TEGAS.CO,. MUNA – Hidup sehat dan pola makan yang seimbang menjadi salah satu faktor dominan dalam mempertahankan imunitas (Kekebalan tubuh) di tengah pandemi Covid-19. Hal tersebut penting, mengingat mengurangi penularan dapat dilakukan dengan memperkuat imunitas pada seseorang.
Penyebaran penularan Covid-19 di pulau Muna berdasarkan data dari RSUD Raha mulai dari 20/4/2020 sampai dengan 19/2/2021 terdapat 400 orang pasien yang telah dirawat dan terpantau terinveksi pandemi Covid-19. Kasus meninggal sebanyak 28 orang yang di dominasi oleh masyarakat yang tinggal di kabupaten Muna, sisanya sembuh, isolasi mandiri, berobat keluar dan masih menjalani perawatan.
Tentu saja berdasarkan data tersebut menjadi hal yang menarik di tengah pemerintah keteteran dalam menangani penyebaran covid-19, dimana pada beberapa wilayah terdapat jumlah pasien yang banyak.
Saat pemerintah mulai mengumumkan Covid-19 sebagai wabah nasional sampai dengan tahun ini, kondisi masyarakat di Muna tidak panik dan sangat longgar dalam penerapan Protokol Kesehatan. Dalam kondisi tersebut tentu saja menimbulkan banyak tanda tanya terkait apa karena imunitas punya peranan dalam menjaga tubuh masyarakat Muna terhadap inveksi Covid-19 ?.
“Sebenarnya tidak ada orang yang tidak bisa terkena Covid-19 karena ini penyakit menular. Tergantung kepada imunitas tubuh. Saya kembali lagi salah satu yang mendukung peningkatan imunitas adalah jenis makanan yang kita makan,” ujar Dokter Spesialis Gizi Klinis RSUD Raha, dr. Sitti Rosmahsari SpGK, Kamis (25/3).
“Kita melihat sendiri masyarakat banyak yang keras kepala, saya juga mengalami ketika berbicara dengan pasien Covid, keluarganya mengatakan mereka tidak percaya dengan yang namanya Covid. Terserah dan itu tidak mungkin kita paksakan ke mereka,” sambungnya.
“Ketidak percayaan dengan tidak memakai masker, orang tuanya yang diisolasi saat mereka menjaga juga tidak memakai masker. Saya tanya kenapa nggak pakai masker? Saya nggak percaya dok dengan covid. Jadi kita harus melihat banyak sisi terkait covid, karena tingkat kelonggaran, cara kita juga mencari yang masih kurang. Ditambah banyak pihak yang menolak untuk di Swab dan PCR. Banyak faktor yang mempengaruhi terkait angka rendah penyebaran,” terangnya.
Menurut Romahsari, memperkuat imunitas dengan asupan makanan yang dikonsumsi sehari-hari perlu mendapatkan perhatian dengan pola teratur, seimbang dan asupan gizi yang diperlukan tubuh terpenuhi.
“Makanan itu tidak perlu mewah yang penting asupan gizi terpenuhi. Dengan porsi makan ideal 3-4 kali sehari tentu saja kita tinggal memperhatikan komposisi menu dalam satu piring makan. Satu piring makan itu dipenuhi dengan 1/2nya terdiri dari karbohidrat (nasi, jagung, umbi-umbian) kemudian 1/2nya lagi dipadukan dengan lauk-pauk, buah dan perbanyak sayur. Jangan lupa juga air putih secukupnya,” katanya.
Kata dia, makanan yang mengandung nutrisi disekitar masyarakat Muna sangat mudah ditemukan dan secara ketersediaan masih terjangkau dengan stok yang ada.
“Masyarakat kita terutama yang tinggal di kampung-kampung, secara kebutuhan makanan semua telah tersedia. Apa yang ditanam seperti jagung, kelor, singkong, semua bisa memenuhi komposisi piring makanan. Apalagi masyarakat kita kan memelihara ayam yang bisa menghasilkan daging dan telur. Jadi masih bisa dijumpai dan itu terjangkau,” ucapnya.
“Jangan lupa juga lakukan aktifitas yang mengeluarkan keringat, yang mampu membakar kalori dan lemak. Bisa dengan berolahraga sepeda, berenang, atau lari, dan tetap pantau dengan Berat Badan supaya bisa diketahui seberapa besar kebutuhan nutrisinya,” tambahnya.
Lebih lanjut ia menambahkan di masyarakat Muna ditemui beberapa kasus penyakit seperti Gula dan Obesitas yang perlu perhatian serius.
“Imunitas memang di pengaruhi oleh faktor asupan yang kita konsumsi tetapi kita juga harus tetap mematuhi protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Ini demi kebaikan kita semua,” tutupnya.
FAISAL / YA
Komentar