Inovasi Pembelajaran Online Tanpa Kuota Jadi Solusi?

N. Suci M.H., S.Pd

“Alhamdulillah meringankan, bisa mengurangi beban saya sebagai orang tua buat beli kuota. Udah gitu juga bisa dipindahin ke hp. Tata caranya juga udah dikasih tau sama gurunya.”

Pernyataan salah seorang wali murid Madrasah Tsanawiyah Attaqwa 3 Babelan, Kabupaten Bekasi di atas mewakili ratusan orangtua di sekolah itu. Sulasmi (40) adalah salah satu orangtua murid yang datang mengambil materi ajar pada Minggu, 19 Juli 2020.

Iklan Pemkot Baubau

Di tengah kondisi galau sebagian besar orangtua di seluruh Indonesia akan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan daring, MTs Attaqwa 3 Babelan, Kabupaten Bekasi justru memutus rantai kebimbangan ratusan orangtua murid di sekolahnya. Pihak sekolah berhasil menyusun materi pembelajaran dalam bentuk DVD. Terobosan ini dilakukan untuk memudahkan anak didik dan orangtua menjalani Belajar di Rumah (BDR) tanpa keluhan membengkaknya quota, lemahnya sinyal dan pengulangan pelajaran bisa dengan luring. (Pikiranrakyat.com, 19/07/2020)

Dalam keping DVD terdapat dua golongan pelajaran agama dan umum dengan 17 tema materi dalam bentuk video dan tampilan presentasi PP (PowerPoint). Pembuatan DVD ini mendapat dukungan para orang tua yang dirasa cukup efektif untuk BDR karena Covid-19 saat ini.

Inovasi pembelajaran online tanpa kuota menjadi oase di tengah jeritan wali murid akan jebolnya kuota untuk PJJ. Hal ini tentu saja harus diapresiasi. Karena kebuntuan penyampaian materi ajar memang harus diupayakan agar pendidikan di rumah bisa lebih terarah dan terencana dengan baik. Dampak psikologis emosi siswa dan wali murid bisa diminimalisir. Keadaan rumah yang harus dikondisikan menjadi tempat belajar layaknya sekolah memang tidak mudah. Kerjasama yang baik dalam pengadaan fasilitas belajar antara sekolah dan rumah perlu dilakukan. Sehingga selama pandemi ini, para siswa tetap dapat menjaga semangat belajarnya dengan arahan materi yang jelas.

Penggunaan DVD dirasakan relatif mudah. Siswa bisa memilih bahan belajar dengan menjalankan keping DVD pada perangkatnya.

Inisiatif yang muncul dari institusi sekolah MTs Attaqwa 3 Babelan, Bekasi sebenarnya bisa diterapkan untuk sekolah-sekolah lain. Namun sayangnya belum semua sekolah siap untuk menawarkan sistem pembelajaran melalui DVD. Selain memerlukan dana yang tidak sedikit untuk perangkat keras dan lunaknya, sekolah pun tak bisa mengontrol pemahaman siswa yang belajar hanya dengan perangkat saja. Pendampingan memahami materi hingga penerapannya tentu membutuhkan keadaan yang berbeda. Pembentukan karakter menjadi pribadi yang beriman dan berilmu sebagai tujuan pendidikan membutuhkan metode beragam untuk mewujudkannya. Apakah kebutuhan itu sudah terwakilkan dengan DVD?

Kewajiban memberikan solusi yang benar-benar solutif terkait banyaknya problem yang muncul pada proses pembelajaran secara online di tengah pandemi bukanlah berada di tangan lembaga semata tetapi harus sampai menjadi kepentingan negara. Kewajiban memberikan pelayanan pendidikan yang optimal meski pandemi ada di tangan negara. Jargon pendidikan untuk semua, kemudahan mengakses pendidikan dan memenuhi fasilitas penunjang yang sama layaknya untuk sekolah seluruh Indonesia akan mudah terjadi dengan satu komando, tujuan dan arah yang sama melalui penyelenggaraan sistem pendidikan negara.

Apresiasi pemerintah tidak boleh hanya dilakukan dengan ucapan simbolik saja. Hanya akan jadi pengabaian urusan yang seharus dilakukan oleh pemerintah. Mengingat proses belajar mengajar tidak cukup hanya berkutat pada masalah cabang pendidikan. Aspek utama ada pada sistem pendidikan yang diterapkan dengan baik oleh negara. Sistem yang akan menjaga kesinambungan pendidikan yang siap mengatasi masalah-masalah pendidikan, mumpuni dengan program-program pendidikan dan pendampingan dana yang terus produktif. Sistem pendidikan yang kokoh akan mencetak generasi unggulan terbaik.

Akan sekedar jadi wacana Jika negeri ini bertopang pada sistem pendidikan sekuler kapitalis. Ratifikasi sistem pendidikan kapitalis inilah yang justru memutus rantai negara turun langsung di pendidikan.

Liberalisasi pendidikan menyebabkan negara hanya sebagai fasilitator yang berlepas tangan ketika problem pendidikan muncul. Evaluasi hingga solusi dibebankan pada lembaga pendidikan dan kerjasama dengan wali murid sebagai pengguna fasilitas pendidikan. Semrawut permasalahan Pembelajaran Jarak Jauh dengan online membuktikan negara gagal memenuhi kebutuhan dasar pendidikan rakyat.

Berbanding terbalik dengan Islam. Sebagai ideologi yang memiliki aqidah ruhiyah dan aqidah siyasi, Islam memiliki seperangkat sistem yang unik dalam penerapannya. Salah satunya sistem pendidikan. Dalam sistem pendidikan, negara adalah satu-satunya kekuasaan yang dibebankan padanya semua aspek penyelenggaraan pendidikan. Mulai dari penetapan dasar pendidikan, tujuan pendidikan, jenjang pendidikan, periode sekolah, lembaga pendidikan, sekolah dasar, sekolah kejuruan, pendidikan tinggi, kurikulum pendidikan, materi pengajaran, satuan pelajaran, kalender sekolah, ujian umum, metode pengajaran, penyiapan para pengajar hingga teknik dan sarana pengajaran, dan lain-lainnya.

Penyelenggaraan pendidikan dalam Islam termasuk ke dalam perkara kebutuhan dasar rakyat yang utama dipenuhi meski krisis terjadi. Di sinilah peran penting negara untuk mengupayakan berbagai cara dan sarana untuk tetap dapat memberikan pendidikan yang terbaik bagi semua warga negara. Islam tidak hanya menekankan pada pembentukkan ketakwaan individu semata tetapi juga penguasaan sains dan teknologi menjadi pelengkap. Karena selain mengokohkan kepribadian Islam pada peserta didik, Islam juga mempersiapakan mereka mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia dengan sains dan teknologi sebagai wasilahnya.

Jika solusi PJJ harus dengan materi ajar melalui teknologi perangkat audio negara akan memfasilitasinya. Bahkan, negara akan mencari cara yang lebih efisien dan efektif menanggulangi semua kendala berjalannya pendidikan. Terutama pada metode pengajaran. Dimana kekuatannya ada pada proses penyampaian pemikiran dari pengajar kepada anak didik dengan teknik pengajaran yang tepat untuk mengintensifkan metode aqliyah (rasional) dan metode ilmiah. Dengan metode tersebut akan terbentuk cara berpikir yang khas dan pribadi yang unik sebagai out put pendidikan.

Sarana dan prasarana untuk mengoptimalkan target ini di persiapkan dengan cermat dan didukung pembiayaan yang baku bersumber dari baitu mal. Pendapatan negara dan pembelanjaannya dalam Islam berdasarkan aturan syariah. Sehingga dana pada pos-pos pembelanjaan tidak akan kontraproduktif. Apabila baitul mal kosong, negara harus mencari berbagai cara untuk mengisinya. Sesuai dengan ketetapan syariah. Karena pemenuhan kebutuhan pendidikan menjadi kewajiban negara.

Dengan kebijakan sistem pendidikan berbasis aqidah dan syariah inilah, negara Islam tak pernah mengalami ruang gelap pendidikan. Dari masa ke masa justru berkembang dengan cemerlang bahkan menjadi rujukan pendidikan yang gemilang. Yang terbukti nyata terus menghasilkan generasi- generasi yang berpengaruh di dunia. Hingga kini generasi-generasi itu selalu menjadi profil penerapan pendidikan Islam yang terbukti berjaya. Wallahu a’lam bishshawab.

N. Suci M.H., S.Pd