Ceceran Pasir Diduga Penyebab Laka Tunggal, Asnawi: Kurangi Kecepatan, Jangan Lupa Pakai Helm dan Masker

Kasat Lantas Polres Muna, AKP Asnawi
Kasat Lantas Polres Muna, AKP Asnawi 

TEGAS.CO,. MUNA – Beberapa pekan terakhir masyarakat Muna diresahkan dengan imbas dari pemeliharaan jalan poros nasional. Keresahan masyarakat terjadi pasca pemeliharaan tersebut menimbulkan masalah baru, dengan adanya pasir yang mengancam pengendara dan debu yang membahayakan kesehatan masyarakat.

Akibatnya, dengan kondisi tersebut terjadi kecelakaan tunggal (Laka Tunggal), pengendara motor terjatuh di depan Mapolsek Katobu Jl. Gatot Subroto Kelurahan Raha III Kecamatan Katobu Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin, (29/3) sekira pukul 14.00 Wita.

Laka tunggal akibat ceceran pasir di Mapolsek Katobu
Laka tunggal akibat ceceran pasir di Mapolsek Katobu

Seperti sempat di rekam dan dibagikan oleh akun @Ntay pada group FB WUNA FORUM dengan durasi 18 detik, nampak terlihat pengendara motor terjatuh. Akun @Ntay juga menulis cuitan ‘Kalau sudah begini siapa mo help? Tujuannya hambur pasir di jalan raya itu apakah? Di aspal juga tidak di aspal, atau sengaja? Bikin banyak debu, kasihan kios-kios di pinggir jalan, kasian pengguna jalan, tidak ada otak memang’.

“Saya saja hampir jatuh berkali-kali kalau lewat didepan Dinkes yang menjadi satu jalur dengan ceceran pasir itu, jadi wajar saja kalau pengendara itu jatuh karena bisa jadi karena bannya terselip jadi susah dikendalikan. Kalau saya saat itu langsung saya pelan-pelan jalan jadi masih bisa terhindarkan dari kecelakaan. Seharusnya kontraktornya jangan hanya mau untungnya saja tapi pikirkan juga nasib orang lain,” ujar A (29) warga Katobu, Senin (29/3).

Kasat Lantas Polres Muna, AKP Asnawi menyampaikan telah mengupayakan penyampaian aspirasi keresahan masyarakat dengan mendatangi Kantor Perwakilan Kementrian PU dan menghubungi pihak Kontraktor terkait untuk segera menyelesaikan tanggung jawabnya.

“Sudah berulang kali saya sampaikan, ceceran pasir hasil pemeliharaan jadi masalah buat kerawanan berkendara dan kesehatan masyarakat. Saya sudah berusaha mendatangi perwakilan kementrian PU yang ada di kelurahan sidodadi,” ungkapnya.

“Selain keselamatan berlalulintas itu tentu mengganggu kesehatan karena debu, masyarakat yang ada di pinggir-pinggir jalan terutama usaha warung makan dan toko-toko tentu saja merasa terganggu dengan tidak bersihnya pekerjaan tersebut,” sambungnya.

“Saya hubungi kontraktornya pak Gomberto untuk segera membersihkan area atau tidak melakukan penyiraman. Menurutnya itu akan dilakukan setelah 4 hari dimulainya pekerjaan tersebut. Ia berjanji, 4 hari setelah kering dan menyatu akan dilakukan penyiraman. Walaupun ia mengakui tidak ada anggaran untuk itu. Dua minggu setelah pekerjaan selesai tetapi tidak ada sama sekali upaya yang dilakukan, untung ada hujan yang turun sehingga mengurangi dampak yang ditimbulkan,” terangnya.

Asnawi menyebut, kejadian Laka Tunggal tersebut tidak bisa diasuransikan tetapi kepolisian tetap menerima aduan korban kecelakaan.

“Karena itu laka tunggal, jadi tidak bisa diajukan untuk asuransi jasa raharja karena sudah ada aturannya. Silahkan melaporkan ke pihak kepolisian jika mengalami kecelakaan atas kondisi tersebut, jika ada luka biar visum dulu, ke RS dulu, setelah visum kemudian memberikan laporan terkait kejadian tersebut. Proses hukum tetap berjalan semata-mata kita meminta pertanggung jawabannya ke kontraktornya atau yang berkompeten disitu,” ujarnya.

Asnawi juga menghimbau kepada semua masyarakat hati-hati dalam berkendara, memakai helm dan tidak lupa memakai masker.

“Untuk menjaga keselamatan kurangi kecepatan kemudian selalu menggunakan helm. Helm penting apabila terjadi sesuatu kecelakaan tidak berakibat fatal akibat dari kecelakaan itu terutama bagian kepala. Artinya kita berusaha untuk mengurangi fatalitas akibat dari kecelakaan itu. Jangan lupa juga untuk terus memakai masker karena kondisi berdebu, di samping protokol kesehatan juga membantu menghindari dari debu yang berterbangan,” tutupnya.

FAISAL/YA

Komentar