Membingkai Makna Sholawat dengan Politik dalam Islam

Oleh : Ainul Mizan al Lamunjaniy

Alloh SWT telah memberikan rohmat yang besar kepada alam semesta ini. Diutusnya Rasulullah Muhammad SAW dengan membawa risalah Islam menjadi rahmat bagi alam semesta. Allah SWT menegaskan dalam firmanNya:

وما ارسلناك الا رحمة للعالمين

Artinya, Tidaklah Kami mengutus kau (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta.

Tentunya sebagai umatnya, kita layak untuk mencintai Nabi Muhammad SAW.

Bahkan wajib hukumnya bagi umat Islam untuk mencintai Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik ra, Rasulullah SAW bersabda:

لا يؤمن احدكم حتى اكون احب اليه من والده وولده والناس اجمعين

Artinya, tidaklah beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia.

Orang mencintai sesuatu tentunya akan terlihat tanda – tandanya. Begitu pula ketika kita mencintai Allah SWT, akan bisa diketahui dari tanda – tandanya. Tanda pertama adalah tatkala disebut nama Allah SWT, maka bergetarlah hatinya. Lebih lanjut Allah SWT menjelaskannya di dalam firmanNya berikut ini.

 انما المؤمنون الذين اذا ذكر الله وجلت قلوبهم واذا تليت عليهم اياته زادتهم ايمانا وعلى ربهم يتوكلون

Artinya, Sesungguhnya orang yang mukmin adalah orang – orang yang apabila disebut nama Allah bergetarlah hartinya, apabila dibacakan padanya ayat – ayat Alloh maka bertambahlah imannya, dan kepada Allah, mereka bertawakkal (TQS AL Anfal ayat 2).

Begitu pula ketika kita mencintai Nabi Muhammad SAW. Kita akan banyak menyebut nama beliau SAW. Kita akan banyak membaca sholawat kepada Nabi SAW baik karena mendengar orang lain menyebut nama Nabi, dan atau kita segaja memang membaca sholawat atas Nabi SAW.

Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin bi Ahaditsi Sayyidil Anbiya wal Mursalin, Al Imam Nashr bin Muhammad bin Ibrahim as Samarqondiy menjelaskan pada bab Fadhilah Sholawat, sebagai berikut ini.

وروى ابو هريرة عن النبي صلعم انه قال صلوا علي فان الصلاة علي زكاة لكم واسئلوا الله لي الوسيلة قالوا وما الوسيلة يا رسول الله؟ اعلى درجة في الجنة لاينالها الا رجل واحد وانا ارجوا ان يكون هو انا-

 Artinya, Abu Hurairah ra telah meriwayatkan dari Nabi SAW sesungguhnya beliau SAW bersabda: Bersholawatlah kalian padaku, karena sesungguhnya itu doa bagiku dan menjadi zakat bagi kalian. Dan mintakanlah pada Allah untukku sebuah wasilah. Para sahabat berkata: Wasilah apa ya Rasulullah? Nabi SAW menjawab: “ Derajat tertinggi di Surga, yang tidak dapat didapatkan kecuali oleh satu orang. Dan aku berharap, orang tersebut adalah aku sendiri”.

قال الفقيه رحمه الله معنى قوله صلى الله عليه وسلم زكاة لكم يعني طهارة لكم ومغفرة للذنوب فلو لم يكن للصلاة على النبي صلعم ثواب سوى انه يرجي شفاعته- لكان الواجب على العاقل ان لا يغفل عنه فكيف وفيها مغفرة الذنوب وفيها الصلاة من الله تعالى

Al Faqih Abu Laits berkata: Makna sabda Nabi SAW tersebut, “sebagai zakat bagi kalian” yakni penyuci bagi kalian dan pengampunan dosa. Maka sekiranya tidak didapatkan demikian pada sholawat atas Nabi SAW, akan ada pahala yang lain, berupa harapan akan syafaatnya di hari kiamat. Sungguh menjadi keharusan bagi orang yang berakal untuk tidak lalai dari membaca sholawat. Maka bagaimana ia berusaha agar dalam sholawatnya, terdapat pengampunan dosa dan keselamatan dari Allah SWT.

Pertanyaannya bagi kita sekarang adalah bagaimana caranya agar sholawat yang kita baca atas Nabi SAW, bisa mendatangkan pengampunan dosa dan limpahan keselamatan dari Allah bagi diri kita?

Menjadi penting bagi diri kita untuk merenungi dan memahami dengan sebenar – benarnya akan makna mencintai Nabi SAW. Jangan sampai cinta kita kepada Nabi SAW hanya berhenti di dalam lisan – lisan kita. Oleh karena itu, patutlah kita menyimak penjelasan dari al Imam al – Qadhi Fudhail bin iyadz rahimahullah di dalam kitab Asy Syifa bi Takrifi Huquqil Mushthofa SAW, tentang mencintai Nabi dan tanda – tandanya.

فالصادق في حب النبي صلى الله عليه وسلم من تظهر علامة  ذلك عليه واولها الاقتداء به واستعمال سنته واتباع اقواله وافعاله وامتثال اوامره واجتناب نواهيه والتأدب بادابه في عسره ويسره ومنشطه ومكرهه وشاهد هذا قوله تعالى قل ان كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله (ال عمران 31) وايثار ما شرعه وحض عليه على هوى نفسه وموافقة شهوته-

Artinya, Orang yang benar dalam cintanya kepada Nabi saw adalah orang –orang yang tampak pada dirinya tanda – tanda berikut ini. Yang pertama adalah ia meneladani Nabi, mengamalkan sunnahnya, mengikuti semua perkataan dan perbuatan Nabi, melaksanakan perintah Nabi dan meninggalkan yang dilarangnya, serta ia mendidik umat dengan pendidikan Nabi baik dalam kondisi sempit maupun lapang, senang maupun susah. Hal demikian dipersaksikan dengan firman Allah : “Katakanlah, jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Alloh akan mencintai kalian” (TQS Ali Imron ayat 31). Selanjutnya (tandanya adalah), ia memuliakan syariat yang dibawanya, dan ia mengendalikan hawa nafsunya dan syahwatnya (untuk tunduk pada syariat) (kitab Asy Syifa juz 2 halm 16, Dar Kutub ilmiyyah).

Dari penjelasan beliau, bahwa tanda mencintai Nabi SAW adalah mengambil syariat Islam, menundukkan hawa nafsunya untuk taat dalam menjalankan syariat Islam, dan mendidik umat dengan pendidikan ala Rasul SAW.

Dalam mendidik umat adalah dengan mendakwahkan Islam agar umat kembali berpegang teguh dengan hukum – hukum Islam dan menerapkannya dalam kehidupan individu, berkeluarga dan berbangsa bernegara.

Dakwah yang dilakukan adalah dalam rangka mengubah kondisi yang tidak Islami menuju kondisi yang Islami.

Bahkan dengan aktifitas dakwah yang dilakukannya tersebut, Rasulullah dan para sahabatnya mendapatkan rintangan demi rintangan. Ada yang berupa penyiksaan fisik, propaganda yang menyesatkan terhadap risalahnya dan termasuk pemboikotan. Pada akhirnya, pertarungan antara yang haq dan yang batil dimenangkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Mereka dimenangkan Allah SWT karena mereka memperjuangkan kebenaran berupa Risalah Islam. Dalam sebuah hadits dari sahabat Khobab bin Art ra, diriwayatkan sebagai berikut ini.

قلنا يا رسول الله الا تستنصرلنا؟ الا تدعوا الله لنا؟

Kami berkata, Ya Rasulullah, tidakkah ada pertolongan buat kami? Tidakkah engkau berdoa kepada Allah untuk kami?

ان من كان قبلكم كان احدهم يوضع المنشار على مغرق رأسه فيخلص الى قدميه لا يصرفه ذلك عن دينه ويمشط بامشاط الحديد ما بين لحمه وعظمه لا يصرفه عن دينه- ثم قال والله ليتمن الله هذا الامر حتى يسير الراكب من صنعاء الى حضرموت لا يخاف الا الله والذئب على غنمه ولكنكم قوم تستعجلون

Rasul SAW menjawab: sesungguhnya orang orang sebelum kalian, ada salah seorang dari mereka yang diletakkan baja panas di atas kepalanya maka terbelah badannya hingga telapak kakinya. Hal itu tidak menjadikan ia melepaskan agamanya. Ada yang disisir dengan besi, terkelupaslah kulitnya dari tulangnya. Hal itu tidak menjadikan ia melepaskan agamanya. Kemudian Rasul SAW bersabda: Demi Alloh, sungguh Allah akan menyempurnakan agamaNya ini hingga seorang berjalan sendirian dari Shan’a ke hadramaut merasa aman. Ia tidak takut kecuali hanya kepada Allah. Serigala tidak akan memakan kambing. Akan tetapi kalian adalah sebuah kaum yang tergesa – gesa.

Sekarang mari kita refleksikan pada keadaan negeri kita hari ini. Saat ini, negeri kita Indonesia masih menghadapi kondisi kemiskinan, pengangguran, kejahatan yang merajalela, utang luat negeri yang menumpuk dan keterpurukan di segala bidang kehidupan. Kondisi demikian bukanlah kondisi yang diharapkan oleh Islam. Maka hanya dengan aktifitas mendakwahkan Islam sebagai solusi untuk keluar dari keterpurukan tersebut. Dakwah agar terjadi penerapan hukum Islam. Al Imam Ibnul Mubarok rahimahullah berkata:

لولا الخلافة لم تؤمن لنا سبل وكان اضعفنا نهبا لاقوانا

Sekiranya kalau bukan dengan Khilafah, niscaya tidak akan aman jalanan – jalanan kita, dan orang – orang yang lemah di antara kita berada dalam cengkeraman orang – orang kuat di antara kita.

Sesungguhnya orang –orang yang berusaha meneladani Rasul saw berhak mendapatkan doa dan keberkahan dari Allah dan Rasul saw. Al Imam Fudhail bin iyadz menjelaskan:

وفي حديث الصلاة: اللهم صل على محمد وعلى ازواجه وذريته- وفي اخر وعلى آل محمد قيل اتباعه- وفي رواية انس سئل النبي صلعم من آل محمد؟ قال كل تقي

Artinya, Di dalam hadits sholawat : Ya Alloh sampaikan doa atas Muhammad, keluarganya, dan semua keturunannya. Dalam riwayat yang lain, atas keluarga Muhammad, dikatakan bahwa orang – orang yang berusaha mengikuti ajaran Muhammad SAW. Di dalam riwayat Anas, Nabi SAW pernah ditanya: Siapa yang dimaksud dengan keluarga Muhammad? Nabi SAW bersabda: Setiap orang yang bertaqwa ( Kitab Asy Syifa juz 2 halm 52).

Lebih lanjut, Al Fudhail bin iyadz rahimahullah menjelaskan tentang makna sholawat kepada orang – orang yang mengikuti sunnah Nabi SAW.

وذكر الصلاة على الال والازواج مع النبي صلى الله عليه وسلم بحكم التتبع والاضافة اليه لا على التخصيص قالوا وصلاة النبي صلعم من صلى عليه مجراها مجر الدعاء والمهاجهة ليس فيها معنى التعظيم والتوقير قالوا وقد قال تعالى لا تجعلوا دعاء الرسول بينكم كدعاء بعضكم بعضا- فكذلك يجب ان يكون الدعاء له مخالفا لدعاء الناس بعضهم بعضا- وهذا اختيار الامام ابي المظفر الاسفرائني من سيوخنا وبه قال ابو عمر بن عبد البر-

Disebutkan sholawat atas keluarga dan istri –istri bersamaan dengan penyebutan sholawat atas Nabi SAW, dikarenakan adanya mereka mengikuti Nabi bukan pengkhususan. Para ulama menyatakan, Sholawat Nabi saw terhadap orang – orang yang bersholawat kepadanya selayaknya aliran doa. Jadi bukan bermakna pengagungan dan penghormatan (sebagaimana sholawat kepada Nabi). Sungguh Allah berfirman : Janganlah kalian jadikan doa atas Nabi di tengah kalian seperti doa kalian atas sebagian kalian). Maka dengan demikian, wajib menjadikan doa sholawat kepada Nabi SAW itu berbeda dengan doa manusia dari sebagian mereka kepada sebagian yang lain, inilah pengertian yang diambil oleh Al Imam Abu Mudhofir al Asfiroiniy dari guru – guru kami. Begitu pula Abu Umar bin Abdul Bar mengatakan demikian (Pasal tentang perbedaan atas sholawat kepada selain Nabi SAW juz 2 Kitab asy Syifa halaman 53).

Wallahu a’lam bish showab.

Penulis tinggal di Malang