TEGAS.CO., NUSANTARA – JAKARTA, KOMPAS.Com-Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengatakan kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia.
Selain itu, Indonesia juga masuk kedalam lima besar kematian tenaga medis dan kesehatan diseluruh dunia.
“Sejak Maret hingga akhir Desember 2020 terdapat total 504 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19,” ujar Adib dikutip dari siaran pers PB IDI , Sabtu (2/1/2021).
Hingga saat ini virus Covid-19 belum usai, dan bahkan belum menemukan titik terang penyelesaiannya. Dan kondisi semakin genting karena sudah banyak yang menjadi korban, baik tenaga medis maupun masyarakat. Rakyat harus menanggung korban akibat kurang maksimalnya pemerintah dalam menangani wabah pandemi. Bahkan nyawa seorang dokter yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam penanganan covid harus menjadi korban.
Inilah ironi sistem kapitalisme sekuler, sistem yang telah gagal tangani pandemi. Sistem kapitalisme yang memandang penyediaan pelayanan kesehatan kepada warga negaranya dari aspek ekonomi, bukan dari prespektif manusia. Dalam sistem hari ini pemimpin seakan abai terhadap nyawa masyarakat. Pemerintah saat ini seakan berlepas tanggung jawab dalam menjamin berbagai kebutuhan dasar masyarakat.
Berbeda dengan Islam. Islam adalah sebuah sistem yang diwahyukan oleh Allah Swt. yang menyediakan kebutuhan baik individu dan masyarakat.
Dalam Islam seorang pemimpin harus bertanggung jawab untuk mengurusi urusan rakyatnya, salah satunya adalah memberikan pelayanan kesehatan yang baik, sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Imam (Khalifah) adalah pengurus, ia bertanggung jawab atas (urusan) rakyatnya. (HR Muslim).
Untuk persoalan nyawa kaum muslim, dalam pandangan Islam bahwa hilangnya nyawa seorang muslim lebih besar perkaranya dari pada hilangnya dunia. Dari al-Barra’ bin Azib Radhiyallahu ‘anhu. Nabi SAW bersabda: ” Hilangnya dunia lebih ringan bagi Allah dibandingya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR.Nasai 3987, Turmudzi 1455 disahihkan al-Albani).
Dalam daulah Islam pelayanan sistem kesehatan terjamin, sebagamana kita melihat pada masa daulah Islam, hampir semua kota memiliki rumah sakit, di Cairo, rumah sakit Qalaqun dapat menampung hingga 8000 pasien. Rumah sakit ini juga sudah digunakan untuk pendidikan universitas serta untuk riset. Rumah Sakit ini juga tidak hanya untuk yang sakit fisik, namun juga sakit jiwa.
Begitu pula pada masa kepemimpinan Rasulullah Saw, pun menyediakan dokter gratis untuk mengobati Ubay. Ketika Nabi Saw. mendapatkan hadiah seorang dokter dari Muqauqis, Raja Mesir, beliau menjadikan dokter itu sebagai dokter umum bagi masyarakat (HR Muslim).
Tentunya masyarakat akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjamin jika, diterapkannya seluruh syariat-syariat Islam. Karena dalam Islam pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, dan pelayananan kesehatan adalah tanggung jawan kepala Negara. Waallahu’alam bisshawab.
Penulis: Asma’ul Chusnah (Komunitas Peduli Umat)
Editor: Halima Paijon
Komentar