Sejak resmi menjadi daerah otonom pada 27 April 1964, Provinsi Sulawesi Tenggara terus berbenah, menapaki setiap anak tangga kemajuan.
Potensi sumberdaya alam yang melimpah adalah sumber kekuatan. Kekuatan yang menyimpan potensi pertanian, kelautan dan perikanan, serta pariwisata. Tentu saja termasuk mineral seperti tambang.
Tetapi segala potensi itu tidak akan banyak berarti bila tak didukung sumberdaya manusia berkualitas, pemenfaatan teknologi dan inovasi. Sebab aspek ini adalah kendaraannya. Mengabaikannya sama saja membuat perjalanan akan terasa panjang dan melelahkan.
Perjalanan menapaki anak tangga bernama kemajuan itu akan menjadi tanggungjawab setiap pemimpin. Pun demikian dengan daerah yang menjuluki dirinya “Bumi Anoa” ini.
Sultra Ekspo
Gubernur Ali Mazi mengatakan perekonomian sultra akan memiliki landasan yang lebih kuat dengan strategi pemberdayaan dan pengembangan sumberdaya lokal yang unggul dan potensial.
Sultra Ekspo 2019 bertujuan mengintegrasikan promosi dan informasi produk potensial dan unggulan serta jasa yang ada di sultra dengan masyarakat.
“Di era globalisasi ini kita menyadari tingginya persaingan dalam dunia usaha yang ketat, dan perunahan selera konsumen yang sangat cepat dan kian komplit,” katanya
Melalui sultra ekspo, kata Ali Mazi, pelaku usaha di sultra dapat kian memperluas jaringan usaha dan memanfaatkan teknologi informasi.
“kesuksesan pelaku usaha akan memberi dampak besar yang positif terhadap perekonomian daerah. Lapangan kerja akan terbuka luas dan dunia usaha juga akan ikut berkembang,” katanya.
Sejak iven Halo Sultra membumi, jajaran Pemerintah
Provinsi Sultra khususnya Dinas Pariwisata Sultra juga menjadikan momentum hari
jadi Provinsi Sulawesi Tenggara setiap tanggal 27 April dikemas dalam sebuah
event pariwisata.
“Sejak itu, Dinas Pariwisata Provinsi bersama stakeholder terkait melakukan
evaluasi pelaksanaan event setiap tahun untuk mengembangkan event ini sehingga
memiliki dampak bagi pengembangan kepariwisataan di daerah ini,” kata Kepala
Dinas Informasi dan Komunikasi Provinsi Sultra, Kusnadi.
Momentum HUT Sultra, kata mantan jurnalis ini, kemudian lebih dikenal sebagai
ajang promosi Wisata dan Produk Unggulan seluruh daerah di Sultra. Kegiatan
dipusatkan di tugu persatuan yang merupakan salah satu karya terbesar masa
pemerintahan pertama gubernur Ali Mazi yang kini menjadi salah satu ikon
Sulawesi Tenggara.
“Karena terus berkembang baik dari sisi inovasi, promosi dan dampak ekonomi, iven ini kemudian dilirik kementrian pariwisata. Belakangan ditetapkan sebagai salah satu bagian dari kalander pariwisata nasional,” urai mantan kepala pemberitaan RRI Sultra ini.
Karnaval Sultra Tenun
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara menyiapkan sejumlah kegiatan untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun ke-55 Sultra yang dikemas dalam ajang ‘Halo Sultra’ di Kawasan Tugu Persatuan Kendari pada 23-27 April mendatang.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sultra, Saharudin Nurdin, mengatakan kementerian Pariwisata mendukung penuh pagelaran Halo Sultra.
“Dua kegiatan utama yang kini jadi ikon iven wisata Sultra adalah Halo Sultra dan Karnaval Tenun. Acaranya semakin semarak dan pesertanya terus meningkat dari tahun ke tahun,” Kata Saharudin.
Pada HUT Sultra ke-55 kali ini, panitia mencatat setidaknya sebanyak 3.800 peserta ikut ambil bagian pada Karnaval Tenun Sultra 2019. Gerimis yang mengiringi parade peserta karnaval tak menyurutkan animo masyarakat untuk menyaksikan iven tahunan berskala nasional tersebut.
Peserta yang terdiri dari utusan organisasi perangkat daerah hingga perwakilan 17 Kabupaten/kota di Sultra menampilkan kreasi tenun dari rancangan putra-putri daerah lokal. Kemeriahan acara ini membuat gubernur Ali Mazi yang didampingi ketua Tim Penggerak PKK Sultra, Agista Aryani Ali Mazi, tak berhenti berdecak kagum.
“Tenun adalah salah satu kekayaan budaya yang merupakan warisan leluhur yang harus terus kita lestarikan. Bila kita promosikan terus menerus kita bisa bersaing dengan daerah lain yang lebih dahulu mengembangkannya. Ini juga akan memupuk rasa cinta anak-anak kita terhadap budaya kita sendiri,” pungkas Agista.
Halo Sultra dan Karnaval Tenun Sultra adalah perwujudan semangat membangun dan memajukan daerah Sulawesi Tenggara. Sejalan dengan tema yang diusung: Spirit of Southeast Sulawesi. Semangat Sulawesi Tenggara. (ADV)
TIM
Komentar