Gerakan Literasi sekolah adalah sebuah gerakan dalam upaya menumbuhkan budi pekerti siswa yang bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat.
Gerakan literasi sekolah ini merupakan upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah baik guru, peserta didik, orang tua/wali murid, dan masyarakat sebagai bagian dari ekosistem pendidikan sehingga menumbuhkan dukungan kolaboratif berbagai elemen.
Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasan membaca yang dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca. Kegiatan rutin ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca.
Materi yang diwajibkan untuk dibaca berupa buku yang berisi nilai-nilai budi pekerti, sejarah, dan buku yang sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.
Terkait budaya baca anak sejak dini, kebiasaan membaca anak perlu ditekankan kepada setiap individu sejak awal, karena informasi yang paling mudah untuk diperoleh adalah melalui bacaan, baik koran, majalah, tabloid, buku-buku dan lain-lain.
Dalam mendukung upaya membaca anak-anak diperlukan upaya upaya yang dilakukan agar minat baca dapat tumbuh sejak anak usia sekolah terutama di sekolah yang dilakukan oleh guru.
Upayanya yaitu:
1) menjadi duta baca di kelas;
2) rutin membaca dan ;
3) hadiah buku dan sanksi membaca.
Menumbuhkan budaya literasi di dunia pendidikan kita saat ini khususnya siswa memang tidak mudah. Dibutuhkan keseriusan pihak tenaga pendidik untuk melakukannya.
Inti dari literasi yaitu membaca, berpikir dan menulis sangat diperlukan siswa untuk menyelesaikan studi, memasuki dunia pekerjaan dan belajar sepanjang hayat di tengah masyarakat.
Apabila literasi dijadikan metode pengembangan kegiatan pembelajaran di sekolah berarti aktivitas pembelajaran yang dirancang guru bertumpu pada kegiatan membaca, berpikir dan menulis dan kegiatan yang biasa menyertainya, seperti berdidkusi, memecahkan masalah, mengembangkan proposal kegiatan, menelti dan melaporkannya.
Literasi seakan mutlak dimiliki oleh setiap individu yang hidup ditengah kencangnya arus globalisasi tak terkecuali masyarakat Indonesia.
Minat baca bagi orang Indonesia harus dimulai dari diri sendiri juga harus ditanamkan sejak dini karena dengan menimbulkan dan menanamkan kebiasaan baca pada diri maka secara tidak langsung keterampilan membaca kita akan semakin terasa.
Keterampilan membaca yang dimiliki dapat mendorong kita untuk bisa memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Oleh karena itu, bagi generasi muda khususnya dikalangan pendidikan baik di tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK yang ada di Indonesia sudah mulai bergerak dan menerapkan budaya literasi(baca tulis) hampir secara keseluruhan.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang menjadi salah satu langkah pemerintah dalam menanamkan minat baca GLS selain bertujuan untuk membangun karakter peserta didik juga bertujuan untuk menjadikan lingkungan sekolah menjadi lingkungan pembelajar sepanjang hayat dengan membudayakan membaca dan menulis(literasi). Kebijakan mengenai GLS telah banyak diimplementasikan di dunia pendidikan kita saat ini.
Literasi sekolah juga belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah, yang disebabkan kurangnya minat baca dan fasilitas yang ada di sebuah sekolah.
Diharapkan kedepannya pemerintah harus lebih memfasilitasi tiap masing-masing sekolah agar dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Selain itu kita harus menumbuhkan budaya baca pada anak-anak sekolah dasar yaitu agar anak-anak bisa dengan gampang memahami apa yang dibaca didalam buku tersebut dan juga bisa memperlancar bacaan yang belum dipahaminya.
Dan penting bagi kita untuk mengembangkan budaya membaca tersebut kepada anak-anak sekolah dasar. Dengan adanya literasi di sekolah dasar akan menimbulkan siswa yang rajin membaca.
Dengan banyakknya buku bacaan yang dibaca melalui literasi akan menambah ilmu pengetahuan siswa tersebut dari yang tidak tau akan menjadi tau. Selain itu dengan adanya literasi di sekolah dasar buku-buku yang biasanya hanya dijadikan pajangan di rumah maupun di sekolah bisa lebih bermanfaat dengan adanya literasi.
Sebagai seorang guru yang di gugu dan ditiru patutlah kita memberikan contoh kepada siswa kita. Seperti banyak membaca di perpustakaan sekolah supaya siswa melihat dan mengamati dikarenakan sering melihat gurunya banyak membaca agar menimbulkan minat baca mereka sedini mungkin.
Gerakan literasi sekolah membudayakan membaca dan menulis. Budaya membaca dan menulis sebenarnya telah lama di contohkan oleh para pendahulu sebelum kita karena membaca dan menulis adalah tanda kemajuan sebuah peradaban dunia. Gerakan literasi merupakan salah satu program yang harus dilaksanakan sekolah sekarang ini, karena tugas guru selain mendidik juga mengingatkan gerakan literasi baca tulis di sekolah mereka.
Opini Kelompok 1
Ilham Halidin
Andini Putri
Putri Amalia
Prisela
Dila Junisti
Nurmaya Sari Lapassi
Rati Yani
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Haluoleo
2019