TEGAS.CO,. KOLUT – Banjir bandang yang terjadi Kamis (17/11) dini hari sekitar pukul 02.00 Wita menerjang dusun empat di desa Latawaro, kecamatan Lambai, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.
Banjir bandang tersebut menyebabkan 3 rumah terendam lumpur yang bercampur material batu dan potongan kayu. Banjir juga merusak 1 buah jembatan penghubung antara dusun hingga merendam 2 hektar tanaman merica. Kerugian akibat bencana tersebut ditaksir hingga Rp.1,5 milyar.
Menurut Kepala dusun empat, Muhidin (42), sekitar pukul 02.00 pagi ia terbangun karena suara gemuruh dan saat turun dari tempat tidur terlihat dilantai air bercampur lumpur.
“Saya langsung gendong anak-anak keluar rumah menuju masjid yang berada diketinggian,” ujarnya
“Banjir bandang ini yang kedua kalinya, tetapi ini yang paling besar banjirnya, air naik melalui jembatan karena banyak potongan kayu yang menghalangi air”, tambahnya.
Sementara itu, Kapolsek Ranteangin Ipda Agustian Rante Parabang mengatakan, informasinya, air naik ke jalan akibat potongan kayu yang menyumbat aliran air di bawah jembatan.
“Kemungkinan potongan-potongan kayu hasil penebangan di kebun,” ungkapnya.
Personil Polsek Ranteangin sejak semalam sudah melakukan pantauan perkembangan di desa Latawaro.
“Namun ternyata banjirnya terjadi dini hari dan hari ini personil sudah stand bay di lokasi untuk membantu membersihkan lumpur di rumah warga”, jelasnya.
“Jembatan yang terputus, kami sudah buat jembatan darurat dari balok yang berlapis papan,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kolaka Utara yang di wakili Kabid Kedaruratan, Liberti, SE mengatakan, BPBD Kolut telah memberikan bantuan ke tiga rumah warga, diantaranya, mi instant, air mineral, terpal dan 1 box yang berisi peralatan makan, termaksud 1 unit mesin Alcon untuk penyemprotan lumpur.
“BPBD saat ini sudah melakukan pembersihan yang dibantu kepolisian, TNI dan masyarakat untuk membersihkan lumpur dan material batu yang berada di dalam rumah warga dan sudah selesai,” ungkap Liberti.
Pantauan tim Tegas.co di lokasi kejadian, jembatan permanen panjang 7 meter dan lebar 4 meter penghubung dusun empat dan dusun tiga terputus dan mengalami kerusakan cukup parah karena penahan jabatan (Fondasi) roboh dan retak termaksud 3 hektar pohon merica terendam lumpur.
Banjir bandang juga menghanyutkan 20 meter bronjong yang baru saja dikerjakan dengan menggunakan Dana Desa.
Daerah rawan banjir di Kolaka Utara selain desa Latawaro, Kecamatan Lambai, desa Watuliu dan desa Ponggiha.
“Rawan banjir karena kedua desa tersebut, di pinggir kali yang sudah abrasi dan tidak adanya tanggul penahan air”, pungkasnya.
Reporter : IS
Editor : YA
Komentar