Diduga Salah Suntik Wanita Muda Ini Mengalami Kelumpuhan Sejak Balita

Timang (25) yang mengalami kelumpuhan sejak Balita saat bersama orang tuanya Koding di Kolut. (FOTO : IS)

TEGAS.CO,. KOLAKA UTARA – Timang (25) mengalami lumpuh sejakusinya masih tiga tahun. Kelumpuhan yangbdi deritanya hingga di usia dewasa ini belum mendapat perawatan dan penyembuhan yang dikarenakan ketidak mampuan ekonomi oleh kedua orang tuanya.

Penyebab kelumpuhan Timang ini diduga akibat salah suntik oleh Bidan yang menanganinya ketika masih berusia tiga tahun dan masih berada di Provinsi Jambi. Dugaan itu dikarenakan saat Timang masih Balita mengalami demam tinggi dan dibawah ke salah satu Puskesmas di Daerah Jambi dan sejak saat itulah anak dari Koding (57) ini sudah tidak bisa berjalan.

Iklan KPU Sultra

“Saat itu, Timang disuntik Oleh bidan, selang beberapa hari, Timang tidak bisa berjalan lagi, hingga di umur 25 tahun ini,”.ujar Koding dengan mata berkaca kaca kepada awak media ini saat ditemui di rumahnya di Desa Kalahunde Kecamatan Pakue Tengah Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Jum’at, 19/6/2020.

Koding menceritakan, sebelumnya tinggal di Jambi dan setelah itu pindah di Kolaka Utarw di Desa Kalahunde dan saat itu usia Timang berusia lima tahun.

“Timang lahir dengan normal dan d iumur Timang masuk 5 tahun, kami dipanggil pulang oleh orang tua dan tinggal di Desa Kalahunde ini,”terangnya.

Terkait kondisi anaknya yang mengakami lumpuh sejak Balita, untuk kebutuhan dan keprrluan anak perempuannya itu, meski sudah berusia dewasa masih diperlakukan seperti Bakita. Setiap mandi pagi dan sore, timang digendong ke kamar mandi.

“Anak saya ini pintar bicara dan ngomong mau apa atau apa,”.ujarnya.

Ditanyakan oleh awak media, apakah ada bantuan selama Pendemik Covid 19 dan Bantuan Dari Dinsos, Koding berkata bahwa Kepala Desa Kalahunde, sudah Memberikan sembako dan ada bantuan sembako juga dari Dinsos Pusat, selain itu, Timang juga sudah terdaftar di Dinsos sebagai penerima bantuan disabilitas.

Sementara itu, Timang menceritakan, dirinya tidaklah minder atau malu dengan keadaan fisiknya, dengan kondisi ini dia, masih bersyukur kepada Tuhan yang masih memberinya kehidupan di dunia dan masih bisa menghirup udara secara gratis.

Inilah kutipan “Timang yang sangat mengharukan”, kata dia, Cobaan ini, diterimanya dengan ikhlas, karena Tuhan memiliki rencana terbaik untuk dirinya. Mungkin dia tidak terlihat bahagia didunia ini, tetapi dia yakin bahwa Tuhan sudah menyiapkan surga untuk dirinya

IS