Pagi ini saya kembali terpana. Melihat foto yang dikirim rekan Mey – Aleh Atm Ketua Posko Berbagi Baubau. Dalam gambar seorang perwira menegah polisi berpangkat AKBP bersama sejumlah aparat polisi sedang mendorong kereta bayi. Lokasinya berada di pelabuhan Murhum, kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra). Sayang tak tampak satu pun ada pejabat sipil dalam foto tersebut. Kemana mereka? Foto diambil pagi ini jam 06.15 Wita saat rekan Mey mau berangkat dengan kapal laut menuju Kendari. Untuk rujuk ke dokter spesialis bedah saraf di RSUP Bahteramas.
Balita dalam dalam kereta itu adalah Fahril Supardin (14 bulan). Balita dari keluarga miskin di Buton (bukan wilayah kerja Polresta Baubau). Yang minggu lalu saya tulis di beranda FB ini. Karena keluarganya sangat membutuhkan dukungan donasi untuk operasi tumor di belakang kepalanya. Penyakit yang dideritanya sejak lahir.
AKBP Rio Tangkari nama perwira polisi itu. Asalnya dari Lampung. Dia adalah Kapolresta Baubau. Sejak bertugas hampir satu tahun di kota Baubau, tindakan nyatanya dalam membantu keluarga miskin yang sedang kesulitan biaya, juga berbagi sedekah, selalu terdepan –dan jadi perhatian publik. Tak pernah sekalipun dia menolak bila kami, tim relawan, menghubungi untuk koordinasi membantu bila ada pasien atau keluarga miskin butuh bantuan. Apatah lagi bila ada pengaduan warga menyangkut kamtibmas, tugas pokoknya. Responnya cepat dan konkret. Dia berpikiran terbuka, termasuk pada kritik. Ini tulisan kedua saya soal dia (Baca: Keteladanan dari Polisi di Baubau, 10 Februari 2021).
Semoga inspirasi dari Kapolres Baubau, Pak Rio, bisa menggerakkan hati nurani para elit pejabat lokal lain di Sultra. Khususnya orang-orang kaya dan mampu di jazirah Kepulauan Buton sana. Agar mau juga turun tangan, berbagi dan membantu konkret untuk ringankan kesulitan bagi sesama yang papa dan miskin.
Saya orang Buton. Saya berterima kasih Pak Rio.
PENULIS: ERWIN USMAN (PENA 98)
AN EDITOR IN CHIEF: MAS’UD
Komentar