tegas.co., BAUBAU, SULTRA – Badan musyawarah antar gereja (Bamag) melaksanakan Natal Oukemene tahun 2018, di Gereja Protestan Indonesia Barat (G.P.I.B) Immanuel, Kota Baubau, Jumat malam (28/12/2018).
Ketua BAMAG Pdt. Victor Soakalune, M.Th mengajak semua umat Kristiani merayakan Natal dengan penuh khidmat dan suka cita.
“Kepada Wali Kota Baubau Dr. H. AS Tamrin terima kasih banyak atas penghargaannya karena telah hadir dalam acara malam hari ini,” ucapnya dalam sambutannya, Jumat malam (28/12/2018).
Ia juga menjelaskan kepada umat Kristiani Kota Baubau bahwa dalam diri manusia selalu ada sikap yang membentuk identitas dirinya, yakni suku dan ras. Sikap pelopor dalam kerukunan antar umat beragama yang terpenting, menurutnya, adalah menjaga perdamaian.
“Marilah menjaga kerukunan antar umat bersama pemerintah Kota Baubau sebagai bagian dari perdamain serta untuk mengimplementasikan sikap PO-5 dalam kehidupan bertoleransi di Baubau, agar tetap terpelihara. Karena meneladani sikap para pemimpin, kita tetap hidup rukun dan damai. Saling menghormati dan saling menolong,” ajaknya.
“Mendoakan dan mendukung Wali Kota dalam mengusung pemerintahannya selama lima tahun kedepan, yang bertumpu pada empat pilar pembangunan yang akan membuat masyarakatnya maju, sejahtera dan berbudaya,” tambahnya.
Sementara itu, Wali Kota Baubau menyampaikan, kehadiran dirinya dalam momentum Natal tersebut merupakan wujud perhatiannya, guna memenuhi janjinya kepada Pendeta yang datang sendiri bertemu dirinya beberapa waktu lalu.
“Saya rasa ini sebagai penghargaan yang akan bermakna dan itu ada dalam PO-5 saling menghargai dan menghormati dalam bentuk implementasinya. Keragaman merupakan perwujudan dari kedamaian, sehingga kita perlu sadar Po-5 sebagai kesadaran kita menjalani kehidupan,” ujar Wali Kota.
“Kita mengusung cinta kasih dan sadar akan kedamaian seperti dalam Alquran ‘Bismillahirrahmanirrahim’ dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang patut kita teladani dalam kehidupan sehari-hari,” lanjutnya.
Dikatakannya, tidak ada intoleransi dan anarkisme yang selalu digemakan sebagai imbauan moral kepada masyarakat Kota Baubau. Pihaknya pun konsisten dengan tidak akan intoleran. Sebab PO-5 jelas mengatakan Pomae-maeka, yang artinya merasakan malu terhadap hati dan diri sendiri jika melakukan sesuatu yang tidak baik.
“Popia-piara saling menjaga dan mengayomi. Poangka-angkataka saling menghargai Pomamasiaka saling menyayangi sebagai wujud dari toleransi kepada sesama. Dan terakhir Pobinci-biciki kuli ‘cubit kulit sendiri kalau sakit itu yang dirasakan juga orang lain jangan hanya menyenangkan diri kita sendiri,” jelasnya.
“P0-5 ini merupakan filosofi rasa yang merupakan filsafat orang Buton dalam menjaga persatuan dan kesatuan. Semoga Ikhtiar kita dalam perdamaian mendapatkan berkah dari yang maha kuasa,” pungkas Wali Kota Baubau tersebut.
Diketahui, Bamag memiliki 7 Gereja yang berada di Kota Baubau dan Kabupaten Buton yang terdiri dari Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB), Gereja Protestan Sulawesi Tenggara (Gepsultra), Gereja Pentakosta di Indonesia (GPDI), Gereja Kebangunan Kalam Allah Indonesia (GKKA-I), Gereja Bethel Indonesia (GBI), Gereja Bethani, Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII).
REPORTER: JELITA SRI RAHAYU
PUBLISHER: SALAMUN SOFIAN