Sekolah Tatap Muka Zona Hijau,Mungkinkah ?

Ummu Laila

Akhir-akhir ini sedang hangat perbincangan ,terkait wacana dibukanya kembali sekolah dengan aturan New Normal Life. Pihak terkait , dalam hal ini kemendikbud atau pemerintah setempat yang menjadi bagian satuan tugas gugus covid -19 menyatakan sekolah akan dibuka bagi daerah yang berstatus zona hijau. Hal ini menyebakan terjadinya prokontra di masyarakat.

 Dalam harian (Merdeka.com) Kepala  Biro kerjasama dan Humas  kementrian  pendidikan dan kebudayaan  ( kemendikbud) Evy Mulayani  mengatakan  pembukaan  seolah yang berada di zona hijau  akan dilakukan  secara hati –hati . Kesehatan dan keselamatan   warga sekolah menjadi prioritas utama. (Jakarta, minggu 7/6 ) .

Sementara itu Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang pendidikan , mengungkapkan ,hasil angket yang telah di unggahnya dari kalkulasi yang yang di dapatkan, 80 persen responden yang berasal dari orang tua menolak sekolah dibuka kembali karena khawatir situasi pandemi yang masih belum berakhir. Hal ini berkebalikan dengan hasil survei dari responsden anak –anak, mereka menginginkan untuk bisa kembali sekolah. Diduga mereka jenuh belajar dari rumah dan ingin segera kembali berkumpul bersama kawan-kawannya di sekolah (tribunnews.com ,30/5/20).

Iklan ARS

Bag buah simalakama, demikianlah kondisi yang dialami generasi dimasa pandemi corona saat ini. Belajar dari rumah (BDR) bukanlah model pemebelajaran terbaik . Siswa menjadi borring,pusing dengan seabreg tugas yang diberikan guru, apalagi bagi siswa dengan berbagai keterbatasan sarana dan prasarana yang ada. Sementara masuk sekolah untuk melaksanakan pembelajaran secara langsung lebih besar lagi resikonya.

Kondisi ini seakan makin menambah masalah , belum selesai satu masalah muncul lagi masalah yang lain, belum tuntas masalah yang lama muncul lagi masalah yang baru. Demikian sepertinya gambaran kehidupan yang diatur dengan sistem / aturan buatan manusia (Kapitalis) . Sehingga akhirnya melahirkan masyarakat yang penuh dengan masalah . Dan sesungguhnya bukan hanya di Indonesia, semua negara kapitalis saat ini telah gagal meghadirkan solusi yang tepat agar umat manusia segera terlepas dari wabah ini .

Padahal sebenarnya Islam telah memiliki solusi yang tepat, Solusi yang berasal dari zat Yang paling mengetahui , maha menguasai segala sesuatu dan maha mengatur segala sesuatu, tidak terkecuali masalah wabah. Hal ini seperti telah di contohkan oleh sahabat Rasulullah pada masa kepemimpinan khalifah Ummar bin Khatab, beliau menerapkan apa yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW yang di riwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam kitab shaih muslim , Rasulullah Shallahu”alahi wa sallam bersabda “ Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri , maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah disuatu tempat kalian berada, maka janganlah kalian meniggalkan tempat itu”( HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam sistem Islam mengharuskan negara membuat kebijakan isolasi/ karantina penyakit, bukan melockdown seluruh wilayah. Karena itu tes massif mutlak harus dilakukan, agar bisa dipisahkan antara orang yang sakit dari yang sehat sebagaimana ditegaskan dalam nash hadits. Sehingga proses belajar di sekolah bagi wilayah yang tidak terkena wabah tetap berjalan sebagaimana biasa , sementara bagi wilayah yang terpapar wabah maka akan dilakukan proses belajar dari rumah (BDR) yang berbasis Islam.

Yakni proses belajar di mana pemerintah akan menfasilitasi para guru dan siswa misal nya, seperti penyediaan alat penunjang proses belajar agar proses BDR tersebut terlaksana dengan baik. Mulai dari penyiapan materi, pemebelajaran yang tepat di saat pandemi, mengadakan segala fasilitas yang dibutuhkan secara optimal dan memberikan penghargaan yang maksimal bagi para guru atas kerja kerasnya. Sebab dalam sistem Islam, penguasa tidak boleh abai, semua kebutuhan dasar masyarakat harus dijamin oleh negara. Termasuk aspek pendidikan.

Dengan kebijakan tersebut masalah pendidikan tidak akan serunyam hari ini. Para orang tua siswa tidak akan ada yang resah anaknya ke sekolah, karena status kondisi wilayah di jamin aman dari wabah. Tentunya bukan seperti kondisi hari ini, sekedar penetapan zona yang tidak jelas standarnya, sehingga masih banyak menimbulkan kehawatiran di masyarakat baik, para guru apalagi para orang tua siswa.

Wabah yang Allah turukan ini, sejatinya mendatangkan kebaikan bagi manusia, karena mengingatkan betapa lemahnya mereka di hadapan Allah. Sehingga kesadaran ini akan membimbing kita untuk tidak mengambil aturan buatan manusia dan bersegera menerapkan aturan dari sang Pencipta Allah Subhanahu wa ta’ala , yang akan menuntaskan segala pandemi yang menimpa dunia ini. Wallahu’alam bi shawab.

Ummu Laila (pemerhati Sosial ,Kec. lainea . Sulawesi Tenggara)