TEGAS.CO., INTERNASIONAL – Ribuan petani India yang turun ke jalan, memblokir jalan raya di seluruh negeri selama beberapa jam pada hari Sabtu (6/2). Aksi protes tersebut bertujuan untuk menekan pemerintah agar mencabut undang-undang pertanian baru yang telah menyebabkan demonstrasi akbar selama berbulan-bulan.
Para pengunjuk rasa menggunakan traktor, truk, dan bahkan batu besar untuk memblokir jalan. Mereka membawa spanduk dan bendera yang mengecam hukum, yang menurut mereka akan membuat petani lebih miskin dan tergantung pada belas kasihan perusahaan.
“Kami akan terus berjuang sampai nafas terakhir kami,” kata Jhajjan Singh, 80 tahun, seorang petani di lokasi protes di Ghazipur.
Pihak berwenang, Associated Press melaporkan, mengerahkan ribuan pasukan keamanan. Pengerahan tersebut dilakukan terutama di luar ibu kota India, tempat para petani berkemah di tiga lokasi utama selama lebih dari dua bulan. Para petani mengatakan mereka tidak akan pergi hingga pemerintah membatalkan undang-undang tersebut.
Blokade pada hari Sabtu (6/2) dimulai pada siang hari dan berlangsung selama tiga jam. Tidak ada kekerasan yang dilaporkan.
Beberapa putaran pembicaraan antara petani dengan pemerintah gagal menghasilkan terobosan. Pemerintah mengatakan undang-undang diperlukan untuk memodernisasi pertanian India.
Protes berubah menjadi kekerasan pada 26 Januari, Hari Republik India, ketika sekelompok petani yang mengendarai traktor membelok dari jalur protes dan menyerbu Benteng Merah. Aksi tersebut menelan korban. Ratusan polisi dan puluhan petani terluka, dan seorang pengunjuk rasa dilaporkan tewas.
Sumber: www.voaindonesia.com
Publisher: B_Kan
Komentar