tegas., BUTON, SULTRA – Masyarakat Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengeluhkan krisis air bersih. Pasalnya, terhitung beberapa pekan ini, air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Buton tak kunjung mengaliri masyarakat.
Amatan media ini, banyak bak-bak penampung air masyarakat kering. Masyarakat kebanyakan lari ke kali, mencari sumber-sumber mata air yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan mencuci.
Muhammad Risman warga Kelurahan Pasarwajo, Buton, sangat menyayangkan terkait persoalan ini, sebab dimana air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat, yang harus tersedia dalam kuantitas yang cukup dan kualitas yang memenuhi syarat dan terjamin keberlanjutannya.
“Kita ini, masyarakat khususnya yang berada di jalan poros 25 mengeluhkan air bersih dan menurut info dari pihak PDAM Buton disebabkan karena faktor listrik tidak normal. Sekarang, diketahui PDAM Buton apakah tidak difungsikan Gendset? Jangan memberikan alasan yang tidak pasti kepada masyarakat terkait pelayanan dasar,” kata Risman, saat ditemui salah satu tempat, Kamis (07/02/2019).
Ia juga menjelaskan sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Pemda), urusan air minum termasuk dalam urusan pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar. Oleh karena itu, pemenuhan air minum dalam kuantitas yang cukup dan kualitas yang memenuhi syarat sangatlah penting.
“Air minum ialah kebutuhan dasar yang berdampak langsung pada kesehatan dan kesejahteraan fisik, sosial dan perekonomian masyarakat. Bahkan tidak hanya kuantitas dan kualitasnya saja yang perlu diperhatikan, waktu pengaliran secara kontinyu pun mutlak dibutuhkan oleh masyarakat,” tegasnya.
Risman berharap kepada PDAM Buton apabila ada kerusakan atau gangguan maupun perbaikan pipa selayaknya disampaikan secara terbuka dengan memberikan informasi kepada masyarakat agar tidak bertanya-tanya soal kondisi air saat ini.
Terkait persoalan ini, Kepala Unit PDAM Pasarwajo, Nuhril Ama menjelaskan, masalah saat ini disebabkan tegangan listrik yang tidak stabil. Dimana listrik ini, kadangkala teganggannya tidak bisa mencapai 380, sehingga pompa air tidak bisa dipaksakan. Jangan sampai terbakar.
“Jadi solusi yang kita lakukan adalah secara bergilir, nanti malam baru bisa stabil. Sebab malam baru kita oprasikan air, namun apabila malam juga tidak jalan itu disebabkan pipa dan bak penampung air lagi kosong,” ujar Nuhril Ama, saat dikonfirmasi via selulernya.
Sambung dia, bayangkan saja jangankan setengah hari, satu jam saja mati air pengaruhnya besar, apalagi 12 jam mati pompa air.
“Terkait persoalan ini, kita tidak diam begitu saja dimana kita juga sudah beberapa kali menyampaikan atau bermohon ke pihak PLN Pasarwajo terkait tegangan listrik. Serta kita sudah sampaikan ke Direktur PDAM Buton di Kota Baubau untuk diteruskan ke Kantor Pusat PLN Kota Baubau,” sambungnya.
“Dan kita saat ini tidak bisa kita pastikan kapan bisa normal kembali, namun informasi yang kita dengar sampai tanggal 23 Febrauri 2019 bisa normal kembali. Namun ada solusi kecuali pihak PLN mau berusaha menstabilkan tegangan listrik,” tutupnya.
KONTRIBUTOR: SUPARMAN
PUBLISHER: SALAMUN SOFIAN