Ternak Berkeliaran Bebas, Ini Tanggapan Ketua Gelora Mubar

Ketua Gelora Mubar, Ramadhan Mpera bersama Qilonk Sahrink salah satu tokoh pemuda Mubar

TEGAS.CO,. MUNA BARAT – Keberadaan hewan ternak yang berkeliaran di lingkungan pemukiman kerap meresahkan warga. Selain karena kotorannya yang mengganggu, hewan ternak juga sering kali memakan tanaman milik masyarakat.

Selain permasalahan tersebut, dikhawatirkan juga hewan-hewan ternak yang berkeliaran bisa membahayakan pengguna jalan dikarenakan sering dijumpai berkeliaran di jalan raya.

Iklan ARS

Belum lagi dampak sosial yang ditimbulkan, sering kali membuat silaturrahmi terganggu dan memicu konflik di tengah masyarakat akibat dari ternak yang berkeliaran.

Di banyak desa di kabupaten Muna Barat (Mubar), sejumlah warga juga mengeluhkan hewan ternak yang berkeliaran di desa telah merusak lahan pertanian warga.

Di desa Lapokainse misalnya, seorang warga geram karena telah berkali-kali lahan pekarangannya diobrak abrik sapi. Tak pelak tanaman peliharaannya banyak dimakan sapi.

“Ini untuk yang kesekian kalinya kebun saya dimasuki sapi. Bayangkan baru saja saling memaafkan di hari yg fitri kemarin, tanaman durianku kembali menjadi korban ternak berkeliaran”, kesal Qilonk Sahrink yang juga tokoh pemuda kecamatan Kusambi.

Bahkan kekesalannya ditumpahkan diakun media sosialnya dan mengancam untuk membunuh ternak jika masuk lagi di pekaranganya.

Demikian pula yang terjadi di dusun 2 desa Lafinde, Safrudin warga Lafinde juga menangkap 2 ekor sapi yg masuk di kebunnya.

Dalam unggahannya di akun media sosial gruop Muna Barat Watch dia mengatakan “Lumayan strike 2 ekor sapi, tkp dusun 2 desa lafinde” yang mendapatkan 86 like dan 18 komentar yang mayoritas komentar menyayangkan bahkan memberi saran untuk melakukan denda terhadap pemilik sapi tersebut. Salah satunya datang dari akun Tiris Nambela yang mempertanyakan siapa pemiliknya dan kemudian memberikan saran untuk mendenda pemilik sapi tersebut.

Menanggapi maraknya keluhan dan keresahan masyarakat, Ketua Gelora Mubar, Ramadhan Mpera kembali angkat bicara. Dia mempertanyakan kinerja wakil rakyat yang digaji oleh dalam menampung sekaligus menjawab apa yang menjadi keresahan masyarakat.

“Keresahan dan keluhan masyarakat akan banyaknya hewan ternak yang berkeliaran bebas tentu mengganggu ketertiban, merusak kebersihan, mengganggu tanaman warga dan acap kali memicu konflik sesama warga. Maka dari itu wakil rakyat kita sudah seharusnya menjawab keresahan tersebut dengan memberikan kepastian hukum bagi warganya dengan cara membuat regulasi/ perda penanggulangan ternak”, katanya pada awak media ini. Rabu (19/5/2021)

“Jangan hanya mengkritiki kebijakan pemda atas ditutupnya tempat wisata”, imbuhnya.

Dikatakannya pula, bahwa jika ada Perda tentang hal itu, maka fenomena ternak yang berkeliaran bebas akan berkurang. Ia juga menyebut, aparat penegak Perda seperti Satpol PP dapat menertibkan hewan ternak tersebut.

“Justru sungguh ironi jika semua keresahan masyarakat yang sifatnya publik justru didiamkan oleh pejabat publik yang digaji dari hasil keringat rakyat” ujarnya.

“Maaf, banyak masalah-masalah publik yang seharusnya menjadi perhatian mendasar wakil rakyat kita yang belum lantang disuarakan oleh mereka-mereka yang digaji untuk bicara dan berteriak meneruskan aspirasi warga. Selain ternak berkeliaran, bagaimana dengan krisis daya listrik dan jaringan seluler di daerah kita. Ini sangat memprihatinkan. Bicara dong, jangan hanya diam membisu”, tutup salah satu tokoh pemuda Muna Barat ini.

Reporter : ALI

Editor : YA

Komentar