Pertamina atau singkatan dari Pertambangan Minyak dan Bumi Gas Negara adalah sebuah BUMN yang bertugas mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia, yang dalam logonya masing-masing memiliki arti, warna biru adalah andal dapat dipercaya dan bertanggung jawab, warna hijau memiliki arti sumber daya energi yang berwawasan lingkungan dan warna merah memiliki arti keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam menghadapi berbagai macam kesulitan.
Tapi hal ini berbanding terbalik dengan salah satu Pertamina yang ada didaerah Buton Utara dengan sebutan SPBU atau pom bensin kata salah seorang warga yang mengaku sebagai pengantri bensin menggunakan kendaraan bermotor.
Sambil menunjukkan video pengisian minyak ditumpukan jerigen yang diduga solar dan bensin, Anto menjelaskan bahwa pemandangan seperti ini sudah seringkali terjadi di Pom Bensin yang berada di Desa Laangke, Kabupaten Buton Utara.
“Biasanya sejak pagi-pagi sebelum buka jam 8 sudah ada pengisian minyak ditumpukan jerigen diatas mobil open cup di dalam pagar. Kadang kita mengantri yang bikin lama mereka mengisi dijerigen. Bahkan masih jam 8 pagi baru buka sudah ada tertulis bensin habis. bukan cuma saya, warga lain juga mengeluhkan persoalan seperti ini. kalau memang pertamina itu dikhususkan untuk kebutuhan industri sebaiknya terpampang tulisan di depan Pom Bensin tidak melayani warga biar kita tidak mengantri di tempat itu,”kata Anto dengan nada kesal kepada awak media di depan SPBU Desa Laangke pada Jumat(6/13/2019).
Demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari, Anto berharap pihak Pemerintah, Wakil Rakyat dan Penegak hukum dapat memberikan perhatian terhadap hal-hal yang seperti ini.
“Biar tidak ada kongkalingkong SPBU, tolonglah disikapi persoalan yang sudah sejak beberapa bulan ini menjadi pemandangan aneh di SPBU yang ada di Desa Laangke itu, sudah sering kami suarakan bahkan ada di Media Sosial,”ujarnya .
Di tempat terpisah, Salwadin selaku Penanggung Jawab di SPBU Desa Langke menjelaskan, pihaknya mempunyai kerjasama dengan pihak Industri di Butur untuk minyak solar dan pertalite.
“Jadi kalau subsidi memang dijual sebelum jam kerja untuk industri karena mereka butuh begitu cepat yang merupakan kebijakan dari perusahaan,”ungkapnya saat dikonfirmasi di kantornya.
Lanjut Salwadin, pihaknya berani memberikan pasokan minyak ke industri sebab merupakan hak sepenuhnya perusahaan yang tidak ada hubungannya dengan Pemerintah Daerah.
“Memang kita tau peraturan bahwa bahan bakar subsidi tidak bisa dijual sembarang. Kita berani ke industri sebab merupakan hak sepenuhnya perusahaan dan tidak ada hubungannya dengan pemerintahan,”tuturnya.
Disinggung mengenai antri jerigen lebih banyak daripada kendaraan, Salwadin menerangkan bahwa jika tidak ada penjual enceran bagaimana dengan kendaraan yang berkebutuhan mendadak untuk memakai bensin?.
“Daripada kita simpan sampai susut yang rugi pihak perusahaan kami,”tutupnya.
S Y P