Wandiri Desa Terisolir, Warga Membutuhkan Perhatian Pemerintah

kehidupan masyarakat Desa Wandiri hingga saat ini belum merasakan kemerdekaan, sebab penghasilan minim, dan fasilitas jalan hancur.
Kondisi jalan di Desa Wandiri rusak membutuhkan perhatian pemerintah setempat. FOTO: AWAL

tegas co., MUNA, SULTRA – Warga Desa Persiapan Wandiri, Kecamatan Wakorumba Selatan, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggra (Sultra) berharap pemerintah setempat segara membangun akses jalan di desa mereka.

Desa yang sebelumnya bernama Unit Penempatan Transmigrasi (UPT) Labunia memiliki jumlah penduduk sekitar 200 Kepala Keluarga (KK).

Iklan ARS

Dengan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Wandiri memiliki tanah yang cukup subur untuk bercocok tanam, sehingga hasil bumi yang ada di desa tersebut melimpah ruah dan sempat dapat gelar lumbung pangan Kabupaten Muna.

Namun sayangnya, hasil bumi seperti coklat, jagung, kedelai, padi ladang, ubi-ubian dan lain-lain sebagai penghasilan warga setempat tidak dapat dipasarkan dengan baik ke luar desa karena kondisi akses jalan sepanjang 7 Kilomter dari jalur poros Pure-Maligano itu sudah sangat parah terhitung sejak dimekarkan 13 tahun yang lalu.

Untuk sampai di desa terisolir itu membutuhkan mental yang siap. Sebab, akses jalan yang berbatu cadas dan jalur terjal ditemui sepanjang jalan. Kemudian untuk sampai di desa yang berpenduduk 1005 jiwa itu, hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki serta mengendarai kendaraan roda khusus.

Saat ditemui awak tegas co, salah satu warga setempat Wandi (53) mengatakan, sejak 14 tahun yang lalu (2005), dirinya sudah tinggal di Desa Wandiri dengan berprofesi sebagai petani di desa tersebut yang sebetulnya sangat menjanjikan bagi masyarakat setempat.

Kata dia, tanah yang subur dan dapat ditanami tanaman jangka panjang maupun jangka pendek namun sayangnya bagi dirinya dan warga lainnya, akses jalan yang begitu parah, selalu merugi. Hasil panen dari kebun miliknya terkadang hanya membusuk tanpa bisa dipasarkan ke luar desa.

“Makanya sekarang kami disini lebih memilih menanam nilam karena pembelinya datang sendiri ketempat kami,” kata Wandi, Selasa 25 September 2018.

Lanjutnya, kehidupan masyarakat Desa Wandiri hingga saat ini belum merasakan kemerdekaan, sebab penghasilan minim, dan fasilitas jalan hancur. Akibatnya, suda banyak warga meninggalkan rumahnya dan memilih keluar dari desa itu.

“Disini kami hanya bisa bertahan hidup tidak bisa berbuat apa-apa, karena semua fasilitas serba terbatas,” ungkapnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Desa Wandiri, Imam Syafii saat dikonfirmasi mengaku sebelumnya pernah mengeluhkan kondisi itu kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Muna, saat kegiatan Musrenbang beberapa waktu lalu. Kata dia, saat itu pihak Disnakertrans sudah menyahuti dan berjanji akan melakukan pembenahan pada awal tahun 2019 mendatang.

“Saya berharap janji itu dapat terealisasi, kasian warga disini. Karena jalan itu tidak sedikit yang jatuh. Bahkan karena saking parahnya, orang yang sakit yang mau dibawa ke Puskesmas harus dipikul karena jalannya tidak bisa dilalui mobil,” harap Imam Syafii.

Bukan hanya jalan yang jadi kendala, tambahnya, Pustu Kesehatan yang ada di Desa Wandiri tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Menurutnya, bangunan yang dibuat menggunakan uang negara tersebut sia-sia (mubazir), sebab tidak ada satupun tenaga medis yang stand by untuk melayani keluhan kesehatan warga setempat.

“Ini dibangun Pustu sudah lama ada, tapi tidak pernah ada pelayanan. Kami juga berharap kepada wakil rakyat agar bagaimana desa ini mendapat perhatian dari pemerintah,” tambahnya.

“Sementara itu, harapan utama masyarakat Desa Wandiri adalah akses jalan yang saat ini dibutukan oleh mereka,” pungkasnya.

PENULIS: AWAL
EDITOR: SALAMUN

Komentar