Hari ke-2 Kunker, Gubernur dan Rombongan Mulai Kegiatan Utama

Rombongan Gubernur Sultra mengawali pagi dengan sarapan. Foto: Ewit Kominfo
Rombongan Gubernur Sultra mengawali pagi dengan sarapan. Foto: Ewit Kominfo

TEGAS.CO., SULAWESI TENGGARA – Mengawali hari dengan sarapan pagi di rumah jabatan (Rujab) wali kota Baubau, Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama rombongan memulai kegiatan utama kunjungan kerja (Kunker) hari ke-2 (dua) di Baubau-Buton. Sabtu, (30/01/2021).

Diskusi santai sembari menunggu kedatangan gubernur di rujab wali kota. Foto: Ewit Kominfo
Diskusi santai sembari menunggu kedatangan gubernur di rujab wali kota. Foto: Ewit Kominfo

Kepala Dinas (Kadis) Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sultra, M. Ridwan Badallah mengatakan, acara sarapan pagi dihadiri oleh seluruh tim gubernur yang terdiri dari kepala OPD, TGUPP, Dewan, Direktur Bank Sultra dan BPR Bahteramas itu, dikemas dengan diskusi ringan, sembari menunggu kedatangan Gubernur yang memang menginap terpisah dari rombongan.

Iklan KPU Sultra
gubernur saat memgunjungi tempat pembuatan patung pahlawan nasional di kotamara. Foto: Ewit Kominfo
gubernur saat memgunjungi tempat pembuatan patung pahlawan nasional di kotamara. Foto: Ewit Kominfo

Selanjutnya, katanya, pukul 10.00 Wita. gubernur beserta rombongan melalukan peninjauan lokasi pembuatan patung Pahlawan Nasional Sultan Himayatuddin atau lebih dikenal Oputa Yo Koo. Pembangunan patung tersebut akan dilakukan oleh Dinas Cipta Karya dengan perencanaan anggaran 20 – 30 miliar.

“Tahun ini, telah dianggarkan perencanaannya dan 2022 akan dilaksanakan pembangunan patung tersebut,” ketua PBSI 2 periode itu.

Gubemrur  Sultra, saat mengunjungi bandara Betoambari
Gubemrur Sultra, saat mengunjungi bandara Betoambari. Foto: Ewit Kominfo

Setelah itu, dikatakan Kadis Kominfo, Gubernur beserta rombongan dan didampingi wali kota dan jajarannya mengunjungi bandara Betoambari. Selama 20 menit gubernur berdiskusi dengan kepala bandara terkait peningkatan dan perluasan runway bandara Betoambari.

Pertemuan diruang atau Aula kantor wali kota Baubau. Foto: Ewit Kominfo
Pertemuan diruang atau Aula kantor wali kota Baubau. Foto: Ewit Kominfo

Setelah itu, lanjutnya, Gubernur yang didampingi wali kota Baubau, rombongan gubernur dan sejumlah pejabat pemerintah kota Baubau, diantaranya wakil wali kota, sekretaris kota dan beberapa Kepala OPD serta Forkopimda, dihadiri Kapolres Baubau, AKBP Gunarko melanjutkan pertemuan di gedung pertemuan kantor wali kota.

“Adapun agenda pertemuan tersebut, tidak masuk dalam rundown kegiatan kunjungan kerja. namun dianggap cukup penting maka pertemuan tersebut digelar,” ujar kandidat Doktor itu.

Pertemuan tersebut diawali dengan presentasi wali kota AS Thamrin terkait kontroversi konsep yang dibangun melalui disertasi Doktoral wali kota tentang Polima. Dimana, dalam Disertasi tersebut, Dr. AS Thamrin mendudukkan konsep Bhinci-Bhincikikuli menjadi bagian dari dasar membangun konsep Polima atau lima po.

Konsep Polima kemudian ditranskonsepkan dengan Pancasila. Bahwa Polima merupakan 5 dasar membangun masyarakat Buton:

1. Po-bhinci-bhincikikuli (saling toleransi) yang diinterpretasikan sebagai ketuhanan yang maha esa.

2. Po-Maamasiaka (saling menyayangi) diinterpretasikan sila kedua yakni kemanusiaan yang adil dan beradap

3. Po-meeaka (saling menanggung rasa malu dan berjiwa besar) diinterpretasikan sila ketiga persatuan Indonesia

4. Po-angka-angkataka (saling mengangkat harkat dan martabat) diinterpretasikan sila keempat.

5. Po-piapiara (saling mengayomi) diinterpretasikan sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Namun kemudian, kata Tamrin, menjadi pertanyaan di masyarakat bahwa bhinci bhincikikuli adalah payung dari empat po di atas sehingga tidak bisa disejajarkan.

Gubernur Sulawesi Tenggara saat memberikan pencerahan di aula wali kota Baubau. Foto: Ewit Kominfo
Gubernur Sulawesi Tenggara saat memberikan pencerahan di aula wali kota Baubau. Foto: Ewit Kominfo

Selanjutnya, Gubernur Sultra memberi pencerahan bahwa hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan, karena kedudukan budaya dan falsafah tidak perlu disejajarkan dengan Disertasi. Disertasi adalah sebuah konsep ilmiah yang kedudukannya sebagai sebuah dasar keilmuan.

Selain itu, gubernur juga memberi pencerahan terkait disiplin dan ketaatan pejabat kota Baubau karena pada pertemuan tersebut justru pemerintah provinsi yang banyak hadir.

Gubernur Sultra beserta rombongan saat mengunjungi lokasi pembangunan Jembatan Tona di kelurahan Palubasa. Foto: Ewit Kominfo
Gubernur Sultra beserta rombongan saat mengunjungi lokasi pembangunan Jembatan Tona di kelurahan Palubasa. Foto: Ewit Kominfo

Setelah pertemuan berakhir maka dilanjutkan Ishoma yang dilakukan di RM Silvana, dan kemudian Gubernur Sultra beserta rombongan, didampingi wali kota, wakil wali kota, Sekda, kepala OPD dan Forkopimda meninjau lokasi pembuatan jembatan Buton-Muna di Kecamatan Lea-Lea, Kelurahan Palabusa, selama 2 jam.

Usai peninjauan lokasi pembangunan jembatan tersebut, Gubernur dan para rombongan akan berangkat menuju kabupaten Buton, sebagai akhir dari random perjalanan kunjungan kerja Baubau-Buton.

 

M. Ridwan Badallah, S.Pd, MM (Kadis Kominfo)
Editor: H5P

Komentar