TEGAS.CO,. BAUBAU – Wali kota Baubau Dr. H. AS Tamrin, MH terus berupaya meningkatkan pembangunan infrastruktur. Untuk mendukung upaya tersebut, Pemkot Baubau melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Taan Ruang menggelar seminar pendahuluan penyusunan dokumen studi kelayakan pengembangan kawasan infrastruktur strategis Kota Baubau.
Seminar ini diselenggarakan guna menyatukan visi dan persepsi ke depan terhadap langkah dan konsep pembangunan.
Selain itu, agar apa yang akan dilakukan ke depan selalu selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Baubau 2018-2023.
Hal tersebut diungkapkan oleh AS Tamrin melalui sambutannya saat membuka seminar pendahuluan penyusunan dokumen studi kelayakan pengembangan kawasan infrastruktur strategis Kota Baubau di aula Metro Entertainment Baubau, Senin, (30/11/2020).
Menurut AS Tamrin, pengembangan beberapa kawasan infrastruktur strategis dalam wilayah Kota Baubau, seperti kawasan pembangunan jalan lingkar, kawasan jalan baypass dan kawasan rencana pembangunan jembatan Buton-Muna pada dasarnya berorientasi positif pada semangat untuk mengembalikan kejayaan Baubau di masa lalu.
AS Tamrin memaparkan, pada masa kesultanan Buton, Baubau selalu menjadi simpul utama dari semua aktivitas sosial ekonomi dan kemasyarakatan di jazirah pulau Sulawesi bagian tenggara.
Salain itu, berdasarkan dari letak geografis Kota Baubau selalu menjadi sentral dan pusat kegiatan ekonomi dari beberapa daerah belakangnya.
“Seperti kabupaten Wakatobi, Buton Selatan, Buton Tengah, Muna, Buton Utara dan Buton,”ujar Tamrin. Selanjutnya pengembangan beberapa kawasan infrastruktur tersebut akan memastikan Kota Baubau sebagai pusat pemerintahan atau ibukota Provinsi Kepulauan Buton ke depannya,”tambahnya.
Ditambahkannya, perkembangan perekonomian, perdagangan dan jasa, pariwisata serta peningkatan jumlah penduduk mendorong pemerintah untuk terus meningkatkan pembangunan Infrastruktur sarana prasarana.
Selain itu, posisi Kota Baubau yang cukup strategis mengakibatkan meningkatnya arus penumpang serta permintaan barang dan jasa, khususnya di bidang perhubungan darat.
“Di sisi lain pula, terjadi penurunan kinerja pada ruas-ruas jalan yang sudah terbangun sehingga berdampak pada konektivitas antar wilayah. Kondisi ini tentu saja menuntut ketersediaan sarana dan prasarana jaringan jalan yang memadai menjadi prioritas utama,”imbuhnya.
Orang nomor satu di Kota Baubau ini juga menjelaskan, jalan lingkar merupakan jalur alternatif dan lebih cepat menempuh daerah tujuan dibandingkan harus melalui jalan yang ada di pusat kota.
Pasalnya, jalan lingkar dan jalan baypass merupakan jalan yang melingkari pusat kota dan beberapa pusat-pusat pertumbuhan Kota Baubau yang berfungsi untuk mempercepat perjalanan ke satu sisi kota ke sisi kota yang lain.
“Adanya pembangunan jalan lingkar di kecamatan Bungi, Sorawolio, Wolio, dan kecamatan Betoambari Kota Baubau akan mempengaruhi perubahan penggunaan lahan dan nilai lahan di sekitar jalan lingkar ini. Pembangunan jalan lingkar ini juga akan mempengaruhi naiknya nilai lahan suatu tempat yang seiring dengan meningkatnya harga lahan dan distribusi,”pungkasnya.
Reporter : JSR
Editor : YA
Komentar