tegas.co., BUTON UTARA, SULTRA – Sejumlah nelayan di Kabupaten Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara (Sultra) mengeluhkan hasil tangkapan ikan yang tidak bisa terjual. Padahal, selama dua pekan hasil tangkapan sangat melimpah.
Seorang nelayan, Yatno mengatakan, hasil tangkapan tak bisa dibeli oleh para penampung. Pasalnya, stok ikan yang ada juga belum habis terjual.
Lanjutnya, harga ikan berkisar Rp 80-100 Ribu setiap basket. Padahal, pada hari-hari normal lainnya, harga ikan mencapai Rp 400-500 ribu.
“Tapi sekarang biar kita jual Rp 80 ribu tidak ada penampung yang mau beli,” kata Yatno di Pelabuhan Bajo, Senin 11 Maret 2019.
Menurut Yatno, para penampung menolak membeli ikan karena stok ikan sebelumnya belum habis terjual.
Begitu juga dengan penampung yang ada di luar Kabupaten Butur, seperti di Kota Kendari dan Kota Baubau.
“Semua penampungnya full. Kita mau bikin apa. Terpaksa ikan yang ada sekitar 10 ton ini akan busuk,”terangnya.
Kata Yatno, semua upaya sudah dilakukan agar ikan hasil tangkapan bisa habis terjual. Salah satunya mengawetkan ikan dengan es. “Tapi es juga sudah tidak ada. Kita sudah cari sampai semua desa. Habis es,” terangnya.
Yatno sangat berharap, pemerintah bisa membantu mencari solusi. Sehingga ke depan kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Butur, Harwan menjelaskan, sudah menghubungi beberapa penampung ikan di Kota Kendari dan Kota Baubau agar hasil tangkapan nelayan bisa habis terjual.
“Seperti Kota Kendari dan Baubau, stok ikan banyak. Mereka juga tutup karena ikan full. Sekalipun harga murah,” terangnya.
Makanya, kata dia, Kabupaten Butur harus berusaha agar ke depan peristiwa seperti ini tidak terulang lagi. Salah satunya harus menyiapkan Coolstorage (Pembekuan dan penyimpanan ikan).
“Harus membentuk UPT (Unit Pelaksana Teknis) di bawah naungan dinas untuk menampung ikan ini. Karena jujur kita tidak punya coolstorage sehingga seperi ini,” terangnya.
Harwan menambahkan, dengan kondisi ikan yang melimpah di Kabupaten Butur saat ini, nelayan tak bisa berbuat apa-apa. Pasalnya, tak ada penampung yang mau membeli.
“Pasti membusuk, karena es juga sudah tidak ada. Dikirim juga di Kendari dan Baubau tidak ada yg mau beli,”pasrahnya.
REPORTER: S Y P
PUBLISHER: MAS’UD
Komentar