tegas.co., JAKARTA – Debat perdana pada Januari lalu kurang menarik dan greget. Kiranya pada duel diputaran kedua pada 17 Februari mendatang berlangsung sesuai ekspektasi publik, debat kedua yang berkualitas.
Dengan dihapusnya kisi-kisi soal, maka debat kedua diprediksi akan seru. Hal itu disampaikan Jerry Massie, Pengamat Politik Indonesian Public Institute (IPI), Kamis (14/02/2019).
“Memang pangan akan menarik jika diungkit masalah impor 2 juta beras. Bagi saya, Jokowi bisa unggul di sektor infrastruktur begitu pula di segmen SDA. Jokowi saya prediksi akan menang di segmen infrastruktur,” tulisnya via pesan WhatsAppnya di Jakarta pada tegas.co.
Alasannya menurut Jerry sederhana, yang mana petahana mampu membangun 3.432 km Jalan Nasional dan 941 km Jalan Tol. Begitu pula pemerintah di bawah kepemimpinan Jokowi, pemerintah telah menguasai 51 persen saham Freeport.
“Bagaimana dengan sang petahana menjabarkan akuisisi itu? Menurut hemat saya, jika domain ini disentuh maka keuntungan bagi Jokowi,” lanjut Jerry.
Paling tidak sambung Jerry, Prabowo akan mempertanyakan soal kemahalan jalan tol. Soalnya di Asia Tenggara bahkan Asia, Jalan Tol Indonesia termasuk paling mahal. Rata-rata tarif tol di Indonesia berkisar Rp 1.300 hingga Rp 1.500 per km.
Sementara di negara-negara tetangga, seperti Singapura Rp 778 per km, Malaysia Rp 492 per km, Thailand dalam kisaran Rp 440 per km, Vietnam dalam kisaran Rp 1.200 per km, dan Filipina Rp 1.050 per km.
“Barangkali, masalah energi akan menarik juga, tapi kalau pertanyaan kurang tajam maka debat ini akan sama persis dengan debat perdana. Untuk itu pertanyaan yang diajukan sesuai dengan kebutuhan bangsa,” paparnya.
“Bertanya jangan gunakan feeling question tapi rational question. Terus panelis juga harus ada sesi mengajukan pertanyaan, jangan seperti debat pertama panelis hanya sebatas pajangan. Saya sarankan agar dibahas terkait lahan pertanian yang kian sempit yakni tersisa 7,1 juta ha. Government policy (kebijakan pemerintah) nantinya bagaimana biar kita tetap survive beras,” sambungnya.
Padahal lahan pertanian Indonesia cukup luas. Lahan sawahnya saja pada 2016 mencapai 8,19 juta ha, terdiri 4,78 juta ha merupakan sawah irigasi dan 3,4 juta ha non irigasi. Pada 2012 saja 9,8 juta ha. Seharusnya industri jangan menggangu lahan pertanian.
Untuk menjadi negara industri, tambah dia, mungkin saja Indonesia belum mampu seperti Jepang, AS, Jerman Korea dan lainnya. Untuk itu sektor pertanian perlu diperkuat.
Publik menanti strategi Capres untuk membawa Indonesia menjadi swasembada pangan seperti tahun 1984 silam.
“Nah! debat ini solusi untuk menjawab strategi dua capres seperti apa? Debat itu identik dengan adu konsep, adu argumen, adu ide, adu gagasan, adu intelektual. Bukan adu puisi atau adu domba. Sisi rationalitas yang dikedepankan bukan sisi emosi,” tutupnya.
PUBLISHER: SALAMUN SOFIAN