Oleh : Agung Andayani
Dulu Islam sangat disegani dan ditakuti musuhnya. Begitu pula dengan peradapan Islam gemilang terpancar sampai ke penjuru dunia. Dan para sejarawan barat pun mencatat kemuliaan Islam dengan tinta emas. .Salah satunya adalah Will Durant mengatakan, “Para Khalifah telah berhasil memberikan perlindungan yang ideal terhadap kehidupan dan tenaga kerja, senantiasa membuka peluang bagi setiap bakat, menciptakan kemakmuran selama tiga sampai enam abad di wilayah yang dulunya tidak begitu makmur, mendorong dan mendukung perkembangan pendidikan, sastra, sains, filsafat dan seni hingga memuat Asia Barat selama lima abad menjadi wilayah paling beradab didunia”. (The Story Civilization, 4/227).
Pada saat itu Negara Barat seperti Eropa masi dalam masa peradaban kegelapan. Dan gambaran kegelapan tersebut dilukiskan oleh Willian Draper, “Pada zaman itu Ibu Kota pemerintahan Islam di Cordova merupakan kota paling beradab di Eropa, 113.000 buah rumah, 21 kota satelit, 70 perpustakaan dan toko-toko buku, masjid-masjid dan istana yang banyak. Cordova menjadi mashur diseluruh dunia, di mana jalan yang panjangnya bermil-mil dan telah dikeraskan diterangi dengan lampu-lampu dari rumah-rumah ditepinya. Sementara kondisi di London 7 abad sesudah itu (yakni abad 15 M), satu lampu umumpun tidak ada. Di Paris berabad-abad sesudah zaman Cordova, orang yang melangkahi ambang pintunya pada saat hujan, melangkah sampai mata kakinya masuk ke dalam lumpur”.
Itulah masa-masa gegelapan Barat dan kejayaan Islam. Dimana pada masa kejayaan Islam di pimpin oleh seorang Khalifah yang bertanggung jawab menerapkan hukum syara (Al quran & Hadits Rosul) secara kaffah/totalitas sampai ke level negara. Selain itu seorang Khalifah wajib mengurusi urusan umat sampai kelevel per individu. Masa kejayaan Islam dimulai di Madinah tahun 622 M yaitu negara Islam pertama yang langsung dipimpin oleh Rasululloh saw dan setelah Rosululloh wafat di pimpin oleh para Khalifah. Setiap Khalifah wafat maka akan digantikan oleh Khalifah yang lain sampai tahun 1924 Negara Islam diruntuhkan oleh konspirasi Barat dan sejak saat itu sistem Islam tidak lagi diterapkan dalam lingkup negara.
Rasulullah SAW bersabda,
“Suku Israel dipimpim oleh Nabi-nabi. Jika seorang Nabi meninggal dunia, seorang nabi lain meneruskannya. Tetapi tidak ada nabi yang akan datang sesudahku; hanya para khalifah yang akan menjadi penerusku (HR.Bukhari, Kitab al-Manaqib).
Sejak saat itu umat Islam bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya. Sejak itu problem kaum muslimin tidak mendapatkan solusi yang bersumber pada syariat Islam, Begitu juga pada penerapan hukum-hukum syara yang diabaikan dan bahkan direndahkan sebagai hukum yang tidak sesuai jaman. Salah satunya problem perempuan dan generasi semakin banyak serta problem keluarga yang merupakan sebagai banteng terakhir penanaman dan praktik Islam semakin lemah. Bahkan direkayasa untuk dihancurkan melalui beragam cara secara sistemik. Baik melalui Undang-Undang kebijakan penguasa, life style, bergaulan bebas dan sebagainya.
Oleh karena itu pada masa sekarang seluruh umat muslim memiliki tanggung jawab. Khususnya muslimah untuk mengingat peristwa keruntuhan khilafah dalam rangka menyadari urgensitas keberadaannya dan mendorong mewujudkan kembali di era saat ini.
“Periode kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya. Setelah itu datang periode khilafah aala minhaj nubuwwah (kekhilafahan sesuai manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’ala mengangkatnya. Kemudian datang periode mulkan aadhdhan (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa. Selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’ala. Setelah itu akan terulang kembali periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam.” (HR Ahmad; Shahih).