Kepemimpinan Islam Mewujudkan Kemerdekaan yang Sebenarnya

Ismatul Khofiyah (Pemerhati Sosial)

TEGAS.CO.,NUSANTARA – Tak terasa kita telah melewati bulan Agustus. Tanggal 17 Agustus adalah momentum yang bermakna dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia,. Dengan usia kemerdekaan yang sudah 76 tahun, seharusnya tujuan kemerdekaan sudah bisa terwujudkan. Di tengah suasana perayaan dan situasi pandemi ini, tentu selayaknya kita bertanya “Apakah kita sudah merdeka secara hakiki?”, “Apakah kita telah sungguh-sungguh terbebas dari segala bentuk penjajahan?”.

Faktanya, tidak demikian adanya. Dalam segala bidang, kita masih terjajah baik secara ekonomi, politik, pemikiran, budaya, hukum dan sebagainya yang tujuan utamanya tetap sama, yaitu mengeksploitasi kekayaan negeri ini demi kesejahteraan dan kemakmuran kaum penjajah gaya baru. Tangan-tangan mereka masih kuat mencengkeram dengan berbagai mekanisme dan caranya sehingga walaupun sudah 76 tahun kita merdeka, kita masih belum merdeka. Kemerdekaan yang sebenarnya adalah dengan mewujudkan penghambaan hanya kepada Allah Swt., itulah misi utama Islam dan itulah arti dari sebuah kemerdekaan.

Iklan KPU Sultra

Dalam pandangan Islam, kemerdekaan yang hakiki dapat terwujud saat manusia terbebas dari segala bentuk penghambaan dan perbudakan oleh sesama manusia. Dengan kata lain, Islam menghendaki agar manusia benar-benar merdeka dari segala bentuk penjajahan, eksploitasi, penindasan, kezaliman, perbudakan, dan penghambaan dengan manusia yang lain. Islam datang untuk membebaskan manusia dari kesempitan dunia akibat penerapan aturan buatan manusia menuju kelapangan dunia (rahmatan lil alamin). Islam juga datang untuk membebaskan manusia dari kezaliman sistem-sistem selain Islam menuju keadilan Islam. Semua itu akan menjadi nyata jika umat manusia mengembalikan kembali hak penerapan aturan hukum hanya kepada Allah SWT, dan Rasul-Nya. Caranya dengan memberlakukan syariat Islam secara Kaffah dalam seluruh aspek kehidupan.

Tanpa itu, kemerdekaan hakiki, kelapangan dunia dan keadilan Islam tidak akan pernah terwujud selama aturan hukum dan sistem buatan manusia yang bersumber dari akal dan hawa nafsu mereka terus terapkan dan pertahankan, maka selama itu pula akan terus terjadi penjajahan, kesempitan dan kezaliman. Sebagaimana Allah Swt. telah memperingatkan hal tersebut dalam QS. Thaha ayat 124 : ”Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh baginya kehidupan yang sempit dan Kami akan mengumpulkan dirinya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.

Karena itulah, Allah SWT memerintahkan untuk menerapkan syariat Islam dalam bingkai Khilafah dalam seluruh aspek kehidupan sebagai bukti kebenaran dan kesempurnaan, keimanan dan penghambaan hanya kepada Allah Swt. Tugas pemimpin atau penguasa dalam Islam adalah melakukan pengaturan seluruh urusan manusia, memecahkan problematik kehidupan dengan syariat yang berasal dari Sang Pemilik hidup dan kehidupan.

Dengan sistem kepemimpinan Islam yaitu imamah atau Khilafah, inilah yang benar-benar mampu mewujudkan kemerdekaan yang sebenarnya bagi umat manusia. Hanya sistem ini pula yang sekaligus mampu mewujudkan tujuan kemerdekaan yaitu kehidupan yang adil, makmur, sejahtera, aman dan tenteram tentu dengan Ridha Allah Swt.

Wallahu a’lam bi sawwab.

 

The Author: Ismatul Khofiyah (Pemerhati Sosial)

Editing by: H5P

 

 

Komentar