Korean Wave, Layakkah Jadi Inspirasi?

Ulfah (Mahasiswi)

TEGAS.CO., NUSANTARA – Pengaruh Korean wave di tanah air sudah sangat popular dan selalu menjadi tren dikalangkan anak muda Indonesia mulai dari drama, musik, makanan dan life style yang selalu menarik banyak perhatian. Hal ini juga yang membuat pencinta K-pop semakin meningkat dari waktu ke waktu dan mulai mempengaruh semua usia mulai dari anak-anak, remaja bahkan orang tua-pun ikut serta menikmatinya seakan-akan k-pop ini adalah sesuatu yang sangat istimewa.

Pengaruh K-pop sendiri sudah menjadi pengaruh global yang banyak menarik perhatian dunia, tentu ini menjadi salah satu keberhasilan yang diperoleh negara Korea dalam dunia hiburan. Keberhasilan itulah yang membuat wapres kita mengharapkan trend Kpop dapat mendorong kreativitas anak muda Indonesia dalam memperkenalkan kebudayaan Indonesia ke luar negeri, saat ini anak muda di berbagai pelosok Indonesia juga mulai mengenal artis Kpop dan gemar menonton drama Korea.

Iklan PUPR

“Maraknya budaya K-pop diharapkan juga dapat menginspirasi munculnya kreativitas anak muda Indonesia dalam berkreasi dan mengenalkan keragaman budaya Indonesia ke luar negeri,’’ kata Ma’ruf Amin di acara peringatan 100 tahun kedatangan warga Korea di Indonesia melalui konferensi video, dalam keterangan tertulisnya.

Keberhasilan K-pop di dunia hiburan menghasilkan banyak materi bagi pelaku industrinya namun menghasilkan kerusakan lifestyle secara global bagi penikmatnya salah satunya kasus bunuh diri yang marak terjadi.

Nyatanya Korean wave banyak mendatangkan devisa bagi Korea akan tetapi mengekspor budaya kerusakan di seluruh dunia. Hal ini tidak sepatutnya dijadikan panutan oleh generasi muda kita karena akan mendatangkan banyak masalah dalam kehidupan. Seperti yang kita ketahui bahwa dunia hiburan Korea Selatan mempunyai banyak pengaruh negatif bagi kalangan muda tanah air, ditambah lagi kecanggihan teknologi yang memudahkan semua orang dapat mengakses internet dan informasi-informasi update seputar artis Korea. Hal ini memudahkan anak-anak bahkan remaja di bawah umur dapat menikmati drama Korea yang cenderung menampilkan adegan-adegan dewasa seperti pelukan, kissing dan adegan yang tidak sepatutnya disaksikan anak-anak dibawah umur.

Mengingat Indonesia adalah negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia seharusnya kita menjadi yang bisa menjadi contoh kebaikan dengan menerapkan kebudayaan-kebudayaan yang beradab dan memperhatikan kondisi generasi muda kita agar tidak ikut arus untuk hanyut dalam kubangan kebudayaan sekuler yang rusak. Mengingat pula wapres kita adalah ulama seharusnya mengajak generasi muda untuk taat syariat dan mendorong anak muda untuk berkreasi sesuai dengan ajaran agama bukan malah mengajak untuk menjadikan Kpop sebagai panutan karena ini akan menambah rasa kagum dikalangkan penikmatnya terhadap budaya Kpop yang sangat jauh dari nilai-nilai agama.

Dalam sistem kapitalisme uang adalah segalanya tidak peduli halal atau haram selama itu mendatangkan keuntungan bagi para pelakunya maka itu akan terus berkembang dan meningkat. Sama halnya dalam industri hiburan di Korea semuanya dibuat menarik dimana aurat laki-laki dan perempuan dipertontonkan sehingga menjadi trend dikalangkan anak muda. Sedangkan dalam Islam, perempuan sangat dimuliakan dengan adanya anjuran menutup aurat. Karena semua wanita bisa berkarya dan berprestasi tanpa harus menampakkan sesuatu yang seharusnya ditutup.

Bagi generasi muslim yang paham akan syariat seharusnya yang dijadikan panutan adalah Rasulullah dan para sahabatnya, terbukti bahwa mereka pernah mendirikan peradaban yang gemilang dengan menerapkan hukum-hukum Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Untuk mendirikan itu semua tentu harus ada negara yang menerapkannya serta mengarahkan warganya untuk taat dan berkreasi mengembangkan kebudayaan berdasarkan ajaran agama sehingga aktivitas kita diberkahi dan dapat menghantarkan kita pada kebahagiaan dunia dan akhirat.

Penulis: Ulfah (Mahasiswi)
Editor: H5P