Hanya dengan menggunakan sampan kecil tanpa rasa takut sedikitpun, dan dengan penuh resiko mereka kemudian menyisir sepanjang pantai teluk Kendari untuk mengambil sampah pelastik yang mengapung di permukaan laut.
Sampah – sampah yang berserahkan itu, akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, membuang sampah yang bukan pada tempatnya.
Selain itu, sampah – sampah tersebut, berasal dari aliran sungai yang bermuara ke teluk Kendari.
Setelah mengumpulkan sampah pelastik, kemudian dibawa ke penampungan. Setelah itu dijual kepada pengempul barang bekas. Hasil dari penjulan sampah kemudian dibagi bersama.
Risma anak kelas 3 Sekolah Dasar (SD) ini mangaku melakukan aktifitas mencari sampah pelastik ini hanya saat lubur sekolah saja, dan ini dilakukan untuk meringankan beban kedua orang tuannya yang berfrosesi sebagai nelayan
“Uang dari hasil mencari sampah pelastik, digunakan untuk membeli baju baru serta keperluan sekolah,”tutur Risma, Selasa pagi 5 Februari 2019.
Dalam sekali mencari sampah pelastik kata Risma, uang yang biasa dapatkan tidak menentu, antara 30 – 40 ribu rupiah.
Tanpa disadari dengan aktifitas anak Bajo ini mencari sampah di teluk Kendari patut dikatakan sebagai pahlawan kebersihan, dimana tidak semua orang dapat melakukan hal yang mulia seperti ini.
Selain sebagai pahlawan kebersihan, aksi mereka patut dijadikan contoh oleh anak seusianya, dimana dari usia dini mereka sudah tidak lagi menggantungkan diri kepada orang tua untuk biaya sekolah.
REPORTER: TM14
PUBLISHER: MAS’UD
Komentar