Sebuah video viral di media sosial, memperlihatkan keributan di sebuah Pondok Pasantren (Ponpes), di Kabupaten Kolaka, Provisni Sulawesi Tenggara (Sultra) yang melibatkan oknum TNI AL dengan pengurus ponpes, yang terjadi pada kamis siang, 09/01/2020.
Keributan itu diduga, akibat sengketa lahan di Ponpes Ihya Assunnah Kolaka, dengan seorang warga bernama Mardin More, yang memiliki anak seorang Pamen TNI AL. Dalam postingan di media sosial diduga Pimpinan Ponpes menerima imtimidasi dan penodongan pistol oleh oknum anggota TNI AL tersebut.
Keributan itu diduga, akibat sengketa lahan di Ponpes Ihya Assunnah Kolaka, yang terletak di kelurahan 19 November, Kecamatan Wundulako, Kolaka yang melibatkan seorang warga bernama Mardin More bersama anaknya yang merupakan anggota TNI AL dengan Pimpinan Pondok Pesantren Ustad Muh. Mustamin.
Peristiwa itu bermula, saat Mardin More selaku pemilik lahan, bersama anaknya Letkol Marinir A. F serta dua orang personel Pos TNI AL Kolaka mengecek tapal batas tanah di sekitar Ponpes.
Usai mengecek tapal batas, Mardin More menuju Ponpes Ihya Assunnah Kolaka, untuk meminta sertifikat tanah miliknya yang pernah dipinjamkan ke pihak pengelola Ponpes, saat awal pendirian Ponpes pada tahun 2012 lalu.
Lantaran sengketa lahan tersebut tak kunjung diselesaikan baik melalui jalur mediasi hingga ke meja hijau. Keributan antara Mardin More, dengan Ustad Muhammad Sutamin selaku Pengelola Ponpes, sempat terekam kamera, dan diunggah oleh pemilik akun facebook bernama abbas abu firandaandirja.
Tampak terlihat komandan Pos TNI AL Kolaka, Lettu Sutedjo melerai keduanya, serta membawa keduanya ke kantor Pos TNI AL di jalan Bypass Kolaka, untuk dimediasi karena keduanya tidak menemukan titik temu.
Dalam video yang diunggah ke sosial media, Ustad Muh. Mustamin selaku pimpinan Ponpes Ihya Assunnah mengaku, mendapatkan imtimidasi dan tingkah arogansi oknum anggota TNI AL bahkan beberapa kali ditodongkan menggunakan Pistol, namun tidak dapat dibuktikan dengan bukti – bukti.
Sementara itu Komandan Pos TNI AL Kolaka Lettu Sutedjo menyesalkan postingan facebook, yang menyudutkan dirinya saat proses mediasi, dituduh melepaskan tembakan ke udara.
“Saat proses mediasi, tidak ada senjata api atau sangkur, yang dibawa ke dalam ruangan, sebabnya dirinya hanya memfasilitasi kedua bela pihak,”Ujarnya.
Atas peristiwa tersebut Mardin More selaku pemilik lahan telah menerima sertifikat tanahnya dari Pimpinan Ponpess, setelah dimediasi oleh Komandan Pos TNI AL Lettu Sutedjo.
Sementara Ustad Muh. Mustamin selaku korban imtimidasi dari oknum anggota TNI AL, melaporkan hal tersebut kepada yang berwajib.
ASLAN