Butuh Solusi Efektif Untuk Mengakhiri Covid-19

Ummu Najma Laila
(Relawan media, Sulawesi Tenggara )

TEGAS.CO,. NUSANTARA – Temuan varian baru virus covid-19, kembali menggemparkan daerah Jawa dan sekitarnya. Seperti yang disampaikan gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo , dia menegaskan “ varian baru virus Covid-19 penularannya lebih cepat dibanding virus varian Sebelumnya” . Kepada masyarakat di himbau waspada dengan penularannya. (CCN Indonesia, Minggu 13/62021)

Seiring dengan munculnya varian baru dan untuk mencegah menyebaran covid-19 di Jawa dan Bali, pemerintah mengumumkan akan diberlakukan pengetatan dan penetapan aturan baru yang mulai berlaku pada 3 hingga 20 Juli 2021, yang disebut Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat. Diikuti dengan program vaksinasi massal , 1 juta suntikan perhari di bulan Juli yang ditargetkan 43,7 juta suntikan dan 2 juta suntikan perhari di bulan Agustus. ( kompas.com, 30/6/2021).

Selain itu , peningkatan koordinasi dan 3T (Testing, Tracing dan Treatment) pada penanganan covid-19 terus dilakukan. Namun anehnya lonjakan kasus covid-19 pun terus melaju, sehingga banyak pihak yang menyangsikan kebijakan ini berhasil . Seperti yang di sampaikan oleh Dicky budiman ,epidemiolog dari Griffith University bahwa PPKM Darurat tidak akan efektif. Kerancuan adanya zonasi-zonasi , esensial dan tidak esensial dalam kebijakan tersebut akan menimbulkan multitafsir.

Sebab kebijakan PPKM Darurat yang diterapkan berdasarkan faktor laju penularan dan kapasitas respon disuatu daerah sesuai rekomendasi WHO . Pengetatan aktivasinya antara lain mencakup 100 persen WFH untuk non esensial, 50 persen WFO untuk sektor esensial dan 100 persen WFO untuk sektor kritikal. Kegiatan belajar mengajar 100 persen daring , swalayan,toko, pasar di batasi hingga jam 20.00 dengan kapasitas pengunjung 50 persen dan kartu vaksin bagi yang melakukan perjalanan ( tempo.co,2/7/2021).

Ditambah lagi kementrian industri, akan mempermudah menetapkan kawasan industri bersatatus objek vital nasional yang pastinya membuka peluang besar bagi para usahawan sekaligus meperrancu WFH dan WFO. Kebijakan ini di nilai tidak jauh beda dengan yang sebelumnya. Jadi wajar jika menimbulkan kehawatiran tidak efektifnya kebijakan ini.

Bahkan melahirkan keraguan ditengah masyarakat, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah virus Covid-19 ini benar adanya?. Hal ini disebabkan oleh simpang siur nya penangan Covid-19. Disatu sisi di tutup disisilain dibebaskan, seperti yag diberitakan baru- baru ini 20 TKA dari Cina tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, kab. Maros, Sulawesi Selatan (CNN Indonesia Minggu,04/07/2021).

Maka tidak mengherankan jika masyarakat banyak mengabaikan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah, semua itu merupakan bentuk kejenuhan dan kekecewaan terhadap kebijakan yang tidak pernah berpihak pada rakyat yang menyebabkan ketidak percayaan masyarakat semakin besar karena masyarakat hampir tidak merasakan keadilan dan kesejateraan yang mereka harapkan.

Termasuk penanganan Covid-19, sejatihnya masyarakat butuh solusi yang efektif . Bukan kebijakan yang seringkali mengecewakan, solusi efektif itu bisa ditempuh dengan cara mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, agar keduanya bahu membahu bekerjasama dalam menyelesaikan pandemi. Karena itu dibutuhkan hadirnya pemimpin yang bertaqwah dan amanah serta sistem kesehatan, sistem ekonomi dan sistem politik yang tangguh.

Kepemimpinan dan sisitem yang tepat akan mampu mendayagunakan semua potensi yang dimiliki oleh negara dalam rangka meciptakan keadilan dan kesejateraan yang diharapkan rakyat. Sebagaimana kepemimpinan para khalifah , contohnya pada masa kepemimpinan Umar bin khatab yang menerapkan sistem hukum Islam yang kaffah yang mampu memberi solusi efektif bagi setiap warga negaranya.

Misalnya dengan memberikan jaminan pemberian kebutuhan hidup harian pasien pendemi dan keluarga yang ditanggungnya, sebab mereka tidak bisa mencari nafkah dimasa isolasi, kemudian tidak memberlakukan lockdown total terhadap aktivitas warga negara didalam negeri dan menutup akses luar masuk wilayah negara agar transmisi virus tidak terjadi antar negara. Semua dilakukan untuk kepentingan warga negara.

Penerintah yang cinta pada rakyatnya, bekerja hanya untuk melayani rakyatnya, hanya akan ada dalam masyarakat yang menjadikan Islam kaffah sebagai sistem hidupnya, tunduk dan ikhlas dengan sistem Illahi , yang penuh rahmat dan keberkahan. Karena yakin akan janji-Nya. “ Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi…” (QS. Al-A’raf: 96). Wallahu’alam bishawab.

Penulis : Ummu Najma Laila
(Relawan media, Sulawesi Tenggara )

Editor : YA

Komentar