Islam Punya Solusi Mengatasi Krisis Ekonomi Global

Andi Heni (Pemerhati Sosial)
Andi Heni (Pemerhati Sosial)

TEGAS.CO., NUSANTARA – Selain menimbulkan krisis kesehatan secara global pandemi virus corona (COVID-19) juga menyebabkan perekonomian dunia berada diambang ketidakpastian akibat pandemi virus corona (COVID-19). Begitu juga dengan perekonomian Indonesia yang diprediksi kuat pada kuartal II-2020 ini mengalami kontraksi, belum lagi isu resesi yang berada didepan mata (Detikfinance, 18/07/2020).

Bank pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2020. Country Economist ADB untuk Indonesia Emma Allen mengatakan pada tahun 2020 ini pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 2,2%. Kontraksi tersebut lebih dalam bila dibandingkan proyeksi yang dilakukan September lalu, yakni sebesar minus 1% “Ekonomi Indonesia pada kuartal III lalu terkontraksi 3,5%, dengan demikian dalam tiga kuartal pertama tahun ini ekonomi Indonesia terkontraksi 2%. Konsumsi swasta dan investasi pun terus merosot sejak proyeksi terakhir,” ujar Allen dalam ADB Indonesia Year-End media Gathering, Kamis (10/12/2020). Kompas Com.

Menteri keuangan- Sri Mulyani juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2020 berkisar minus 1,7% sehingga minus 2,2%. Perkiraan ini jauh lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar minus 1,7% hingga dilevel positif 0,0%. “Tantangan perekonomian dengan adanya ekses dari pandemi menyebabkan kerangka pemulihan cukup kompleks” ujar Sri Mulyani dalam webinar bertajuk Refleksi Awal Tahun 2021 kaukus perempuan perlemen Republik Indonesia Senin 4 Januari 2020 (tempo.co).

Menurut Sri Mulyani sepanjang tahun Negara mengalami tantangan berat karena pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung mempengaruhi kegiatan ekonomi dan menurunnya aktivitas masyarakat membuat kegiatan ekspor dan impor turun. Meskipun demikian Sri Mulyani meyakini pertumbuhan ekonomi 2021 sudah mulai menunjukkan angka positif. Salah satu faktornya adalah proses vaksinasi yang mulai berjalan “ini tergantung momentum pemulihan yang terjadi dan vaksinasi akan menekan penyebaran Covid-19” ucapnya.

Berbagai pihak (Menkeu, ADB dan IMF) menarasikan optimis dengan meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun dikoreksi karna kebijakan yang berjalan terbukti tidak efektif menurunkan angka penyebaran virus dan penghentian kasus.

Penyebab utama krisis yang berulang bahkan sampai resesi dan depresi merupakan tabiat kapitalisme. Kerapuhan sistem kapitalis menyebabkan mudahnya perekonomian dalam negeri maupun skala dunia guncang. Sebab ekonomi kapitalisme berdiri diatas sektor non rill dan sistem ribawi sehingga rentan terjadi krisis ekonomi. Hal ini semakin diperparah karena resesi ekonomi yang terjadi akibat pandemi. Inilah fakta ke sekian kalinya menggambarkan betapa rapuhnya system ekonomi negeri ini, yang dengan mudahnya terguncang dengan adanya peristiwa apa pun dan semakin parah karena resesi ekonomi yang terjadi dipengaruhi oleh adanya pandemi global.

Maka solusi atas ancaman resesi ini bukan sekedar anjuran yang sifatnya individual. Harus solusi sistemis bahkan fundamental. Yakni mengubah sistem ekonomi kapitalisme menjadi sistem ekonomi Islam. dalam Sistem ekonomi Islam akan tahan krisis karena berdasarkan pada ekonomi riil. Dalam Islam, pengaturan ekonomi harus diawali dengan menata pembagian kepemilikan secara benar. Pembagian kepemilikan dalam ekonomi Islam ada tiga: yaitu, kepemilikan individu, kepemilikan umum dan kepemilikan negara.

Pembagian kepemilikan ini sangat penting agar tidak terjadi hegemoni ekonomi. Yakni pihak kuat menindas yang lemah, seperti pencaplokan kepemilikan umum oleh swasta, baik asing maupun lokal. Contohnya seperti, pencaplokan sektor tambang, gas, minyak bumi, kehutanan, sumber daya air, jalan umum, pelabuhan laut, bandara, dan sebagainya oleh swasta. Akibatnya, ekonomi para kapitalis menjadi kuat, menggurita dan mengusai negara. Jika pembagian kepemilikan ini sudah tegas dan benar, sistem ekonomi Islam akan mengatur bagaimana pembangunan dan pengembangan ekonomi yang benar, yaitu harus bertumpu pada pembangunan sektor ekonomi riil dan bukan sektor ekonomi non riil.

Pilar terakhir dari ekonomi Islam adalah distribusi harta, kekayaan oleh individu, masyarakat, maupun negara. Ekonomi Islam menjamin seluruh rakyat Indonesia terpenuhi semua kebutuhan dasarnya. Sistem ekonomi Islam juga menjamin seluruh rakyatnya dapat meraih pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersiernya. Demikianlah solusi Islam dalam mencegah krisis ekonomi. Semoga umat makin sadar kebaikan sistem Islam dan berjuang mewujudkannya demi kehidupan sejahtera dan diberkahi Allah Swt.
Wallahu A’lam

Penulis: Andi Heni (Pemerhati Sosial)
Editor: H5P

Komentar