Berbagi Gagasan Ala Komunitas Pegiat Film di Kendari

Screening Film Kendari
Para pegiat film di Kendari melakukan foto bersama usai menggelar screening film bertema isu lokal, Jumat 19 April 2019. Foto: Masud/tegas.co.

tegas.co, KENDARI, SULTRA – Dua film dokumenter dan sebuah film fiksi meramaikan iven Teriak Lewat Karya di Suntea Coffe Kendari, Jumat 19 April 2019. Selain screening film, kegiatan itu juga menjadi ajang curah pendapat dan bertukar gagasan bagi komunitas pegiat film di Kendari.

Tiga judul film karya sineas lokal diputar secara bergantian. Masing-masing “Kima The Ocean Hero” “17 APRIL “ yang disutradarai oleh Ahmad Nizar (Ino) dan “ Isyarat Bukit Anggoeya“ Karya Asdar Yusuf dan Suwarjono.

Iklan ARS

Ke 3 film ini semua memberikan pesan kuat Tentang lingkungan, Semangat pendidikan dan pesta demokrasi.

Selain pemutaran film juga dilakukan screening film dan sharring session setiap film yang ditampilkan. Sejumlah sineas antusias dalam sharring session, utamanya mempertanyakan bagaimana para sutradara menggagas dari awal tema-tema film yang diangkat, serta bagaimana dibalik layar pembuatan film masing-masing.

Sutradara film Isyarat di Bukit Anggoeya, Asdar Yusuf dan Suwarjono, mengaku tidak memiliki banyak waktu selama pra produksi hingga pasca produksi film mereka itu. Semua hal mulai dari manajemen hingga teknis dikerjakan berdua.

“Kami tidak memiliki kemewahan dalam hal waktu dan peralatan. Karena kami juga punya kesibukan masing-masing. Praktis waktu produksi hanya tiga hari saja,” ungkap Suwarjono.

“Salah satu kendalanya adalah karena saya baru bertemu murid-murid itu, yaa agak kikuk diawal. Kami juga harus menyesuaikan waktu mereka. Misalnya harus pagi-pagi sekali ke rumah beberapa siswa yang jadi talent. Tapi setelah itu semuanya lancer saja,” ujar Asdar yang disambut tepuk tangan penonton.

Lain lagi di balik dapur film The Ocean hero. Karena film ini mengangkat kisah tentang peran salah satu spesies kerang, maka banyak waktu yang dihabiskan di bawah laut.

“Tapi semua kelelahan itu terbayar dengan hasilnya,” tegas Ahmad Nizar.

The Ocean Hero mendapat apresiasi dari sejumlah pegiat film nasional pada ajang Festifal Film F8 Makassar beberapa waktu lalu.

Film The Ocean Hero sendiri bercerita tentang pentingnya kelestarian laut. Sebuah tugas yang diperankan salah satu mahluk laut bernama Kima. Kima yang merupakan jenis kerang itu selain memperindah laut juga memiliki fungsi dalam menyaring polusi air lalu menjadikannya jernih kembali. Sayangnya, meski berstatus dilindungi. Kerang ini kerap diburu dan diperjualbelikan secara illegal.

Sementara Isyarat di Bukit Anggoeya memotret ketekunan dan kesabaran para guru di salah satu Sekolah Luar Biasa di Kota Kendari. Mereka menghabiskan waktu untuk mengajar secara sukarela. Bahkan harus berjalan kaki untuk mencapai sekolah yang terletak di puncak Bukit Anggoeya. Dengan kesabaran luar biasa mereka mengajar murid-murid mereka yang mengalami keterbatasan fisik dan mental. (MAS)

Komentar