TEGAS.CO.,KOLUT – Kegiatan pertambangan bukanlah suatu usaha ekonomi berkelanjutan. Karena itu, diperlukan penerapan sistem penambangan yang sesuai agar perolehannya dapat optimal tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.
Beberapa orang mungkin beranggapan bahwa operasi penambangan sangat sedikit mempedulikan aspek lingkungan, seperti melakukan penebangan pohon dan hutan yang sudah ada sebelumnya. Akan tetapi, pada kenyataannya, perusahaan tambang sebenarnya diwajibkan untuk mengembalikan fungsi lahan/hutan yang sebelumnya dikupas, yakni dengan melakukan rehabilitasi.
Hal ini juga diatur dalam Peraturan Menteri ESDM nomor 7 tahun 2014 tentang Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang Pada Kegiatan Usaha Pertambangan.
Rehabilitasi merupakan suatu kegiatan memperbaiki dan memulihkan kembali lahan yang rusak akibat kegiatan usaha penambangan, salah satu contohnya adalah dengan melakukan penanaman kembali vegetasi dan penyuburan kembali lahan. Namun, kenyataannya tak sedikit lahan – lahan bekas tambang hanya diltinggalkan begitu saja tanpa ada rehabilitasi untuk dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat.
Hal ini membuat Demplot Bios-44 Divif-3 Kostrad melakukan rehabilitasi lahan – lahan bekas tambang yang ada disejumlah wilayah Indonesia, termasuk bekas tambang nikel di Desa Sulaho Kecamatan Lambai Kabupaten Kolaka Utara (Kokut) Sulawesi Tenggara.
Hal tersebut, epatnya dilakukan di wilayah IUP Putra Dermawan Pratama (PT PDP) karena pihak management PT PDP bekerja sama untuk rehabilitasi lahan oleh DIFIV-3 Kostrad, agar lahan bekas penambangan yang ditinggalkan oleh para penambang ilegal yang tidak bertanggung jawab, dapat kembali dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar, (24/10/2021).
Izin Usaha Pertambangan 850 eks PT PDP saat ini tak lagi ada aktivitas penambangan berdasarkan hasil rapat Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kolaka Utara, Dinas PTSP Kolaka Utara bersama pemerintah setempat baik kecamatan dan kepala desa.
Menurut Aster Divif 3 Kostrad, Kolonel Wahyu Hadi Soenaryo mengatakan, dalam rehabilitasi ini, tidak hanya sekedar menanam pohon pada lahan – lahan bekas penambangan, akan tetapi juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat bagiamana cara untuk melakukan rehabilitasi lahan non produktif menjadi lahan produktif, seperti rehabilitasi tambak dan peternakan dengan memperkenalkan hasil kreasi anak bangsa yaitu BIOS-44 dengan berbekal ilmu dan riset oleh insitusi negara yaitu TNI AD.
“Aktifitas ini kami lakukan terutama pada lahan – lahan kritis yang sulit untuk dimanfaatkan kembali, biasanya lahan – lahan bekas tambang hanya diltinggalkan begitu saja tanpa ada rehabilitasi untuk dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat. Oleh karena itu, dengan kegiatan pemulihan lahan ini menjadikan lahan yang tidak produktif menjadi lahan prduktif bernilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” ungkap Wahyu Hadi Soenaryo.
Selain itu, Wahyu menambahkan, dalam melakukan kegiatan rehabilitasi lahan, Demplot Bios – 44 Divif – 3 Kostrad menggandeng masyarakat sekitar, sehingga masyarakat menyambut positif kegiatan tersebut dan berterima kasih kepada Pihak Management PT PDP dan DIVIF 3 Kostrad karena adanya kegiatan tersebut lahan lahan yang tidak produktif nantinya akan dapat digunakana kembali.
Bahkan rehabilitasi yang berlangsung selama satu bulan ini, DIVIF – 3 Kostrad juga menemukan adanya keluhan masyarakat di sekitar IUP PT PDP yang terletak di pinggir pantai sangat membutuhkan air bersih. dengan melihat keadaan tersebut Divif – 3 Kostrad mencoba memberikan solusi dari permasalahan tersebut karena Divif-3 Kostrad memiliki teknologi yang dapat merubah air laut menjadi air bersih.
“Jadi terkait keluhan dari masyarakat yang selama ini kesulitan air bersih, jadi DIFIV – 3 Kostrad akan membantu peralatan dan teknologinya dalam merubah air laut menjadi air bersih di lokasi sekitar area PT PDP,” terangnya.
Reporter: Aslan
Editor: H5P
Komentar