TEGAS.CO, KENDARI – Perusahaan pertambangan PT Gerbang Multi Sejahtera (GMS) yang beroperasi di wilayah Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar kegiatan Konsultasi Publik Pasca Tambang, dan sosialisasi Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) lingkar tambang. Bertempat disalah satu Hotel di Kota Kendari, Kamis (14/10/2021).
Kegiatan tersebut adalah bentuk komitmen dan kepedulian PT GMS dalam hal peningkatan kesejahteraan dan pengembangan pemberdayaan masyarakat lingkar tambang.
Project Manager PT GMS, Muh Aris ST menjelaskan, bahwa usai melaksanakan kegiatan konsultasi publik tersebut pihaknya telah mendengar langsung aspirasi masyarakat khususnya masyarakat lingkar tambang yang hadir mewakili desa masing-masing.
“Perusahaan PT GMS dalam mewujudkan keinginan masyarakat terkait pengembangan pemberdayaan masyarakat. Seperti yang telah disampaikan oleh masyarakat yang hadir dalam kegiatan kemarin, tentunya pihak perusahaan sangat merespon hal tersebut,” jelas Aris.
Terkait dengan keinginan masyarakat, kata Aris, yang menginginkan adanya pembangunan infrastruktur jalan, Ia mengaku, pihak perusahaan sangat merespon itu dan sudah pernah dicoba sebelumnya pembangunan jalan tersebut, namun kendalanya ada pada lahan yang tidak tersedia.
Olehnya itu, lanjut Aris, pihaknya menyarankan agar segera dilakukan pembebasan lahan, agar supaya pihak perusahaan cepat merealisasikan pembangunan infrastruktur jalan tersebut.
Sedangkan bentuk pengembangan pemberdayaan lainnya, sambung Aris, yang dimaksud masyarakat dalam kegiatan kemarin, yakni seperti adanya perhatian perusahaan dalam bidang pendidikan, sosial dan agama. PT GMS sudah mewujudkannya, bahkan saat ini ada yang masih sementara sedang berjalan.
“Seperti dibidang pendidikan adanya bembangunan gedung asrama mahasiswa yang tak lama lagi selesai, bantuan Bus Sekolah dan Beasiswa. Untuk sosialnya itu dalam bentuk kompensasi, kemudian memberikan peluang kerja bagi masyarakat lingkar tambang yang memiliki bakat di bidang pertambangan. Terus ada juga pembagian sembako, adapun dalam bidang agama perusahaan sudah mewujudkan pembangunan tempat ibadah (Masjid) di 9 Desa. Kesemuanya itu adalah bentuk komitmen dan wujud kepedulian perusahaan PT GMS terhadap masyarakat lingkar tambang,” sambungnya.
Sementara itu, menanggapi soal isu lingkungan Ia menjelaskan, bahwa terkait dengan penanggulangan dampak lingkungan pihak perusahan telah melakukan upaya penanggulangan tersebut.
“Adapun adanya isu soal dampak lingkungan, hal itu bisa saja terjadi. Sebab dengan adanya perubahan iklim. Namun pihak perusahaan PT GMS sudah melakukan langkah-langkah antisipasi dalam penanggulangan dampak lingkungan tersebut,” katanya.
Adapun terkait dengan pasca tambang, Ia menjelaskan, bahwa kegiatan pasca tambang yang sudah direncanakan akan tetap berlanjut, nanti setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan selesai baru dilaksanakan. Sehingga beriringan itu pula dalam memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah pertambangan dapat terlaksana dengan baik.
Karena itu, kata dia, pihak PT GMS mengundang masyarakat lingkar tambang dengan tujuan untuk menampung saran dan masukan masyarakat, kira-kira setelah pasca tambang keinginan masyarakat seperti apa.
“Jadi tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mengkonsultasikan kepada masyarakat lingkar tambang, setelah pasca tambang keinginan masyarakat seperti apa. Apakah setelah pasca tambang lingkungan pertambangan akan dijadikan tempat wisata atau seperti apa,” pungkasnya.
“Sehingga setelah selesai proses pertambangan, lingkungan pertambangan tersebut bisa di pulihkan lagi fungsi lingkungan alamnya dan fungsi sosialnya,” tutupnya.
Terpisah, Inspektur Pertambagan Kementrian ESDM, Kamrullah yang turut hadir dalam kegiatan konsultasi pasca tambang tersebut saat dikonfirmasi terkait isu dampak lingkungan PT GMS, hal itu disebabkan adanya Sedimen Pond yang jebol sehingga pihak Kementrian ESDM mengeluarkan surat penghentian sementara.
Meski begitu, kata dia, PT GMS masih bisa melakukan proses pengapalan dan penjualan. Sebab dampak yang ditimbulkan itu karena adanya Sedimen Pond yang jebol, tidak berkaitan dengan proses pengapalan dan penjualan. Sehingga hanya produksinya saja yang dihentikan sementara.
“Jadi nanti, jika sudah selesai perbaikan Sedimen Pond tersebut pihak PT GMS bisa produksi kembali lagi,” terangnya.
Kata dia, PT GMS nanti bisa menyurat kembali ke Kementrian ESDM untuk dilakukan pengecekan ulang, kalau setelah dicek dan memenuhi standar kelayakan maka PT GMS diberikan kembali haknya untuk melakukan produksi di wilayah tambang PT GMS tersebut.
Laporan : DIN
Editor : YA
Komentar