tegas.co., KENDARI, SULTRA – Pelatihan pelatih yang digelar pengurus provinsi (Pengprov) Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia (PSTI) Sultra, telah usai. Namun, pasca pelatihan yang digelar dua hari di Kota Kendari ini, seorang peserta pelatihan pelatih cabang olah raga Sepak Takraw mempertanyakan honorarium yang belum diterima.
Pelatihan pelatih yang digelar oleh persatuan digelar dari tanggal 16-18 November 2018 di salah satu hotel Kota Kendari diikuti puluhan pelatih Sepak Takraw se Sulawesi Tenggara (Sultra).
Indri, peserta pelatihan mengatakan informasi adanya honor bagi pelatih yang mengikuti pelatihan diketahui dari temannya, sehingga dirinya berinisiatif untuk mengambil honor tersebut, namun ketika hendak mengambil honor usai kegiatan, panitia tidak memberikan dengan alasan tidak dapat diwakili.
“Saya ikut pelatihan dan menerima materi pelatihan, namun mengetahui ada honor peserta yang ikut jadi saya juga harus ambil toh,” ungkapnya, Senin (19/11/2018).
Indri mengungkapkan, hingga saat ini belum mengetahui besaran honor yang disiapkan panitia untuk peserta, meskipun telah melaporkan hal ini ke KONI Sultra yang diterima oleh sekretaris Koni Sultra Erickson Ludji. Namun hingga saat ini belum menerima solusi terkait, honor yang di maksudnya.
“Saya sudah laporkan juga ke KONI diterima sama pak Erik namun tidak jelas juga,” ujarnya.
Sementara itu, panitia pelaksana kegiatan pelatihan pelatih PSTI Sulawesi Tenggara, Heriansyah mengungkapkan, pembayaran pengganti transpor, bukan honor kepada peserta sudah dilakukan, namun jika ada beberapa orang yang belum terbayarkan bisa jadi peserta tersebut tidak full mengikuti pelatihan atau panitia belum menerima laporan pembayarannya.
“Kami Panpel serba memakluminya, ada yang hanya datang registrasi, setelah itu pulang nanti penerimaan pengganti transport baru datang, tapi kita bijaksanai, apa ini kesalahan panitia juga,” tulisnya via whatsAppnya.
Pelatih Cabor Takraw Sultra Heri menambahkan, jika masih ada panitia yang belum menerima biaya pengganti transportasi, panitia akan mencarikan solusi lain agar peserta tetap mendapatkan haknya.
TIM