tegas.co., BUTON TENGAH, SULTRA – Peristiwa pemukulan yang dialami salah satu pengurus Himpunan Mahasiswa Buton Tengah (HIMA Buteng) Kota Baubau, Zulkifli, pada Kamis 30 Januari 2019 lalu, mendapat tanggapan dari Ketua HIMA Buteng, Amrin.
“Kami menilai ini sudah merupakan perbuatan bejat dari oknum-oknum yang tidak bermoral. Atas tindakan ini, mereka telah mencederai demokrasi negara kita. Nanti tunggu saja, oknum-oknum yang terlibat secara nyata maupun yang bermain dibalik layar tetap akan merasakan juga balasannya, karena Tuhan tidak buta,” kata Amrin saat dihubungi via selulernya, Selasa (05/02/2019).
Sebelumnya, pengurus HIMA Buteng Kota Baubau dihadang oleh orang tak dikenal (OTK) di Desa Teluk Lasongko, Kecamatan Lakudo, saat akan menggelar unjuk rasa di Kantor DPRD Buteng.
Dalam penghadangan itu, salah satu pengurus HIMA Buteng alami luka lebam dijidatnya akibat dipukul orang bertopeng.
Diungkapkan Amrin, awalnya, pihak HIMA Buteng ingin melaporkan peristiwa pemukulan ini di Kepolisian. Namun karena tidak ada bukti pendukung maka niat tersebut diurungkan.
“Semua foto dan video yang jadi bukti pendukung disuruh hapus oleh orang-orang yang hadang kami. Walau teman kami sudah dipukul hampir mati kalau tak ada bukti tidak bisa diproses secara hukum,” ucapnya.
“Tapi ini rawan, jangan sampai semakin banyak para penjahat yang nekat dan berani melakukan kejahatan dengan cara menghilangkan bukti pendukung. Hukum di negeri ini semakin lemah dan bisa jadi tidak akan berarti lagi kalau begini modelnya,” ungkap dia dengan nada kesal.
Sebelum itu, kepada media ini, Zulkifli (korban pemukulan) juga turut memberikan menguatan dengan menceritakan kronologi penghadangan yang mereka alami.
“Tiba-tiba sejumlah massa bertopeng menghadang kami dan menyuruh untuk balik. Mobil sound system sudah kami hentikan tanpa melawan, tapi tiba-tiba mereka menyeret Ketua Umum HIMA Buteng Baubau (Amrin) dengan kasar,” tuturnya.
Melihat kejadian itu, ia sontak mengabadikannya dengan kamera digital, hingga akhirnya dirinya menjadi bulan-bulanan massa tersebut.
“Saat Ketum HIMA Buteng ditarik-tarik, saya langsung ambil gambar. Tiba-tiba mereka datang mengambil dan memeriksa kamera saya lalu dihapusnya dan menyuruh saya pergi. Tapi dari belakang tiba-tiba massa berlarian memukul dan menendang saya,” tutur Zulkifli yang juga merupakan pengurus HIMA Buteng.
Sekedar informasi, HIMA Buteng saat itu hendak melakukan unjuk rasa untuk mempresur hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara DPRD Buteng bersama Dinas terkait dan mahasiswa asal Mawasangka Timur di Kantor DPRD Buteng terkait penentuan lokasi pembangunan TPA sampah sebagai tindak lanjut rapat sebelumnya pada Senin (07/01/2019) lalu.
Dalam hasil RDP saat itu disepakati DPRD Buteng bersama Dinas terkait akan membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk penyelesaian konflik lahan di Desa Metere Kecamatan Lakudo sebagai lokasi awal rencana pembangunan TPA, hanya saja sampai saat ini belum ada kejelasan.
PUBLISHER: SALAMUN SOFIAN