Example floating
Example floating
Berita UtamaSultra

NgoKi ke 2, Mengangkat Tema: Peran Perhubungan atas Program Pariwisata Nasional dan Daerah

×

NgoKi ke 2, Mengangkat Tema: Peran Perhubungan atas Program Pariwisata Nasional dan Daerah

Sebarkan artikel ini
NgoKi ke 2, Mengangkat Tema: Peran Perhubungan atas Program Pariwisata Nasional dan Daerah

NgoKi ke 2, Mengangkat Tema: Peran Perhubungan atas Program Pariwisata Nasional dan Daerah

NgoKi 2, Raising Themes: The Role of Transportation in National and Regional Tourism Programs

Iklan KPU Sultra

Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Ngopi Kinerja (Ngoki) bersama sejumlah Organisasi Perangakt Daerah (OPD) lingkup Pemerintah Sultra.

The Southeast Sulawesi Provincial Transportation Service (Sultra) held a Coffee Cup (Ngoki) together with a number of Regional War Organizations (OPD) within the Southeast Sulawesi Government.

Ngoki dilaksanakan di kantor perhubungan setempat, dihadiri Pj. Sekda.Drs. Laode Ahmad P.B. AP. MSi. Pemerintah Sultra Senin (5/1/2020).

Ngoki was held at the local transportation office, attended by Acting Regional Secretary. Laode Ahmad P.B. The AP. MSi. Southeast Sulawesi Government Monday (5/1/2020).

Ngoki mengangkat tema, “Peran Perhubungan atas Program Pariwisata Nasional dan Daerah”. Acara tersebut mendapat respon postive bagi OPD yang hadir.

Ngoki raised the theme, “The Role of Transportation in National and Regional Tourism Programs”. The event received a positive response for OPD who attended.

Dr. Hado Hasina MT mengungkapkan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) 2019 mencapai 12 milyar rupiah. Sumber PAD tersebut berasal dari 14 terminal dan 18 Pelabuhan penyeberangan di 17 kab kota.

Dr. Hado Hasina MT revealed, the 2019 Southeast Sulawesi Province (Southeast Sulawesi) Regional Transportation Department (PAD) reached 12 billion rupiah. The PAD sources come from 14 terminals and 18 harbor crossings in 17 city districts.

Meski begitu hingga saat ini belum tersentuh anggaran pemeliharaan, adapun tentang jalan Toronipa dibangun karena pantai Toronipa dan Pulau Bokori merupakan kawasan strategis terpadu pariwisata provinsi, yang siap menuju pariwisata nasional dan akan dilaksanakan pembangunan pelabuhan penyeberangan dari Soropia ke Pulau Labengki.

However, until now the maintenance budget has not been touched, while the Toronipa road was built because the Toronipa coast and Bokori Island are integrated provincial tourism areas, which are ready to go towards national tourism and will be carried out with the construction of a crossing port from Soropia to Labengki Island.

“Untuk wilayah Bokori, Toronipa, Labengki dan sejumlah destinasi wisata lainnya merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang ada di Kota Kendari,”ungkap Hado Hasina kepada media.

NgoKi ke 2, Mengangkat Tema: Peran Perhubungan atas Program Pariwisata Nasional dan Daerah

“For the Bokori, Toronipa, Labengki and a number of other tourist destinations, there are Special Economic Zones (KEK) in Kendari City,” Hado Hasina told the media.

Pj. Sekda.Drs. Laode Ahmad P.B. AP. Msi yang hadir pada acara Ngoki itu, mengajak OPD untuk andil dalam pembangunan kepariwisataan di Sultra “Ayo kita Geliat Pariwisata, melalui Promosi secara terpadu Interkoneksi Pembangunan  berbagai kawasan, seperti kawasan agro industri, kawasan pariwisata, kawasan kuliner dan industri rumah tangga. Jangan lupa kita membuat isu international kawasan pariwisata melalui dewan kawasan nasional Jakarta,”imbuhnya.

Acting Regional Secretary. Laode Ahmad P.B. The AP. Msi who was present at the Ngoki event invited OPD to contribute to the development of tourism in Southeast Sulawesi. “Let’s stretch tourism, through an integrated promotion of interconnection development in various regions, such as the agro-industrial area, tourism area, culinary area and home industry. Don’t forget we are making an international issue of the tourism area through the Jakarta national area council, “he added.

Sementara itu, Kadis Pariwisata, Panca mengatakan, pariwisata di Sultra mesti memiliki “Jargon”. Iapun menyebut yel – yel “Sulawesi Tenggara untuk Pariwisata, Pariwisata untuk Sulawesi Tenggara”, ini untuk Jargonnya,”ucapnya dalam acara ngoki itu.

Meanwhile, Head of Tourism, Panca said, tourism in Southeast Sulawesi must have “Jargon”. He also called the slogans “Southeast Sulawesi for Tourism, Tourism for Southeast Sulawesi”, this is for the Jargon, “he said in the ngoki event.

Ditambahkannya, Jalan pariwisata Toronipa yang baru dibangun kurang lebih 3 kilometer tahap pertama telah memberikan daya tarik masyarakat Sultra berwisata menuju. Pantai Toronipa dan pulau Bokori,’Bagaimana kalau sudah rampung sepanjang 14 kilometer ?,”terang Panca.

He added, the newly built Toronipa tourism road of approximately 3 kilometers in the first phase has given the Southeast Sulawesi tourist attraction. “Toronipa Beach and Bokori Island,” What if it has been completed along 14 kilometers ?, “explained Panca.

Acara Ngoki makin alot, Kapala. BPMD, Tasman Taewa dalam kesempatannya mengatakan,  Pengembangan pariwisata sebaiknya diawali dari Desa, karena Sultra terdiri 1.919 desa. BPMD Sultra, memiliki program kegiatan Desa Wisata yang dananya bersumber dari Dana Desa.

The Ngoki event gets tougher, Kapala. BPMD, Tasman Taewa in his opportunity said, Tourism development should start from the Village, because Southeast Sulawesi consists of 1,919 villages. BPMD Sultra, has a Tourism Village activity program whose funds are sourced from the Village Fund.

Senada disampaikan Kapala Balitbang Sultra, Sukamto Toding, bahwa Integrasi antara kawasan merupakan konsep yang ideal, segera membuat master plan pembangunan stratagis kawasan pariwisata Toronipa dan master plan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

In a similar vein delivered by the Head of Southeast Sulawesi Balitbang, Sukamto Toding, that integration between regions is an ideal concept, immediately making a master plan for the strategic development of the Toronipa tourism area and the master plan for the Special Economic Zone (KEK).

Tak ketinggalan Kapala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Diknas), Asrun Lio menambahkan, bahwa selain pantai Toronipa dan Bokori yang sementara Buming, Diknas Sultra juga menyiapkan moseun dan taman budaya untuk berwisata.

NgoKi ke 2, Mengangkat Tema: Peran Perhubungan atas Program Pariwisata Nasional dan Daerah

Not to forget the Kapala Head of the Education and Culture Office (Diknas), Asrun Lio added, besides the Toronipa and Bokori beaches, which were temporarily buming, the Southeast Sulawesi Ministry of Culture also prepared moseun and cultural parks for tourism.

Sitti Suleha, selaku Kadis Perindag Pemprov Sultra juga memberikan ide cemerlang, menginginkan sinergitas antara OPD dan stockeholder dalam mempromosikan pariwisata di Sultra.

Sitti Suleha, as the Head of North Sulawesi Provincial Industry and Trade Office, also gave a bright idea, wanting synergy between OPD and stockeholder in promoting tourism in Southeast Sulawesi.

Kadis Kesehatan, Hj. Andi Hasna menyampaikan juga dalam ngoki itu, bahwa pihak Dinas Kesehatan akan menyiapkan Puskesmas modern untuk melayani  masyarakat Sultra yang berwisata.

Head of Health Office, Hj. Andi Hasna also conveyed in the hockey, that the Health Service will prepare a modern Puskesmas to serve South East Sulawesi people who travel.

Sementara Kadis ESDM, Buhardiman berharap agar pembangunan pengembangan  kawasan aspal buton, untuk memperingati satu abat aspal buton, merupakan promosi Pariwisata daerah.

While the Head of ESDM, Buhardiman hopes that the development of the buton asphalt area, to commemorate one buton asphalt, is a regional tourism promotion.

Kadis Kehutanan, Sahid dalam kesempatan yang sama mengatakan, sebagian pariwisata berada di kawasan hutan sehingga perlu koordinasi, seperti air terjun di Konsel dan Koltim.

Head of Forestry Office, Sahid on the same occasion said, some tourism is in the forest area so it needs coordination, such as waterfalls in Konsel and Koltim.

PUBLISHER: MAS’UD

Example 120x600
error: Jangan copy kerjamu bos