin dia kembali, kurang tau juga kalau tuhan menghendaki selain itu dalam proses pencanrian segera di dapat saya punya suami supaya tenang juga perasaanku mana anak-anaku masih keci,”ungkapnya.
Ia juga memikirkan utang alat-alat yang digunakan untuk melaut seperti, Pukat, mesin perahunya yang belum lunas dengan anggaran keseluruhan sekitar 50 jutaan yang diduga hanyut bersama suaminya.
“Semua menjadi beban pikiran karena belum ada yang lunas makanya saya pikirkan terus bagaimana nanti saya mau bayar, memikirkan suami, anak-anak yang masih keci mana dia orang sekolah baru utang menumpuk kasian,”terangnya.
“Kepada pemerintah saya berharap bisa bantu saya kasian, muda-mudahan suami saya bisa di dapat, soalnya juga belum jelas keberadaan dan masih dalam keadaan hidup, karena cuma dia tulang punggung keluarga kita bersama ketiga anak-anaku,”pungkasnya.
REPORTER: LA ODE AWALLUDIN
PUBLISHER: MAS’UD
Komentar