TEGAS.CO.,KOLAKA – Sejumlah rumah warga yang ada di Desa Ponre Waru Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) terendam lumpur setelah tanggul penahan air milik PT Ceria Nugraha Indotama (PT CNI) jebol, pada Senin (17/05/2021).
Lumpur yang berwarna merah tersebut merendam sekitar 8 rumah warga di wilayah tersebut, dengan ketinggian air mencapai 30 cm, selain merendam rumah warga lumpur tersebut juga merendam tanaman perkebunan warga dan jalan poros Kolaka Wolo.
Menurut salah seorang warga bernama Adnan mengatakan banjir bandang tersebut disebabkan karena tanggul penahan air milik PT Ceria Nugraha Indotama (PT CNI) jebol, sehingga lumpur merembes ke pemukiman warga yang berada tak jauh dari aktivitas penambangan biji nikel milik PT Ceria.
“Ini merupakan kelalaian pihak perusahaan, sehingga saat tanggul penahan air itu jebol merendam delapan rumah warga, tanaman perkebunan, hingga merembes ke jalan raya ” tutur Adnan.
Warga berharap agar pihak perusahaan dapat bertanggungjawab terhadap kejadian tersebut, serta melakukan antisipasi agar kejadian serupa tak terjadi lagi.
Sementara itu, Manager Eksternal Relation PT Ceria, Andarias, saat ditemui mengatakan pihaknya membenarkan kejadian tersebut, dimana akibat intensitas curah hujan yang tinggi membuat tanggul penahan air PT Ceria jebol.
“Tanggul tersebut berada di lokasi pembangunan smelter PT Ceria, akibat kejadian tersebut, pihak PT Ceria tetap bertanggung jawab dengan memberikan dispensasi bagi pemilik rumah yang terdampak, sementara tanaman perkebunan warga yang terendam masih dalam proses pendataan,” ungkap Andarias.
Berdasarkan peringatan dini, sambung Andarian, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada bulan Mei 2021 sebagian besar di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) termasuk Kabupaten Kolaka, berpotensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai guntur dan angin kencang.
“Akibat cuaca ekstrim yang terjadi beberapa hari di kecamatan Wolo, menyebabkan tanggul penahan air yang dibuat PT Ceria jebol,” kata Manager Eksternal Relation PT Ceria Andarias P Batara, Rabu (19/05/2021).
Andarias, menambahkan akibat intensnya hujan lebat menyebabkan jebolnya tanggul di lokasi pembangunan Smelter jebol. Dengan situasi yang masuk sebagai Force Majure ini, PT Ceria tetap bertanggung jawab dan telah melakukan pendataan dan antisipasi, dengan membuat lokasi sedimen lumpur dan akan membangun tanggul yang permanen.
“Kami sudah bertemu kepala desa dan masyarakat, dan telah mendata kerugian warga dan PT Ceria bertanggung jawab dalam hal ini,” tegasnya.
Untuk antisipasi awal, pemerintah setempat dan masyarakat terdampak memberi waktu selama empat bulan untuk melakukan pembenahan dan perbaikan tanggul secara permanen, sehingga ke depan tidak lagi terjadi dampak yang akan merugikan warga.
“Kami sudah sepakat dengan masyarakat dan kami diberi waktu pembenahan selama 4 bulan, melakukan pendataan tanaman dan rumah warga yang terkena dampak. Kami akan hitung semua untuk kerugian dan selanjutnya diselesaikan dengan pembayaran, hal Itu diluar ganti rugi tanaman milik warga,” katanya.
Selain itu, Andarias menambahkan bahwa pihak perusahaan sejak Senin (17/05/2021) sudah melakukan pembenahan dan pembersihan lumpur dengan menurunkan 3 unit mobil water tank berkapasitas 15 ribu liter.
“Pembenahan dan pembersihan ini kami lakukan dari pagi sampai malam. Ini akan terus berlanjut hingga selesai,” tutup Andarias.
Reporter: Asdar Lantoro
Editor: H5P
Komentar