Terima Peserta KKN UHO, Wabup Konsel: Ini Sebuah Proses Kemahasiswaan

tegas.co. KONSEL, SULTRA – Wakil Bupati (Wabup) Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), Dr H Arsalim Arifin didampingi anggota DPRD, Samsu, SP M. Si menerima secara resmi mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Halu Oleo (UHO) semester genap Tahun Akademik 2017/2018 dari berbagai disiplin ilmu, di ruang rapat Rumah Jabatan (Rujab) Bupati, Sabtu, 28/7/2018.

Rombongan peserta KKN UHO tersebut dipimpin oleh Wakil Rektor (WR) Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, DR Nur Arafah, yang didampingi Ketua LPMP sekaligus penanggungjawab KKN, DR Laode Santiaji Bandi.

Peserta berjumlah 2.400 orang yang terbagi dalam dua bentuk KKN, yakni KKN Reguler yang berjumlah 2.100 orang yang tersebar di 22 Kecamatan dan 298 Desa dengan Dosen Pembimbing sebanyak 254. Serta KKN Revolusi Mental yang berjumlah 300 orang dari Menko PMK, yang akan di tempatkan di wilayah Kecamatan Landono selama 30 hari.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Konsel, DR H Arsalim Arifin memaparkan secara singkat potensi dan tingkat ekonomi dan kondisi pembangunan di Konsel. Pihaknya mengucapkan selamat datang kepada para mahasiswa yang akan melakukan pengabdian kepada masyarakat untuk melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi.

Tentunya, kata dia, atas nama Pemda mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih dengan dipilihnya daerah Konsel sebagai fokus pelaksanaan KKN, yang juga terbesar selama kegiatan serupa di laksanakan di daerah ini karena tersebar pada 22 kecamatan dari total 25 kecamatan yang ada di Konsel.

“Apa yang teman-teman lalui hari ini merupakan bagian dari proses kemahasiswaan, yang manfaatnya tidak akan di rasakan sekarang tapi akan berguna ketika sudah terjun di dunia kerja atau dunia nyata kedepan, sehingga jalankan kegiatan ini sebaik-baiknya karena kami juga telah melalui tahapan tersebut dan karena proses itulah sehingga kami bisa menjadi orang yang berguna bagi daerah, bangsa dan negara saat ini,” ujar pasangan H Surunuddin Dangga ini.

Dimana untuk Pemda Konsel, sambung Arsalim Arifin, telah menetapkan jargon dengan nama “Desa Maju Konsel Hebat”. Dimana istilah ini kami ambil, karena sebagian besar warga Konsel hidup di pedesaan dengan mata pencaharian utama di bidang peternakan, pertanian, perikanan dan sebagainya. Yang juga menjadi penyangga dari pertumbuhan ekonomi Konsel, sehinga sangat tepat mahasiswa di tempatkan di Desa karena semua awalnya bersumber dari desa, yang di harapkan ilmunya bisa diterapkan ditempat tersebut dengan melihat potensi yang ada.

“Yang mana sebagai seorang Mahasiswa harus tau dan mengerti semuanya, apalagi menyandang kata Maha (mahasiswa red) yang konotasinya ilmunya sudah tingkat tinggi, besar dan agung sehingga dituntut untuk lebih tau dan faham ketika bersosialisasi kemasyarakat dengan spesialisasi dan bidang ilmu atau studinya, dimana Konsel sedang membangun dengan memetakan desanya berdasarkan kawasan atau pemilihan komunitas diantaranya kawasan perikanan, pertanian dan lain-lain,” jelas Arsalim Arifin.

Sehingga, lanjutnya, mahasiswa bisa implementasikan ilmunya dengan melihat dan memanfaatkan komoditas unggulan seperti pemanfaatan komoditas kelapa atau limbah atau di bidang teknologi lainnya, dengan harapan ada ilmu yang ditinggalkan teman-teman mahasiswa yang bermanfaat buat desa tersebut.

Dan semoga bisa kita panggil untuk kembali mengabdi di Konsel, apalagi sebelumnya pernah kita MoU dengan UHO dimasa kepemimpinan Prof Usman Rianse untuk berbagai bidang, yang bertujuan untuk saling bersinergi dalam membangun Konsel.

“Jadi, selamat menjalankan aktifitas dan silahkan mengabdikan ilmunya yang tentunya akan kami terima dengan tangan terbuka dan lapang dada, semoga bantuan ilmu dan keahlian teman-teman mahasiswa dapat bermamfaat buat kita semua dan jika nantinya ada temuan pengetahuan dan keilmuan yang baru silahkan sampaikan kekami agar bisa kita kembangkan bersama,”  pungkas Arsalim.

Apresiasi dan ucapan terima kasih yang sama juga diungkapkan pimpinan rombongan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UHO, Nur Arafah karena Pemda Konsel telah menerima dan memberikan tempat untuk berkarya di tengah-tengah masyarakat.

“Kiranya mahasiswa kami dapat diterima dan kemudian di bimbing Selama 30 hari kedepan, dan semoga ilmu yang mereka dapat dibangku kuliah bisa memberikan mamfaat atau kontribusi nyata bagi masyarakat, yang juga di harapkan mereka dapat belajar ke masyarakat sehingga bisa menyempurnakan apa yang menjadi disiplin ilmu mereka setelah menyelesaikan studinya di perguruan tinggi, karena setelah KKN mereka akan menyusun penelitian kemudian akan ujian,” ujar Arafah.

Ada dua pesan Rektor untuk para mahasiswa, kata Arafah, yang pertama Konsel memiliki SDA yang sangat besar yang tentunya diperlukan pengabdian ilmu mahasiswa, yang mana anggapan masyarakat mahasiswa terjun bukan sedang belajar tetapi mahasiswa itu serba bisa yang sedang mempraktekkan ilmunya, oleh karena itu aplikasikan ilmumu dengan meyakinkan kepada masyarakat yang di didapatkan selama di bangku kuliah dan gunakan kesempatan ini dengan baik karena tidak akan merasakan nikmatnya bermahasiswa sebelum melaksanakan KKN.

“Dimana, jaman kami dahulu KKNnya di daerah terpencil yang minim infrastruktur, saat kita pulang masyarakt sedih dan menangis karena kita begitu dekat kepada mereka, jadi jika ingin mengukur kesuksesan KKN dan dicintai masyarakat adalah ketika datang warga tersenyum dan pulang mereka menangis,” tukasnya.

Pesan Kedua, lanjut Arafah, jagalah nama baik almamater artinya, jangan hanya karena nilai setitik rusak susu sebelanga dengan menjaga sikap dan peran yang tentu akan menjadi cerminan di tengah-tengah masyarakat, sehingga jagalah citra itu dengan mengabdikan ilmu sebaik-baiknya kepada masyarakat dengan tidak masuk keranah politik atau kegiatan yang tidak berhubungan dengan program-program yang ada.

“Dan ciptakanlah anggapan dan bagaimana masyarakat menilai dengan baik, dengan muncul perkataan oleh mereka bahwa inilah mahasiswaku bukan inikah mahasiswa??, jadi patut kita berbangga bahwa KKN kita berhasil dan masyarakat sudah memberi tempat sehingga citra kampus kita semakin baik dengan jaket kuning yang kita gunakan tersirat filosofi bahwa dititipkan amanah untuk menjaga almamater dimanapun kita berada,” pungkasnya.

REPORTER: MAHIDIN

PUBLISHER: MAS’UD