TEGAS. CO, KONAWE SELATAN – Warga Kelurahan Landono Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra) hingga saat ini belum tersentuh Bantuan Langsung Tunai (BLT) APBD maupun Bantuan Sosial Tunai (BST) Kemensos yang terdampak Covid-19.
Hal ini disampaikan oleh salah seorang warga Kelurahan Landono, Muh Safar SE kepada tegas.co, Rabu, 17/6/2020.
Menurut Safar, saat ini warga Kelurahan Landono mulai resah dikarenakan sudah hampir semua desa di Kecamatan Landono menyalurkan BLT 2 (dua) bulan bahkan sudah ada desa yang menyalurkan 3 bulan ke warganya. Sementara di Kelurahan Landono belum ada sama sekali.
“Kami warga Kelurahan Landono sampai saat ini belum sama sekali menerima BLT yang Rp 600 ribu per KK yang terdampak Covid-19,” ujar Safar sapaan akrabnya.
Safar menjelaskan, pihaknya dan warga kelurahan lainnya hanya menunggu dan menunggu dari Pemerintah Kelurahan yang tak kunjung ada realisasinya, sesuai yang dijanjikan pada saat pendataan calon penerima BLT beberapa waktu lalu.
“Kami sudah pernah konfirmasi ke pak Lurah katanya sabar saja, karena dana kelurahan untuk kegiatan fisik sebanyak Rp 300 juta sudah di potong langsung oleh pihak Pemda Konsel senilai Rp 100 juta. Sedangkan kurangnya nanti Pemda Konsel yang akan tambah sehingga dananya bisa cukup untuk penerima BLT di Kelurahan Landono yang berjumlah 105 KK hasil pendataan Pemerintah Kelurahan dan TKSK Kecamatan Landono,” jelasnya.
Akan tetapi, sambungnya, hingga saat ini bantuan tersebut tidak ada realisasinya. Malahan pak Lurah mengerjakan kegiatan fisik pembangunan drainase di lorong SMA Landono. Sehingga menambah keresahan dan menuai pertanyaan bagi warga Kelurahan Landono.
“Kenapa pekerjaan fisik drainase sudah di kerja kok BLT belum di salurkan. Apakah lebih penting pembangunan fisik yang hanya menguntungkan pengurus dana kelurahan tersebut, dibanding kita ini warga yang lagi butuh uang untuk kebutuhan keluarga yang sampai hari ini belum bisa bekerja atau menghasilkan uang akibat dampak Covid-19 ini,” pungkasnya.
Lanjut Safar, yang lebih mengecewakan lagi terendus hasil rapat kemarin di Kantor Camat Landono yang dihadiri pak Camat, para Kepala Desa, Lurah, pendamping desa se kecamatan Landono, bahwa ternyata dana kelurahan yang di potong oleh Pemda sebesar Rp 100 juta yang pernah disampaikan pak Lurah bukan untuk dana BLT, tetapi dipergunakan untuk pembelanjaan bantuan sembako dan sebagainya oleh Pemda.
Olehnya itu, tambah dia, kami warga Kelurahan Landono sangat menyayangkan sekali kenapa bisa seperti begini.
“Pertanyaan kami. Kenapa kami dianatirikan. Apa bedanya warga desa dengan warga kelurahan sementara sama-sama terkena dampak Covid-19, dan seandainya tidak ada dana Kelurahan mungkin itu kami bisa maklumi. Tapi ini lebih baik membangun drainase dari pada nasib warga yang lagi butuh makan. Kami juga menyayangkan sikap pak Lurah yang tidak pernah memberikan penjelasan kepada kami terkait keberadaan dana BLT tersebut. Bahkan seolah-olah tidak mempedulikan masyarakatnya. Kami berharap kepada Pemda Konsel agar kiranya kami diberikan bantuan berupa dana BLT,” pintanya.
Lurah Landono ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon genggamnya tidak bisa terhubung, sedang berada diluar jangkauan.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Sosial (Dinsos) Konsel, Surdin ketika dikonfirmasi mengakui bahwa untuk Kelurahan Landono data penerima bantuan terlambat diusulkan ke kabupaten. Dan baru diusulkan ke Kementerian Sosial (Kemensos) melalui bantuan BST.
“Jadi untuk Kelurahan Landono datanya terlambat kami terima. Makanya baru kami usulkan di Kemensos untuk mendapatkan BST,” jelasnya.
Semua datanya, tambah dia, sudah diusulkan melalui operator dan ada beberapa yang tertolak mungkin datanya tidak valid. Untuk data yang tertolak diupayakan diakomodir melalui BLT APBD.
“Yang jelasnya semua sedang diupayakan agar menerima bantuan,” tambahnya.
MAHIDIN