TEGAS.CO., KENDAER – Menanggapi polemik ditubuh Partai Golkar terkait siapa figur yang akan maju dan bertarung pada Pilwali Kota Kendari, Ir. Ridwan Bae menerangkan bahwa semua kader Golkar berhak pada bursa pencalonan pesta demokrasi tersebut
“Mekanisme-mekanisme di Internal Partai Golkar sendiri jelas mengatur bagaimana prosedurnya pengusungan figur untuk merebut kursi nomor satu di Kota Kendari,”terang Ridwan Bae Via Whatsapp Sabtu, 9 Januari 2021.
Seperti yang telah dijelaskan, mekanisme pengusungan figur dari Partai Golkar, dimulai dari akar rumput kepengurusan Partai. Masukan, saran dan pendapat konlur dan komcat.
Lalu aspirasi dari Komcat itu dijadikan data di tingkat DPD II Partai Golkar Kota Kendari. Selanjutnya DDP II Golkar itu merangkum 5 atau sebanyak-banyaknya Bakal Calon.
“Minimal 5 orang kemudian dikirim ke DPD I Golkar Sultra. Ditingkat DPD I tersebut Internal Partai Golkar menetapkan minimal 3 orang dan dikirim ke DPP. Bola akhirnya itu DPP menentukan 1 Bakal Calon yang mendapat rekomendasi. Jadi tidak perlu kita berdebatkan siapapun calon yang mau maju dari partai golongan karya itu terbuka lebar bagi partai golkar,”tegas Wakil Ketua Komisi V DPR RI.
Ditanyai terkait nama L.M Inarto, Sahabuddin dan L.M Rajab Jinik, yang masuk dalam radar diskusi bursa Bakal Calon Pilwali Kendari, Politisi ulung Partai Golkar tersebut menganggap bahwa semua kader Golkar tidak mendapat perhatian khusus.
Ridwan Bae menjelaskan, Aksan Jaya Putra juga memiliki hak penuh untuk tampil melalui pintu Partai Golongan Karya. Karena dia kader Partai Golongan Karya apalagi dia juga memenuhi syarat dan unsur untuk diajukan pada pertarungan Pilwali Kota Kendari.
“Inarto, Sahabuddin dan Rajab Jinik adalah kader Partai Golongan Karya. Pada akhirnya yang menentukan adalah hasil survei tingkat penerimaan masyarakat terhadap nama-nama tersebut. Misalnya kalo Inar maju, tapi kan juga saat ini Inar menjabat wakil ketua DPRD Kota Kendari. Pasti Inar juga akan menjadikan ini bahan pemikiran apakah dia maju atau tidak sebab maju di Pilwali otomatis akan mundur dari wakil ketua DPRD,”beber Ridwan Bae.
Ridwan Bae lanjutnya, dalam persoalan politik dirinya tidak mengenal anak dan tidak mengenal orang lain. Semua adalah Kader Partai Golongan Karya. “Mereka itu bagian dari diri saya. Dimata saya Inarto, Aksan, Rajab Jinik, Sahabuddin itu adalah sama. Mereka semua itu pemuda tangguh dan Kader Millenial dari Partai Golongan Karya dan mereka semua harus melalui mekanisme yang benar dalam partai gitu,”ungkap Ridwan.
Ridwan Bae mengingatkan bahwa dalam konteks politik dirinya tidak menempatkan diri bahwa inarto adalah anaknya. Dia tidak memberikan keistimewaan kepada Inarto. Secara gamblang Ridwan Bae membiarkan Inar berjalan dan bergerak sesuai kemampuan sendiri begitu pula dengan Aksan, Rajab Jinik, Sahabuddin dan kader lainnya agar jangan pernah berfikir ada anaknya Ridwan disitu, maka ada perlakuan khusus. Mekanisme harus berjalan seperti biasa dan tetap pada koridornya.
PELIPUT : LA RAITA AFU
EDITOR: MAS’UD
Komentar