TEGAS.CO., BUTON UTARA – Sejak dinyatakan OTG dikarenakan berasal dari wilayah zona merah, Postingan Arni Haruna di Media Sosial (Medsos) Facebook (FB), tepatnya di dua group berbeda yakni, Butur Perubahan (BP) dan Covid19 Center Kab. Butur, yang sedang menjalani karantina di ruang isolasi Pustu Desa Rantegola, Kecamatan Bonegunu, Kabupaten Buton Utara, ramai menjadi perbincangan publik.
Pasalnya, dari beberapa postingan yang ditulisnya menjelaskan bahwa dirinya meminta pertolongan kepada siapapun agar tindakan medis didapatkannya secara benar di tempat yang layak.
Salah satu postingannya yang ditulisnya melalui akunnya sendiri Arni Haruna II di group BP pada 26 April 2020, pukul 23.43 yakni:
#minta_tolong… Saya sekarang sendirian di pustu desa rantegola…sedang jalani karantina covid19 sebab saya dari zona merah kabupaten muna… Saya Belum juga buka puasa sampai saat ini… Badanku tak bisa bergerak pengaruh operasi waktu melahirkan, semalam membersihkan pustu sampai pukul 4 dini hari dan hanya makan Indomie telur… Badanku sudah keringat dingin ini… Masyarakat takut dengan saya katanya saya corona.. Tolong….
Namun ditepis kebenarannya oleh Kepala Puskesmas (Kapus) Bonegunu, Husni kepada Jurnalis Tegas.co.
Tak hanya sampai disitu, wanita yang diketahui pernah menjadi kader di dua partai besar yang berbeda, kembali menyoroti kinerja satgas covid19 di Butur pada postingannya 27 April 2020, pukul 16.19 yang menurutnya merasa tertekan dengan pertanyaan yang diajukan kepadanya dengan nada keras seperti sedang menginterogasi seorang teroris sambil merekam, dianggapnya sudah diluar batas.
Saat dikonfirmasi oleh awak media terkait postingannya itu, Arni Haruna melalui telpon seluler mengatakan bahwa apa yang di tulisnya itu berdasarkan perlakuan yang diterimanya dari petugas Covid19.
“Saya hanya butuh diperlakukan dengan benar sesuai SOP dan tindakan sesama manusia. Apalagi saya katakan bahwa tempat karantina ini tidak layak untuk pasien yang mau sembuh,”kata Arni Haruna kepada Wartawan, pada 29 April 2020.
Dia menjelaskan, seharusnya petugas Covid19 di Butur secara intens menanyakan kabar kesehatannya seperti layaknya seorang yang dikarantina untuk kesembuhan bukan menanyakan pelayanan yang mereka berikan, apalagi seorangpun petugas yang mendekati dirinya dengan alasan tidak menggunakan APD lengkap.
“Kalau mereka hanya mau pencitraan, pasti banyak masyarakat yang meninggal tanpa sebab, yang ditanya kan hanya pelayanan mereka bukan keadaan pasien,”cetusnya.
Ujar Arni, prosesnya hingga sampai di Pustu untuk di karantina ini sangat panjang perjalanannya. Dari sejak Selasa lalu dirinya sudah melakukan karantina mandiri di rumah mertuanya di Desa Rantegola, bahkan dengan inisiatifnya sendiri meminta kepada petugas kepolisian setempat untuk memenjarakannya agar masyarakat sekitar tidak panik dengan keberadaanya.
Lanjutnya, Arni Haruna menyatakan bahwa postingan yang dibuatnya adalah benar adanya berdasarkan apa yang dialaminya.
“Saya punya berbagai macam bukti, setelah menjalani karantina ini, saya akan laporkan mereka. Ini menyangkut keselamatan hidup seseorang. Dan hukum tertinggi di Dunia ini adalah keselamatan rakyat. Perlakukan manusia layaknya seorang manusia,”imbuhnya.
S Y P