Kafilah Wangsel Juara MTQ, Togo Binongko Juara Lasqi

Kafilah Wangsel Juara MTQ, Togo Binongko Juara Lasqi
Bupati Wakatobi H. Arhawi, SE (tengah) saat menerima piala bergilir dari kafilah Kecamatan Wangsel untuk diperebutkan kembali pada pelaksanaan MTQH dan Lasqi tingkat Kabupaten Wakatobi. FOTO: RUSDIN

tegas.co., WAKATOBI, SULTRA – Pelaksanaan kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran dan Hadist (MTQH) X dan Festival Lasqi besar III, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) resmi ditutup oleh Wakil Bupati Ilmiati Daud, Selasa malam (26/02/2019).

Malam penutupan MTQH dan Lasqi itu selain berlangsung meriah, juga melahirkan jawara-jawara lomba tiap tingkatannya. Alhasil, melalui tim penilaian dewan hakim, kafilah yang menjuarai tiap tingkatan lomba tahun ini direbut oleh Kafilah Wangi-wangi Selatan (Wangsel) pada lomba MTQ. Sementara untuk lomba festival Lasqi masih tetap digenggam oleh Kafilah Togo Binongko.

Kabag Kesra Setda Usman mengatakan, para juara lomba yang telah diumumkan tersebut nantinya akan diikutkan pada lomba Seleksi Tilawatil Quran dan Hadist (STQH) tingkat provinsi pada Maret mendatang.

“Kafilah yang juara pada lomba MTQ direbut oleh Kecamatan Wangi-wangi Selatan. Sedangkan untuk juara lomba lasqi masih tetap dipegang oleh Kecamatan Togo Binongko,” katanya, Rabu (27/02/2019).

Lanjut dia, kafilah Wangsel sudah kali kedua meraih juara lomba MTQ tingkat kabupaten. Sementara untuk kafilah Togo Binongko sudah kali ketiga memegang piala bergilir dalam lomba Lasqi. Untuk itu, piala bergilir yang telah diperoleh tersebut telah resmi menjadi milik masyarakat Kecamatan Togo Binongko.

“Untuk Wangsel jika tahun depan lagi tetap mempertahankan juara MTQ tingkat kabupaten, maka piala bergilir itu juga akan dimiliki oleh mereka,” ujarnya.

Kata Usman, hal yang terbalik terjadi pada lomba hafalan Hadist. Pada lomba tersebut pihaknya belum dapat mencetak hasil. Sehingga dipastikan pelaksanaan STQH tingkat provinsi nanti, Pemda Wakatobi belum dapat mengutus perwakilannya.

“Lomba ini baru untuk tahun ini sehingga lomba hafalan 100 dan 500 hadist belum dapat mencetak para hafizh dan hafizhah, yang diikutkan ke provinsi,” ungkapnya.

Hal yang serupa juga belum dihasilkan pada lomba tafsiran Alquran terdiri dari bahasa Arab, Inggris, dan Indonesia. Kendati hal tersebut, kata dia, bakal menjadi PR pemerintah bersama Kemenag serta pihak lain.

“Termaksud juga pada tafsir Alquran tidak lanjut ke provinsi yakni tafsir Alquran yang menafsirkan ke bahasa Arab, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia,” ujarnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, lomba pawai ta’aruf terbaik direbut oleh kafilah Tomia Timur. Disusul juara dua Kecamatan Kaledupa, dan Kecamatan Tomia.

KONTRIBUTOR: RUSDIN
PUBLISHER: SALAMUN SOFIAN