tegas.co., SEMARAPURA, KLUNGKUNG – Menyambut Hari Raya Nyepi 1941 Caka yang jatuh pada tanggal (7/3/2019), Komunitas Ketimbang Ngemis Bali (KNB) mengadakan serangkaian pengabdian sosial yang dilakukan di dua termpat berberda yakni di Panti Wredha (Panti Jompo) Bhumi Santu di Kabupaten Klungkung dan Panti Sosial Werdha Santi Bongan di Kabupaten Tabanan.
Kegiatan kunjungan dan pemberian uluran tali kasih diselenggarakan selama dua hari dari tanggal 2 sampai dengan 3 Maret 2019. Panti Wredha Bhumi Santu merupakan Panti Sosial khusus lansia milik seorang dermawan berhati mulia. Panti Wredha Bumi Santu saat ini menampung tujuh orang lansia yang tidak diurus oleh keluarganya. Kondisi Lansia yang tinggal disana sangat terurus dan dalam kondisi sehat wal afiat.
Di Hari Kedua kegiatan pengabdian masyarakat Komunitas KNB berkunjung ke Panti Sosial Werdha Santi Bongan. Panti Sosial ini saat ini menampung sepulu orang lanisa dan sebelas orang dengan ganguan mental. Penghuni panti yang mengalami gangguan mental rutin dirawat dan dikunjungi oleh para dokter dari Rumah Sakit Jiwa Bangli. Agar para lansia yang tinggal disini tidak jenuh dan mengisi waktu maka pihak panti memfasilitasi kegiatan membuat ketupat dari bahan janur (daun pohon kelapa) dan sarana upacara Agama Hindu seperti Banten.
Komunitas Ketimbang Ngemis Bali (KNB) memberikan sejumlah bantuan sembako berupa beras,minyak goreng, telur, kopi, gula, teh, buah semangka,minyak gosok, minyak angin, popok dewasa, kebaya, dan kamen (kain untuk sembahyang dalam Agama Hindu). Seorang relawan yang berprofesi sebagai petugas Medis yakni Dokter Komang Prasetia dengan sukarela memerikasa ksehatan para lansia satu persatu. Relawan Komunitas Ketimbang Ngemis Bali lainnya mengajak mengobrol dan berinteraksi karena mereka jarang dijenguk bahkan tidak dipedulikan oleh keluarga mereka sendiri. Adapula relawan yang menyuapi lansia penderita gangguan mental dengan penuh kasih sayang tanpa canggung,
Salah satu relawan Komunitas Ketimbang Ngemis Bali bernama Sri Kholifatul Arifah membagikan pengalaman ketika berkunjung di dua panti jompo. Sri berujar mengenai curhatan seorang Nenek bernama Nenek Resik yang berusia 80 tahun. Nenek Resik sudah dua tahun tinggal di Panti Jompo. Nenek Asal Penebel ini dititipkanoleh menantunya. Anak Kandungnya sudah lama berpulang dan memiliki satu cucu. Nenek Resik menangis manakala bercerita mengenai kisah hidupnya yang tidak pernah dijenguk oleh menantu dan cucu.
“Sedih mendengar curhatan nenek Resik, aku dapat pesan moral dari kunjungan ke Panti Jompo. Yaitu sayangilah kedua orang tua karena sejatinya orang tua hanya butuh kasih sayangdan perhatian dari anak. Kebahagiaan bukan diukur dari uang, rumah, tanah atau barang mewah lainnya” ucapnya menyeka air mata.
Koordinator Aksi Kegiatan KNB yaitu Muhammad Imran Syaban atau akrab disapa Imran mengucapkan banyak terimakasih kepada para donatur yang sudah mendukung kegiatan sosial KNB sehingga acara baksos jelang hari raya Nyepi terselenggara.
“Terimakasih kepada seluruh donatur, semoga apa yang kita lakukan bersama bisa menular kepada banyak orang agar lebih peduli dengan orang-orang disekitarnya” pungkas pria berkacamata ini.
KONTRIBUTOR: HERDIAN ARMANDHANI (HAD)
PUBLISHER: MAS’UD