Barisan Muda Pancana Dukung Penuh Pemekaran Kepton

Pimpinan Kolektif Barisan Muda Pancana. Foto : Istimewa

TEGAS.CO,. BAUBAU – Pimpinan Kolektif Muda Pancana mendukung penuh Sultan Buton bersama Geram Kepton Nusantara dalam rangka pembacaan maklumat dan deklarasi pembentukan Kepton sebagai daerah pemekaran Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Hal itu disampaikan Ketua Pimpinan Kolektif Muda Pancana La Ode Yusrie melalui rilisnya, Selasa (25/05/21) usai pembacaan maklumat dan deklarasi pembentukan Kepton oleh Sultan Buton di Istana Ilmiah.

Iklan ARS

“Maklumat telah dibacakan, dan yang namanya maklumat, ia tak memerlukan permakluman. Ia adalah titah yang dengannya semua kita seharusnya dapat bersatu melaksanakannya”, katanya.

Dikatakannya pula bahwa, banyak yang bertanya pada dirinya tentang mengapa orang Buton sulit dipersatukan bahkan untuk hal yang mereka setujui

Menanggapi pertanyaan tersebut, berikut jawaban La Ode Yusrie yang telah dirangkum oleh penulis :

  1. Begitulah memang adanya, sebab asalnya sudah begitulah juga. Buton dibangun memakai gerakan faksi dalam apa yang kemudian disebut unifikasi.
  2. Buton dilahirkan oleh sekelompok komune yang kemudian mengidentifikasi diri sebagai Mia Patamiana (Si Empat Orang) yang mendiami empat kampung (Pata Limbona) dimulanya.
  3. Faksi yang “empat” juga ini bukan tanpa saingan yang menyandung. Mereka harus kompak menggusur faksi tandingan yang menolak tunduk dalam upaya unifikasi penyatuan. Faksi yang menolak unifikasi itu adalah Tobe-Tobe. Karena tak mau tunduk, maka ia ditundukkan.

Begitulah mulanya Buton dibangun. Ia dibentuk dari benturan antar faksi. Maka, jika sekarang generasinya tampak tak sejalan sekalipun dalam ujung yang setujuan, sudah tak lagi mengherankan.

“Kita memang membawa gen penentangan itu sudah sejak dari “sono”nya”, ucapnya menambahkan.

Tetapi, lanjutnya menjelaskan, ada hal yang membawa harapan, sisi kultural dapat menyemai persatuan dan melumerkan segala sandungan yang menyekat. Sebab, kata dia, di sanalah letak sebenarnya kekuatan negeri Butuuni.

“Lihatlah bagaimana relanya para tetua, jauh-jauh datang dengan semangat yang sama menggeloranya dengan anak-anak muda. Di usia renta yang lemah, setiap mereka menampakan kekuatan diri, tak mau kalah dari anak-anak muda, mereka membungkus langkah ringkih dengan duduk tegak sepenuh hikmat menyimak”, tegasnya.

“Dan itulah yang baru tadi terjadi di Istana Ilmiah, sebuah sejarah tertoreh lagi, dan sebagai orang Buton, dadaku busung menjadi bagian dalam padanya”, lanjutnya.

Tiadanya tokoh politik atau mantan pejabat yang hadir di sana, justru itu baik sekali. Hal tersebut menurutnya, menunjukan bahwa gerakan ini adalah sebenar-benarnya gerakan yang tanpa ditunggangi kepentingan faksi dan afiliasi ke seorang tokoh tertentu. Sesuatu yang selama ini telah menjadi nilai yang merusakan sebelanga susu

Dia juga menambahkan, bahwa Gerakan Masyarakat Kepulauan Buton Nusantara (GERAM KEPTON) adalah semurninya gerakan rakyat dengan anak-anak muda yang menjadi lokomotif penggeraknya, dan dalam sisi kultural, Sultan adalah wakil tertingginya rakyat, beliau didaulat memangku aspirasi

“Terima kasih Yang Mulia Sultan Buton, telah memulai mengambil langkah maju yang berani ini”, pujinya.

Dia juga tak lupa berterima kasih kepada Gubernur Sultra, Ali Mazi atas sambutan yang menggembirakan.

“Dua hal kini di tangan Bapak Gubernur, satunya sudah berhasil, dan yang satu sisanya semoga dapat juga berhasil”, ucapnya penuh harap.

“Salah satu yang sudah berhasil itu adalah Pahlawan Nasional Oputa Yi Koo, satu lainnya yang semoga juga dapat berhasil di tangan Bapak Gubernur adalah terbentuknya Provinsi Kepulauan Buton”, tambahnya.

Dua hal itu, katanya, jika benar-benar berhasil, akan menjadi legasi yang tak di lekang waktu dan akan terus dikenang selamanya oleh orang Buton.

“Semoga arwah auliah dari “sumanga” para leluhur tanah negeri Butuuni, menyertai di semua kita”, katanya menutup

Reporter : JSR

Editor : YA

Komentar