Example floating
Example floating
Berita UtamaOpini

Sosok Intelektual Beradab Hanya Lahir dari Rahim Sistem Islam

1343
×

Sosok Intelektual Beradab Hanya Lahir dari Rahim Sistem Islam

Sebarkan artikel ini

Oleh. Hana Annisa Afriliani, S.S

(Penulis Buku dan Aktivis Dakwah)

Iklan KPU Sultra

Mengharap kebaikan adalah fitrah bagi setiap manusia. Termasuk harapan kebaikan yang terlontar dari lisan seorang Prof.Dr.Mahfud MD, Menko Polhukam, mengatakan agar para lulusan Perguruan Tinggi menjadi sosok intelektual dan berakhlak baik, Menurutnya, banyak lulusan PT sekarang yang menjadi ‘tukang’ artinya mereka bekerja sesuai pesanan. Dan Mahfud juga menyoroti soal banyaknya sarjana yang menjadi koruptor. Maka, Mahfud berharap bahwa ke depannya, PT harus mampu menciptakan sosok manusia yang intelek dan beradab. “Jadilah ulul albab, orang yang cerdas dan mulia akhlak. Ini sebuah tantangan bagi perguruan tinggi,” ujar Majfud. (Vivanews.com/21-12-2019)

Faktanya memang banyak pejabat yang berlatar belakang pendidikan Perguruan Tinggi ternama yang terlibat kasus korupsi. Penyebabnya tentu berpangkal dari sistem rusak yang diterapkan di negeri ini sehingga memberi peluang terjadinya praktik korupsi tersebut. Selain itu, krisis moral pun turut menjadi faktor yang menyebabkan banyak orang berani mengambil harta yang bukan haknya. Inilah yang menjadi sorotan Sang Professor.

Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan tertinggi semestinya mampu menciptakan output pendidikan yang berkualitas, yakni terdidik akal dan moralnya. Namun demikian, adalah ilusi mengharap hal tersebut pada sistem pendidikan yang diterapkan hari ini. Betapa tidak, sistem pendidikan hari ini bercorak kapitalistik dan kelak hanya akan mengarahkan lulusannya untuk semata menjadi pekerja. Seolah sudah menjadi prinsip sistem kapitalis bahwa ‘sekolah untuk bekerja’. Jadi memang spirit utama seseorang mengenyam pendidikan adalah demi mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi di kemudian hari. Maka tentu dalam prosesnya seringkali mengabaikan aspek pembentukan kepribadian yang beradab apalagi bertakwa kepada Penciptanya.

Di sisi lain, kurikulum pendidikan hari ini tidak menjadikan akidah sebagai basis pengajaran. Keilmuan dipisahkan dari urusan ketuhanan. Sekularisme. Akibatnya, tidak ada kesadaran dalam diri siswa akan hakikat belajar sebagai sebuah kewajiban yang akan menjadikannya mulia. Maka, wajar jika akhirnya muncul banyak fenomena, “mengenyam pendidikan namun tak terdidik”. Ya, banyak! Salah satunya, berlaku amoral dan kriminal padahal gelar akademik berjajar melekat di belakang namanya.

Ini sungguh memprihatinkan! Jelasklah bahwa sistem pendidikan ala kapitalisme tidak akan mampu mencetak generasi berkualitas yang terdidik sekaligus bertakwa. Mereka hanya akan tetap menjadi buruh para kapitalis, sebagaimana yang telah menjadi asas sistem ini. Yakni memakmurkan para kapital.

Hanya sistem Islam yang mampu melahirkan generasi berkepribadian unggul dan berdaya saing. Sebab mereka ditempa dengan pendidikan berbasis akidah, sehingga ketakwaan menjadi benteng yang kokoh di dalam dirinya. Ketakwaan inilah yang akan menjadikan seseorang terjaga dari berbuat maksiat.

Adapun sistem pendidikan Islam juga akan mencetak generasi unggul yang kreatif dan produktif. Bukan sekadar menjadi pekerja, namun juga produsen. Karena sistem Islam mendorong produktivitas masyarakatnya demi memfasilitasi ketajaman intelektualnya. Rakyat didorong untuk menciptakan pasar, bukan menjadi pasar. Sungguh berbeda dengan sistem kapitalisme hari ini yang seolah telah mendesain agar rakyatnya cukupnya menjadi konsumen.

Oleh karena itu, saatnya kita membuka hati untuk berharap hanya kepada sistem Islam saja. Karena hanya sistem Islam sajalah yang benar-benar mampu mewujudkan generasi berkualitas penopang peradaban. Kelak di tangan mereka lah sejahteraan yang adil dan beradab akan terwujud.

error: Jangan copy kerjamu bos